Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jejak Penerbitan Buku Puisi, Cerpen, dan Novel dalam Sastra NTT Sampai Desember 2022

Yohanes Sehandi 1, Rosa Dalima Bunga 2

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Jln. Sam Ratulangi, Ende, Email yohanessehandi@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian tentang jejak atau sejarah penerbitan buku-buku sastra Indonesia di berbagai daerah provinsi di Indonesia sampai kini jarang dilakukan para peneliti sastra. Hal itu terjadi pula dalam sastra Indonesia yang bertumbuh dan berkembang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang kini dikenal dengan nama sastra NTT. Artikel ini bertujuan meneliti jejak atau sejarah penerbitan buku-buku sastra yang meliputi buku puisi, buku cerpen, dan buku novel dalam sastra NTT. Akan ditelusuri siapa dan kapan orang NTT pertama yang menerbitkan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT. Akan ditelusuri pula berapa jumlah penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT sampai dengan Desember 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis deskriptif. Metode penelitian historis deskriptif adalah metode penelitian yang dengan kritis menelusuri sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan pengalaman masa lampau dengan menimbang dengan cermat tentang bukti validitas dari sumber-sumber sejarah yang ada kemudian diinterpretasi dan dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penerbitan buku sastra NTT sejak penerbitan pertama sampai dengan Desember 2022 sebanyak 274 judul. Adapun perinciannya, penerbitan buku puisi sebanyak 123 judul, buku cerpen sebanyak 65 judul, dan buku novel sebanyak 86 judul. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi puisi adalah Dami N. Toda (1942-2006) pada 1976 dengan judul Penyair Muda di Depan Forum diterbitkan Penerbit Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Jakarta. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi cerpen adalah Gerson Poyk (1931-2017) pada 1975 dengan tiga buku cerpen yang diterbitkan serentak, yakni Nostalgia Nusa Tenggara, Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Aleksander Rajagukguk, dan Matias Akankari. Ketiga buku cerpen Gerson ini diterbitkan oleh Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku novel adalah Gerson Poyk pada 1964 dengan judul Hari-Hari Pertama yang diterbitkan Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Kata Kunci: Sastra NTT, jejak buku puisi, jejak buku cerpen, jejak buku novel.

ABSTRACT

Research on the traces or history of the publication of Indonesian literary books in various provinces in Indonesia has so far rarely been carried out by literary researchers. This also happened in Indonesian literature which grew and developed in the province of East Nusa Tenggara (NTT), which is now known as NTT literature. This article aims to examine the traces or history of the publication of literary books which include poetry books, short story books, and novels in NTT literature. It will be traced who and when was the first NTT person to publish books of poetry, short stories and novels in NTT literature. It will also be traced how many poetry books, short stories, and novels have been published in NTT literature until December 2022. The research method used is descriptive historical research method. Descriptive historical research method is a research method that critically traces the history of growth, development, and past experiences by carefully considering the validity evidence from existing historical sources and then interpreting and describing it. The results of the research show that the number of books published in NTT literature from the first publication until December 2022 was 274 titles. As for the details, the publication of 123 poetry books, 65 short story books, and 86 novel books. The first NTT writer to publish an anthology of poetry was Dami N. Toda (1942-2006) in 1976 with the title Young Poet in Front of the Forum published by the Jakarta Arts Council Publisher (DKJ), Jakarta. The first NTT writer to publish an anthology of short stories was Gerson Poyk (1931-2017) in 1975 with three short story books published simultaneously, namely Nostalgia Nusa Tenggara, Oleng-Kemoleng & The Love Letters of Aleksander Rajagukguk, and Matias Akankari. The three books of Gerson's short stories are published by Nusa Indah Publisher, Ende, Flores. The first NTT writer to publish a novel was Gerson Poyk in 1964 with the title First Days published by BPK Gunung Mulia Publisher, Jakarta. Keywords: NTT Literature, trail of poetry books, trace of short story books, trace of novel books.

PENDAHULUAN

Harus diakui bahwa sampai dengan saat ini perhatian para peneliti, pengamat, dan kritikus sastra Indonesia untuk melakukan penelitian terhadap sejarah pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia di berbagai provinsi di Indonesia tidak banyak bahkan jarang dilakukan, termasuk penelitian tentang penerbitan buku-buku sastra Indonesia di berbagai daerah di Indonesia. Yang banyak dilakukan para peneliti, pengamat, dan kritikus sastra adalah penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia di Sumatera, Jawa, dan Bali yang cenderung masuk dalam kategori sastra kota. Akibatnya, sastra Indonesia dikesankan sebagai sastra Indonesia yang bertumbuh dan berkembang di Indonesia Bagian Barat, sedangkan sastra Indonesia di Bagian Tengah dan Bagian Timur diabaikan.

Sebagai akademisi sastra yang bertempat tinggal di daerah, yakni dosen sastra Indonesia di Universitas Flores, Ende, penulis merasakan ketimpangan tersebut. Menyadari ketimpangan itu maka mulai tahun 2010 penulis mulai melakukan penelitian secara mandiri tentang pertumbuhan dan perkembangan sastra Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini dikenal dengan sebutan sastra NTT. Hasilnya, sampai dengan saat ini, telah terbit tiga judul buku, yakni Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2012); Sastra Indonesia Warna Daerah NTT (Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2015); dan Sastra Indonesia di NTT dalam Kritik dan Esai (Penerbit Ombak, Yogyakarta, 2017).

Sebelum menelusuri jejak penerbitan buku sastra Indonesia di Provinsi NTT, perlu dijelaskan lebih dahulu pengertian sastra NTT dan sastrawan NTT. Sastra NTT yang dimaksudkan di sini adalah sastra Indonesia yang bertumbuh dan berkembang di Provinsi NTT. Sastra NTT juga bisa diartikan sebagai sastra Indonesia warna daerah atau warna lokal Provinsi NTT. Sastra NTT adalah bagian dari sastra nasional Indonesia yang memberi warna khas daerah NTT dalam sastra Indonesia. Sastra NTT berbeda dengan “sastra daerah NTT.” Sastra daerah NTT ditulis dalam bahasa-bahasa daerah di NTT, sedangkan sastra NTT ditulis dalam bahasa Indonesia, sebagaimana halnya dengan sastra Indonesia di provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Kalau ada sastra NTT ada pula sastrawan NTT. Sastrawan NTT adalah penulis karya sastra dalam bahasa Indonesia yang “berasal dari NTT” atau “keturunan orang NTT.” Berasal dari NTT maksudnya, sastrawan itu bisa lahir dan tinggal di NTT, bisa pula lahir di NTT, tetapi tinggal di luar NTT. Sastrawan yang lahir dan tinggal di NTT, misalnya Mezra E. Pellondou, lahir di Kupang (NTT) pada 21 Oktober 1969 dan tinggal di Kupang sampai sekarang ini. Sastrawan yang lahir di NTT, tetapi tinggal di luar NTT, misalnya Dami N. Toda, lahir di Cewang, Pongkor, Manggarai (NTT) pada 29 September 1942, tetapi tinggal di Yogyakarta, kemudian Jakarta, kemudian Hamburg (Jerman) sampai meninggal dunia pada 10 November 2006. Baik Mezra E. Pellondou maupun Dami N. Toda adalah sastrawan NTT. Di tingkat nasional keduanya adalah sastrawan Indonesia. Keduanya masuk dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (Editor Maman S. Mahayana, 2017).

Sedangkan sastrawan NTT yang merupakan keturunan orang NTT maksudnya, sastrawan itu meskipun lahir di luar NTT, tetapi dia keturunan (berdarah) NTT. Misalnya, Fanny J. Poyk, lahir di Bima (NTB) pada 18 November 1960, tetapi dari orang tua NTT, yakni Gerson Poyk. Gerson Poyk adalah sastrawan Indonesia berasal dari NTT, lahir di Namodale, Rote (NTT), pernah tinggal di Bima, di Maluku, Bali, Surabaya, dan Jakarta. Fanny J. Poyk anak sulung Gerson Poyk, kini tinggal di Jakarta. Dia adalah sastrawan NTT. Di tingkat nasional Fanny J. Poyk adalah sastrawan Indonesia, masuk dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (Editor Maman S. Mahayana, 2017).

Setelah dijelaskan pengertian sastra NTT dan sastrawan NTT di atas, maka muncul sejumlah pertanyaan berkaitan dengan penerbitan buku sastra NTT, yang meliputi penerbitan buku puisi, buku cerpen, dan buku novel. Sejumlah pertanyaan itu, antara lain, bagaimanakah sejarah penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT? Siapakah sastrawan NTT  pertama yang menerbitkan buku puisi, cerpen, dan novel dan diterbitkan pada tahun berapa? Berapa jumlah karya sastrawan NTT yang diterbitkan dalam bentuk buku puisi, cerpen, dan novel sampai dengan Desember 2022? Sejumlah pertanyaan di atas, sampai dengan saat ini belum pernah dilakukan penelitian oleh para peneliti, pengamat, dan kritikus sastra Indonesia.  

Penelitian ini bertujuan utama menjawab sejumlah pertanyaan di atas. Akan ditelusuri sejarah penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT. Ditelusuri siapa dan kapan orang NTT pertama yang menerbitkan buku puisi, buku cerpen, dan buku novel. Ditelusuri pula jumlah buku antologi puisi, antologi cerpen, dan buku novel yang diterbitkan dalam sastra NTT sampai dengan Desember 2022.

METODE  PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis deskriptif. Metode historis deskriptif adalah metode penelitian yang dengan kritis menelusuri sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan pengalaman masa lampau dengan menimbang dengan cermat tentang bukti validitas dari berbagai sumber sejarah kemudian diinterpretasi dan dideskripsikan (Suyanto, dkk. 2015: xv). Ketepatan metode penelitian yang dipilih berimplikasi pada kesahihan dan keabsahan hasil penelitian yang diperoleh (Qalyubi, 2021: 331). Dalam melacak jejak penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT dilakukan studi pustaka. Sumber data pustaka yang digunakan berupa dokumen tertulis berupa buku, majalah, dan surat kabar yang diperoleh di perpustakaan umum, perpustakaan daerah, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin di Jakarta, dan perpustakaan pribadi sejumlah sastrawan NTT yang terjangkau oleh peneliti.

Metode historis deskriptif ini memperlakukan data sejarah sebagai sesuatu yang bermakna secara intrinsik dengan pengambilan data yang bersifat induktif, subjektif, dinamis, dan diakhiri dengan temuan sebagai kesimpulan. Mekanisme kerja metode historis deskriptif adalah dengan menelusuri sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan pengalaman masa lampau secara akurat kemudian membuat deskripsi, menyajikan fakta dan data secara sistematis dan akurat berdasarkan hasil studi pustaka dan dokumentasi. Dilakukan inventarisasi, identifikasi, dan interpretasi setiap sastrawan NTT beserta karya sastra yang telah diterbitkannya, baik berupa buku puisi, buku cerpen, maupun buku novel.


Setiap sastrawan NTT ditelusiri jejak kepenulisannya, sejak kapan dia menulis dan buku karya sastra apa saja yang telah diterbitkannya, apakah buku puisi, cerpen, atau buku novel. Ditelusuri pula data publikasi setiap buku puisi, cerpen, dan novel yang telah diterbitkan, seperti apa judul buku, tahun terbit buku, nama penerbit buku, dan kota tempat penerbit buku. Terakhir dilakukan deskripsi secara kuantitatif jumlah penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel karya para sastrawan NTT sampai dengan Desember 2022.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelacakan jejak atau sejarah penerbitan karya sastra dalam sastra NTT dilakukan lewat dua strategi, yakni penelusuran lewat media massa cetak dan penelusuran lewat penerbitan buku antologi puisi, cerpen, dan novel yang dilakukan para sastrawan NTT. Pelacakan lewat media massa cetak dilakukan pada sejumlah media massa cetak tingkat nasional, terutama majalah sastra dan budaya, yang memuat karya sastra para sastrawan NTT. Pelacakan lewat penerbitan buku dilakukan pada penerbit-penerbit yang menerbitkan buku-buku sastra, toko-toko buku yang menjual buku sastra, dan dokumen pribadi para sastrawan NTT yang telah menerbitkan buku-buku sastra.

Berdasarkan data yang ditemukan lewat kedua strategi pelacakan di atas, maka ditemukan sastrawan-sastrawan NTT yang menulis dan menerbitkan puisi (buku puisi), cerpen (buku cerpen), dan buku novel, kapan dituliskan, dan apa nama penerbit yang menerbitkan buku-buku sastra tersebut. Lewat dua strategi di atas pula maka ditemukan sejarah pertumbuhan dan perkembangan penerbitan buku sastra karya para sastrawan NTT, nama-nama sastrawan NTT yang pertama kali kami menerbitkan buku puisi, buku cerpen, dan buku novel, serta jumlah penerbitan buku puisi, buku cerpen, dan buku novel dalam sastra NTT sampai Desember 2022.  

Jejak Penerbitan Buku Puisi

Dalam upaya melacak atau menelusuri jejak atau sejarah penerbitan buku puisi dalam sastra NTT, ada sejumlah pertanyaan yang muncul, antara lain, sejak kapan orang NTT menulis puisi? Siapa perintisnya? Berapa jumlah buku antologi puisi yang telah diterbitkan sampai dengan Desember 2022? Siapa saja penyair NTT yang kini tampil di panggung sastra Indonesia?

Melacak jejak puisi dalam sastra NTT dilakukan lewat berbagai media massa cetak yang terbit di tingkat nasional, terutama majalah sastra dan budaya yang memuat karya puisi sastrawan NTT. Mengapa media massa cetak tingkat nasional? Karena pada masa awal sastra NTT tidak ada media massa cetak yang terbit di NTT. Media massa cetak di NTT baru muncul setelah Provinsi NTT terbentuk 1958 sebagai hasil pemekaran Provinsi Sunda Kecil menjadi Provinsi Bali, NTB, dan NTT.

Media massa cetak di NTT baru mulai memuat karya sastra puisi dan cerpen pada 1974 dalam majalah bulanan Dian (yang kemudian surat kabar mingguan Dian) yang terbit di Ende, Flores. Di tingkat nasional, menurut Mahayana (2015: xlvi), karya sastra dikenal masyarakat umum sejak tahun 1920-an dan 1930-an lewat majalah Pandji Poestaka dan Poedjangga Baru dan kemudian lewat majalah sastra yang lain, seperti majalah mingguan Mimbar Indonesia, majalah bulan Sastra, majalah bulanan Tjerita, dan majalah bulanan Horison, dan lain-lain. Jejak awal puisi karya sastrawan NTT hanya bisa dilacak lewat media-media nasional tersebut.    

Setelah melacak berbagai media massa cetak tingkat nasional di atas, penulis akhirnya menemukan orang NTT yang pertama kali menulis puisi dalam bahasa Indonesia. Orang NTT pertama itu adalah Gerson Poyk (1931-2017). Gerson Poyk lahir di Namodale, Rote, NTT, pada 16 Juni 1931 dan meninggal 24 Februari 2017. Gerson Poyk mulai menulis karya sastra sejak menjadi guru SMP dan SGA di Ternate (Maluku Utara) tahun 1956-1958 dan di Bima (Nusa Tenggara Barat) tahun 1958-1963. Disebutksan dalam biografi Gerson Poyk, ada sejumlah media cetak yang memuat karya-karya sastranya, yakni majalah mingguan Mimbar Indonesia (1947-1966), majalah bulanan Sastra (1961-1964, 1967-1969), dan majalah bulanan Tjerita. Hasil pelacakan penulis, ditemukan karya Gerson Poyk dalam majalah mingguan Mimbar Indonesia dan majalah Sastra, sedangkan dalam majalah Tjerita tidak ditemukan.

Dalam majalah mingguan Mimbar Indonesia (MI) yang terbit 1947-1966 (hidup selama 19 tahun) yang redaktur sastranya HB Jassin dan AD Donggo, ditemukan karya-karya awal Gerson Poyk dalam bentuk puisi. Adapun judul-judul puisi awal Gerson Poyk adalah (1) “Anak Karang” dalam MI Nomor 24, Tahun IX, 11 Juni 1955, halaman 19; (2) “Ulang Tahun” dalam MI Nomor 35, Tahun IX, 27 Agustus 1955, halaman 18; (3) “Sebelah Rumah” dalam MI Nomor 38, Tahun IX, 17 September 1955, halaman 18; (4) “Larut” dalam MI Nomor 38, Tahun IX, 17 September 1955, halaman 18, (5) “Tentang Niskala Aermata dan Malaria” dalam MI Nomor 28, 9 Juli 1960. Konfirmasi terakhir terhadap berbagai data yang disebutkan ini penulis lakukan pada 8 Juni 2018 pada waktu melakukan studi pustaka di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin (PDS HB Jassin) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.

Meskipun kemudian Gerson Poyk dikenal luas sebagai penulis cerita pendek (cerpen) dan novel yang handal, dan sering dijuluki sebagai Pendongeng dari Timur, kariernya di bidang sastra bermula dari menulis puisi. Sudah tiga puluhan judul buku novel dan buku cerpen karya Gerson diterbitkan dan beredar luas, beberapa di antaranya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia. Namun, sampai dengan akhir hidupnya tahun 2017, Gerson Poyk hanya menerbitkan dua buku antologi puisi, yakni Anak Karang: Kumpulan Sajak 1955-1958 (Penerbit Lukman, Yogyakarta, 1985) dan Dari Rote ke Iowa (Penerbit Kosa Kata Kita, Jakarta, 2016). Meskipun orang NTT pertama yang menulis puisi adalah Gerson Poyk, namun sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi puisi bukan Gerson Poyk.

Hasil penelitian menunjukkan, sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku puisi adalah Dami N. Toda (1942-2006). Buku antologi puisi Dami N. Toda itu berjudul Penyair Muda di Depan Forum (1976) diterbitkan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Jakarta. Setelah Dami N. Toda merintisnya, penyair NTT kedua yang menerbitkan buku puisi adalah John Dami Mukese dengan judul bukunya Doa-Doa Semesta (1983) diterbitkan Penerbit Nusa Indah, Ende.

Bagaimana kiprah penyair NTT yang lain setelah Gerson Poyk merintis menulis puisi pada tahun 1955 dan Dami N. Toda merintis menerbitkan buku antologi puisi pada tahun 1976?  Nama-nama penyair NTT bermunculan kemudian dapat disebutkan, selain Gerson Poyk, Dami N. Toda, dan John Dami Mukese, adalah Umbu Landu Paranggi, Usman D. Ganggang, Willem Berybe, Agust Dapa Loka, Maria Matildis Banda, Fanny J. Poyk, Marsel Robot, Yoseph Yapi Taum, Suster Wilda (Imelda Oliva Wisang), Mezra E. Pellondou, Santisima Gama, Sipri Senda, Alexander Aur, Amanche Franck Oe Ninu, Bara Pattyradja, Robert Fahik, Christian Dicky Senda, Mario F. Lawi, Erich Langobelen, Milla Lolong, Fritz Meko, SVD, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penerbitan buku antologi puisi dalam sastra NTT sejak pertama kali terbit tahun 1976 sampai dengan Desember 2022 (selama 46 tahun) sebanyak 123 judul. Karena terbatasnya ruangan, di sini tidak bisa dicantumkan 123 judul buku puisi karya para sastrawan NTT tersebut.

Jejak Penerbitan Buku Cerpen

Setelah melacak berbagai dokumen terjangkau, baik media massa cetak maupun di dalam buku ditambah dengan sejumlah informasi terkait dari para sastrawan NTT, baik di NTT maupun di luar NTT, akhirnya penulis menemukan orang NTT pertama yang menulis cerpen. Orang NTT pertama itu adalah Gerson Poyk (1931-2017). Beliau menulis cerpen dalam bahasa Indonesia yang dipublikasikan lewat majalah sastra tingkat nasional.

Cerpen-cerpen awal Gerson Poyk dimuat dalam sejumlah majalah sastra, yakni majalah mingguan Mimbar Indonesia, majalah bulanan Sastra, dan majalah bulanan Horison. Konfirmasi terakhir atas hasil penelitian ini penulis lakukan pada 8 Juni 2018 pada waktu melakukan studi pustaka di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin di Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh di PDS HB Jassin, Gerson Poyk mulai menulis cerpen sejak Oktober 1959.

Cerpen pertama Gerson Poyk ditemukan dalam majalah Mimbar Indonesia (MI) berjudul “Pertjakapan Selat” (MI Nomor 38-39, Tahun XIII, 10 Oktober 1959). Cerpen kedua Gerson ditemukan dalam majalah MI juga berjudul “Dalam Kecepatan 40” (MI Nomor 21, 21 Mei 1960). Cerpen ketiga Gerson ditemukan dalam majalah bulanan Sastra (Nomor 6, Tahun I, Oktober 1961) berjudul “Mutiara di Tengah Sawah” yang mendapat hadiah majalah tersebut sebagai cerpen terbaik pada 1961. Cerpen keempat Gerson berjudul “Oleng-Kemoleng” dimuat dalam majalah bulanan sastra Horison tahun 1968 dan mendapat pujian dari redaksi majalah Horison pada 1968 itu.     

Meskipun Gerson Poyk mulai menulis cerpen di beberapa media cetak tingkat nasional pada tahun 1959, namun penerbitan buku cerpen dalam sastra NTT baru dimulai pada tahun 1975. Hasil penelitian menunjukkan, orang NTT pertama yang menerbitkan buku antologi cerpen dalam sastra NTT adalah Gerson Poyk sendiri. Gerson Poyk menerbitkan secara serentak tiga judul buku antologi cerpen pada tahun 1975, yakni Nostalgia Nusa Tenggara, Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Aleksander Rajaguguk, dan Matias Akankari, ketiganya diterbitkan oleh Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores.

Bagaimana kiprah cerpenis NTT yang lain setelah Gerson Poyk merintis menulis cerpen  tahun 1959 dan menerbitkan buku cerpen pertama pada tahun 1975?  Sejumlah nama cerpenis NTT yang muncul kemudian dapat disebutkan, antara lain Julius R. Sijaranamual, Usman D. Ganggang, Maria Matildis Banda, Fanny J. Poyk, Buang Sine, Mezra E. Pellondou, Sipri Senda, Pion Ratulolly, Steph Tupeng Witin, Dicky Senda, Mario F. Lawi, Felix K. Nesi, Alexander Aur, Erlyn Lasar, Sandra Oliva Frans, Jefta H. Atapeni, Anaci Tnunay, Djho Izmail, Christo Ngasi, Hans Hayon, Kopong Bunga Lamawuran, Robertus Fahik, Alfred B. Jogo Ena, Walter Arryanto, Petrus Nandi, Fian Watu, Selo Lamatapo, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penerbitan buku cerpen dalam sastra NTT sejak pertama kali terbit tahun 1975 sampai dengan Desember 2022 (selama 47 tahun) sebanyak 64 judul. Dari 64 judul buku tersebut, 17 judul buku adalah karya Gerson Poyk. Beliaulah yang paling banyak menerbitkan buku cerpen. Karena terbatasnya ruangan, di sini tidak bisa disebutkan ke-64 judul buku cerpen karya para sastrawan NTT tersebut.

Jejak Penerbitan Buku Novel

Setelah dilacak jejak penerbitan puisi dan buku cerpen dalam sastra NTT, selanjutnya dilacak penerbitan buku novel dalam sastra NTT. Pertanyaannya sama, yakni sejak kapan orang NTT menerbitkan buku novel? Siapa perintisnya? Siapa saja para novelis NTT yang telah menerbitkan buku novel? Berapa jumlah novel yang telah diterbitkan sampai Desember 2022?

Berbeda dengan puisi dan cerpen, di mana sebelum diterbitkan dalam bentuk buku, lebih dahulu dimuat dalam surat kabar atau majalah. Penerbitan novel dalam sastra NTT langsung berupa buku, tidak diawali sebagai cerita bersambung dalam surat kabar atau majalah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, orang NTT pertama yang menerbitkan buku novel adalah Gerson Poyk. Dialah perintis penerbitan novel dalam sastra NTT, di samping perintis penerbitan buku cerpen. Novel pertama Gerson berjudul Hari-Hari Pertama diterbitkan BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1964. Novel kedua Gerson berjudul Sang Guru diterbitkan Pustaka Jaya, Jakarta, 1971. Novel ketiga berjudul Cumbuan Sabana diterbitkan Nusa Indah, Ende, 1979. Sampai dengan meninggalnya pada 24 Februari 2017, Gerson Poyk telah menerbitkan 18 judul buku novel dan 17 judul buku cerpen. Gersonlah yang paling produktif menerbitkan buku cerpen dan buku novel dalam sastra NTT.

Menurut anak kandungnya, Fanny J. Poyk, masih ada lagi buku novel dan buku cerpen Gerson Poyk yang belum ditemukan untuk didatakan. Pada waktu Gerson Poyk mengikuti Temu 2 Sastrawan NTT pada 8-10 Oktober 2015 di Universitas Flores, Ende, penulis menanyakan  langsung kepada beliau tentang jumlah buku novel, cerpen, dan puisi yang telah beliau terbitkan. Beliau sendiri tidak ingat lagi. “Pokoknya, masih ada beberapa karung,” jawabnya sambil tersenyum. Gerson Poyk termasuk sastrawan Indonesia yang kurang tertib mendolumentasikan karya-karya sastranya.

Tidak jauh berbeda dengan cerpen-cerpennya, konteks atau latar cerita pada novel-novel Gerson Poyk terjadi daerah-daerah, bahkan daerah-daerah terpencil di NTT. Kalaupun ada novel yang konteksnya di kota, tetapi karakter para tokoh yang terlibat di dalamnya mempunyai masa lalu di daerah, yang muncul di kota karena terhanyut urbanisasi.

Tema cerita Gerson dalam novel-novelnya tentang kampung, hutan, kebun, sawah, pegunungan, padang ilalang, sabana, tentang orang desa, pengalaman iris tuak, pikul kayu, masak air nira, buat jerat babi hutan, buat gubuk pakai daun lontar, tentang kebun kopi, kerja sawah, dagang kerbau, main judi, pesta rakyat, buka kebun baru, dan berbagai cerita khas masyarakat desa, yang dengan gampang dihubungkan dengan masyarakat dan budaya NTT.

Bagaimana perkembangan penerbitan novel setelah Gerson Poyk merintisnya 1964? Hasil penelitian menunjukkan, sejak penerbitan novel pertama tahun 1964 sampai dengan Desember 2022 (selama 58 tahun) sebanyak 82 judul. Pasang surut penerbitan novel dalam sastra NTT selama 58 tahun ini menarik untuk dicermati.

Dalam kurun waktu 1964-1985 (21 tahun), hanya dua novelis NTT yang menerbitkan buku novel, yakni Gerson Poyk dan Julius Sijaranmual (1944-2005). Selama 21 tahun itu, ada 13 judul buku novel diterbitkan, 8 judul karya Gerson Poyk, 5 judul karya Julius Sijaranamual. Dalam kurun waktu 1986-2005 (14 tahun), hanya dua orang pula novelis NTT yang menerbitkan buku novel, yakni Maria Matildis Banda dan Fanny Poyk. Selama 14 tahun itu, ada 11 judul novel diterbitkan, 7 judul karya Maria Matildis Banda, 4 judul karya Fanny Poyk. Dalam kurun waktu 2006-2022 (16 tahun), sebanyak 58 judul novel yang diterbitkan dalam sastra NTT. Dalam kurun waktu 16 tahun itu, hanya Julius Sijaranamual saja yang tidak berkarya lagi, sedangkan Gerson Poyk, Maria Matildis Banda, dan Fannya J. Poyk terus berkarya bersama belasan novelis baru NTT. Jumlah buku novel yang terbit selama 16 tahun terakhir sebanyak 58 judul. Inilah masa emas pertumbuhan dan perkembangan penerbitan novel dalam sastra NTT.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, jumlah penerbitan buku novel dalam sastra NTT sejak pertama kali terbit tahun 1964 sampai dengan Desember 2022 (selama 58 tahun) sebanyak 86 judul. Sejumlah judul buku novel dapat disebutkan, antara lain Sang Guru (Gerson Poyk), Tuhan Jatuh Hati (Julius Sijaranamual), Petra Southern Meteor (Yoss Gerard Lema), Perempuan Itu Bermata Saga (Agust Dapa Loka), Loe Betawi Aku Manggarai (Vincentius Jeskiel Boekan), Perempuan dari Lembah Mutis (Mezra E. Pellondou), Polisi Sampah (Buang Sine), Enu Molas di Lembah Lingko (Gerson Poyk), Suara Samudra (Maria Matildis Banda), Lamafa (Fince Bataona), Orang-Orang Oetimu (Felix K. Nesi). Karena terbatasnya ruangan, di sini tidak bisa disebutkan judul-judul novel karya para sastrawan NTT tersebut.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan utama meneliti jejak atau sejarah penerbitan buku-buku sastra yang meliputi buku puisi, buku cerpen, dan buku novel dalam sastra NTT. Sastra NTT yang dimaksudkan di sini adalah sastra Indonesia yang bertumbuh dan berkembang di Provinsi NTT. Sastra NTT juga bisa diartikan sebagai sastra Indonesia warna daerah atau warna lokal Provinsi NTT. Sastra NTT adalah bagian dari sastra nasional Indonesia yang memberi warna khas daerah NTT dalam sastra Indonesia. Sedangkan sastrawan NTT adalah penulis karya sastra dalam bahasa Indonesia yang “berasal dari NTT” atau “keturunan orang NTT.” Berasal dari NTT maksudnya, sastrawan itu bisa lahir dan tinggal di NTT, bisa pula lahir di NTT, tetapi tinggal di luar NTT. Bisa pula sastrawan NTT merupakan keturunan atau berdarah NTT karena orang tuanya berasal dari NTT.

Penelitian ini berusaha menelusuri kapan orang NTT pertama yang menerbitkan buku puisi, cerpen, dan novel. Siapa sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi puisi, buku antologi cerpen, dan buku novel dalam sastra NTT. Akan ditelusuri pula berapa jumlah penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT sampai dengan Desember 2022.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis deskriptif. Metode historis deskriptif adalah metode yang dengan kritis menelusuri sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan pengalaman masa lampau dengan menimbang dengan cermat tentang bukti validitas dari berbagai sumber sejarah kemudian diinterpretasi dan dideskripsikan. Ketepatan metode penelitian yang dipilih berimplikasi pada kesahihan dan keabsahan hasil penelitian yang diperoleh. Dalam melacak jejak penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT dilakukan studi pustaka. Sumber data pustaka yang digunakan berupa dokumen tertulis berupa buku, majalah, dan surat kabar yang diperoleh di perpustakaan umum, perpustakaan daerah, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, dan perpustakaan pribadi sejumlah sastrawan NTT yang terjangkau oleh peneliti.

Hasil penelitian menunjukkan, jumlah penerbitan buku sastra NTT sejak penerbitan pertama sampai dengan Desember 2022 sebanyak 274 judul. Adapun perinciannya, penerbitan buku puisi sebanyak 123 judul, buku cerpen sebanyak 65 judul, dan buku novel sebanyak 86 judul. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku puisi adalah Dami N. Toda (1942-2006) pada 1976 dengan judul Penyair Muda di Depan Forum diterbitkan Penerbit Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Jakarta. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi cerpen adalah Gerson Poyk (1931-2017) pada 1975 dengan tiga buku cerpen yang diterbitkan serentak, yakni Nostalgia Nusa Tenggara, Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Aleksander Rajaguguk, dan Matias Akankari. Ketiga buku cerpen ini diterbitkan oleh Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku novel adalah Gerson Poyk pada 1964 dengan judul Hari-Hari Pertama yang diterbitkan Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Denzim, K. Norman & Collin, S. Yvonna. 2011. The Sage Handbook: Qualitative Research I. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahayana, Maman S. 2015. Kitab Kritik Sastra. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Majalah Mimbar Indonesia, Nomor 24, Tahun IX, 11 Juni 1955.
Majalah Mimbar Indonesia, Nomor 35, Tahun IX, 27 Agustus 1955.
Majalah Mimbar Indonesia, Nomor 38, Tahun IX, 17 September 1955.
Majalah Mimbar Indonesia, Nomor 38-39, Tahun XIII, 10 Oktober 1959.
Majalah Sastra, Nomor 6, Tahun I, Oktober 1961.
Moleong, Lexy J. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-7. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Poyk, Gerson dan Fanny J. Poyk. 2021. Gerson Poyk, Bali, dan Aku, Sebuah Novel Biografi. Jakarta: Kosa Kata Kita.
Qalyubi, Imam. 2021. “Tilas Rempah dalam Tradisi Tutur dan Teks di Kalimantan Tengah,” dalam Sastra Rempah (Editor Novi Anoegrajekti, dkk.), Halaman 325 -- 342.  Yogyakarta: Kanisius,
Sehandi, Yohanes. 2012. Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT. Yogyakarta: Universitas   Sanata Dharma.
Sehandi, Yohanes. 2015. Sastra Indonesia Warna Daerah NTT. Yogyakarta: Universitas   Sanata Dharma.
Sehandi, Yohanes. 2017. Sastra Indonesia di NTT dalam Kritik dan Esai. Yogyakarta: Ombak.
Sehandi, Yohanes. 2022. Sastra Indonesia Pascareformasi dalam Kritik dan Esai. Jakarta: Kosa Kata Kita.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2015. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Edisi Ketiga. Jakarta: Prenada Media Group.

(Artikel ilmiah hasil penelitian ini telah dimuat dalam Innovative: Journal of Social Science Research, Volume 3, Number 2, 19 Juni 2023, Page 13124-13134)

Post a Comment for "Jejak Penerbitan Buku Puisi, Cerpen, dan Novel dalam Sastra NTT Sampai Desember 2022"