Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Metode Penelitian dan Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah


Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende

Makalah ini dibawakan sebagai Pengabdian Masyarakat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende, di Desa Kotodirumali, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, pada Sabtu, 25 Juni 2022. Para peserta adalah para guru SD, SMP, dan SMA se-Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo.

                                                                       

Metode Penelitian Ilmiah

 

Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan keilmuan yang bertujuan untuk mengumpulkan berbagai fakta dan data guna mengkaji dan menyimpulkan suatu permasalahan secara objektif. Yang dikumpulkan dalam penelitian ilmiah adalah fakta dan data. Apa itu fakta dan data? Fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi, sedangkan data adalah bukti tentang adanya fakta. Fakta, misalnya, mahasiswa dan dosen Prodi PBSI Uniflor melakukan pengabdian masyarakat di Desa Kotodirumali, pada tanggal 23-26 Juni 2022. Media online Florespos.com atau Poskupang.com, misalnya, menuliskan berita tentang pengabdian mahasiswa dan dosen PBSI Uniflor tersebut. Berita yang tertulis di media online tersebut yang disebut data.

 

Secara umum, ada dua jenis penelitian ilmiah berdasarkan tata cara pengumpulan fakta dan data. Pertama, penelitian kepustakaan, yakni penelitian ilmiah yang mengumpulkan materi penelitian dari bahan pustaka atau di perpustakaan. Bahan pustaka itu, misalnya buku, majalah, surat kabar, media online, media sosial, dan berbagai media yang lain. Misalnya, kita mau menulis karya ilmiah dengan judul “Pentingnya Budaya Literasi untuk Kemajuan Dunia Pendidikan di Nusa Tenggara Timur.” Untuk bisa menulis karya ilmiah dengan judul tersebut, maka kita harus melakukan penelitian kepustakaan, karena dalam bahan-bahan pustaka (yang ada di perpustakaan) kita mendapatkan fakta dan data yang diperlukan. Bahan-bahan yang kita peroleh lewat penelitian kepustakaan itulah yang kita gunakan untuk menulis karya ilmiah dengan judul di atas.

 

Kedua, penelitian lapangan, yakni penelitian ilmiah yang mengumpulkan materi penelitian di lapangan, misalnya di sekolah-sekolah, di kantor-kantor, di perusahaan, di kebun, di laut, dan lain-lain. Misalnya, kita mau menulis karya ilmiah dengan judul “Rendahnya Budaya Literasi Siswa SMP dan SMA di Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo.” Untuk bisa menulis karya ilmiah dengan judul tersebut, maka kita harus melakukan penelitian lapangan, dengan turun ke SMP dan SMA yang ada di Kecamatan Keo Tengah, karena para siswa SMP dan SMA yang ada di Kecamatan Keo Tengah merupakan objek penelitian kita. Yang dilakukan dalam penelitian lapangan ini berupa observasi (mengamati), wawancara, diskusi, penyebaran angket, dan lain-lain. Bahan-bahan yang kita peroleh lewat penelitian lapangan itulah yang kita gunakan untuk menulis karya ilmiah dengan judul di atas.

Ciri-Ciri Karya Ilmiah

Untuk bisa menulis karya ilmiah dengan benar, sebagai penulis kita harus mengetahui ciri-ciri sebuah karya tulis ilmiah. Berikut dijelaskan secara singkat ciri-ciri sebuah karya tulis ilmiah.

Pertama, membahas bidang ilmu tertentu. Setiap karya ilmiah harus membahas bidang ilmu tertentu, baik yang bersifat monodisiplin (satu bidang ilmu), maupun yang bersifat multidisiplin (banyak bidang ilmu) dan interdisiplin (antara bidang ilmu). Bidang-bidang ilmu itu, misalnya bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang bidang bahasa, bidang sastra, bidang politik, bidang sosiologi, bidang hukum, bidang kebudayaan, dan lain. Contoh judul karya ilmiah yang membahas bidang ilmu tertentu, antara lain (1) Pengaruh Jumlah Anggota Koperasi Kredit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Nagekeo Tahun 2021; (2) Kombinasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Para Siswa SMPK Ursula, Ende; (3) Kesalahan Morfologi Bahasa Indonesia dalam Karangan Eksposisi Para Siswa SMAN 1 Ende; (4) Tuturan Adat dalam Upacara Kelas dalam Masyarakat Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.

Kedua, menggunakan sistematika penulisan standar. Sistematika penulisan adalah tata cara penyusunan karya tulis ilmiah yang teratur dan sistematis. Sistematikan penulisan standar terdiri atas beberapa bagian: bagian pendahuluan, bagian metode, bagian hasil dan pembahasan, bagian penutupan, dan daftar pustaka. Bagian-bagian ini mempunyai keterkaitan atau koherensi yang jelas dan terjalin dengan baik. Sistematika penulisan standar untuk jenis artikel ilmiah atau makalah ilmiah sering disebut sebagai template.

Ketiga, menggunakan kutipan pendapat ahli. Dalam sebuah karya ilmiah perlu ada kutipan pendapat ahli atau pakar yang memiliki otoritas dalam bidang keilmuannya untuk memperkuat pendapat kita sebagai penulis. Untuk itu, pendapat ahli atau pakar itu harus dicantumkan disertai dengan data publikasi sumber pengambilan kutipan pendapat tersebut, misalnya dari buku, majalah, surat kabar, atau dari bahan pustaka yang lain.

Keempat, menggunakan fakta dan data. Dalam sebuah karya ilmiah diperlukan data dan fakta guna memperkuat kebenaran pernyataan, pendapat, pendirian, sikap, dan argumentasi penulis dalam karyanya. Fakta dan data yang digunakan adalah yang bersifat umum, objektif, dan diterima akal sehat. Itulah sebabnya dalam sebuah karya ilmiah sering digunakan angka-angka, kolom, bagan, dena, tabel, grafik, kurva, peta, dan sebagainya yang berisi fakta dan data.

Kelima, menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dalam karya tulis ilmiah ragam bahasa yang dipakai adalah ragam bahasa ilmiah atau ragam bahasa baku. Tidak boleh menggunakan ragam bahasa berita atau ragam bahasa sastra atau ragam bahasa lisan/percakapan. Ragam bahasa ilmiah beciri: lugas, logis, denotatif, dan efektif. Itulah sebabnya bahasa karya ilmiah terasa padat, berat, kaku, dan monoton. Seorang pembaca yang tidak terlatih membaca karya ilmiah, mudah merasa bosan dan jenuh pada waktu membaca karya ilmiah. Memang seperti itu ciri bahasa karya ilmiah.

Keenam, menggunakan daftar pustaka. Daftar  pustaka adalah bagian yang diletakkan pada bagian akhir sebuah karya ilmiah. Daftar pustaka berisi data publikasi bahan pustaka yang merupakan sumber kutipan dalam tubuh karangan. Daftar pustaka berisi nama penulis, tahun terbit/cetak bahan pustaka, judul buku (bahan pustaka), kota tempat penerbit, dan nama penerbit. Daftar pustaka berkaitan langsung dengan kutipan yang dipakai dalam tubuh karangan. Bahan pustaka yang tidak dikutip dalam tubuh karangan, tidak bisa dicantumkan dalam daftar pustaka. Itu namanya siluman. Sebaliknya, bahan pustaka yang ada dalam daftar pustaka, tetapi tidak dikutip dalam tubuh karangan, tidak bisa dicantumkan dalam daftar pustaka. Itu juga siluman.

Berdasarkan enam ciri karya ilmiah sebagaimana dijelaskan secara singkat di atas, maka dapat diidentifikasi jenis-jenis karya tulis ilmiah. Adapun jenis-jenis karya tulis ilmiah adalah (1) Makalah Ilmiah, (2) Artikel Ilmiah, (3) Proposal Penelitian, (4) Laporan Hasil Penelitian, (5) Skripsi/Tesis/Disertasi, (6) Buku Ilmiah.

Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah

Berikut dikemukan konvensi akhir naskah artikel ilmiah yang akan dimuat dalam jurnal. berikut ini adalah contoh konvensi akhir (ketentuan akhir) penulisan artikel ilmiah untuk Jurnal Literasi yang saya pimpin dan diterbitkan oleh Universitas Flores, Ende.

Pertama, artikel ilmiah yang diterima berupa naskah asli hasil penelitian ilmiah yang meliputi hasil penelitian lapangan, penelitian kepustakaan, kajian teoretis, aplikasi teori, resensi buku.  

Kedua, diutamakan artikel ilmiah karya para dosen/mahasiswa, guru SMA/MA/SMK, guru SMP/MTs, guru SD/TK, para peneliti di kalangan perguruan tinggi, dan lembaga penelitian.

Ketiga, artikel ilmiah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar atau dalam bahasa Inggris, menggunakan ragam bahasa ilmiah. Artikel ilmiah yang dikirim harus asli dan belum pernah dipublikasikan pada media massa lain dalam bentuk apapun.

Keempat, panjang naskah artikel ilmiah 6-8 halaman, menggunakan kertas A4 70 gram ukuran 21x29,7 cm. Diketik menggunakan Program MS Words dengan jarak 1,5 spasi, margin  pada sisi kiri 3 cm, pada sisi kanan, atas, dan bawah 2 cm. Nomor halaman artikel ditempatkan pada halaman bawah sebelah kanan.

Kelima, judul artikel ilmiah harus spesifik dan efektif, menggunakan jenis huruf Times News Roman (TNR) 14 kapital tebal (bold), teks subjudul menggunakan huruf TNR 12 kapital tebal, sedangkan seluruh teks artikel ilmiah menggunakan huruf TNR tipis 12. Panjang judul artikel paling banyak 12 kata dalam bahasa Indonesia, 10 kata dalam bahasa Inggris.

Keenam, nama penulis artikel ilmiah harus lengkap, tanpa dicantumkan gelar akademis apapun. Disertakan pula nama dan alamat lembaga/sekolah/perguruan tinggi tempat penulis bekerja, nomor kontak  berupa e-mail dan nomor handphone.

Ketujuh, setiap artikel harus memiliki abstrak dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Abstrak disusun dalam satu paragraf utuh dengan panjang abstrak 130-150 kata, menggunakan huruf miring (kursif) yang menggambarkan esensi isi (intisari) artikel.

Kedelapan, setelah abstrak dicantumkan kata kunci (key words) dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Kata kunci terdiri atas 3-5 kata.  Kata kunci mencerminkan konsep dasar/inti yang terkandung dalam artikel guna membantu keteraksesan artikel.

Kesembilan, sistematika penulisan artikel ilmiah yang merupakan hasil penelitian lapangan adalah:  judul artikel, nama penulis, abstrak, kata kunci, subjudul pendahuluan, subjudul metode, subjudul hasil dan pembahasan, subjudul kesimpulan, dan daftar pustaka.

Kesepuluh, sistematika penulisan artikel ilmiah yang merupakan hasil penelitian kepustakaan, kajian teoretis, aplikasi teori, dan resensi buku baru adalah: judul artikel, nama penulis, abstrak, kata kunci, subjudul pendahuluan, subjudul-subjudul lain (sesuai kebutuhan), subjudul kesimpulan, dan daftar pustaka.

Kesebelas, kutipan yang digunakan dalam artikel, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, penulisannya diintegrasikan dalam teks artikel (body not), ditempatkan dalam tanda kurung nama akhir  penulis, tahun terbit bahan pustaka, dan halaman berapa bahan pustaka dikutip.

Keduabelas, artikel ilmiah yang menyertakan catatan akhir (bukan catatan kaki), catatan akhir  ditempatkan pada bagian akhir teks artikel sebelum daftar pustaka. Nomor penunjukan catatan akhir harus sama dengan nomor penunjukan yang tercantum dalam teks artikel.

Ketigabelas, daftar pustaka mengutamakan pustaka primer yang relevan dan mutakhir (terbitan 10 tahun terakhir) ditulis dalam urutan abjad secara kronologis, dengan ketentuan penulisan daftar pustaka  (menggunakan sistem Harvard),  sebagai berikut (1) Untuk buku: nama penulis dengan mengambil kata terakhir,  tahun terbit buku, judul buku yang  ditulis dengan huruf miring, kota tempat penerbit, dan nama penerbit buku; (2) Untuk artikel dalam buku antologi/bunga rampai: nama penulis dengan mengambil kata terakhir, tahun terbit buku, judul artikel yang diapit dengan tanda petik dua, nama editor buku, judul buku yang ditulis dengan huruf miring, kota tempat penerbit, nama penerbit buku, dan nomor halaman awal dan akhir artikel tersebut pada buku;  (3) Untuk artikel ilmiah dalam jurnal/majalah: nama penulis dengan mengambil kata terakhir, tahun terbit jurnal/majalah, judul artikel yang diapit dengan tanda petik dua, jurnal/majalah yang ditulis dengan huruf miring, nomor dan tahun/volume,  dan nomor halaman awal dan akhir artikel pada jurnal/majalah; (4) Untuk artikel opini dalam surat kabar (koran): nama penulis dengan mengambil kata terakhir, tahun terbit surat kabar (koran), judul artikel opini yang diapit dengan tanda petik dua, nama surat kabar, hari dan tanggal terbit surat kabar tersebut; (5) Untuk makalah dalam seminar atau pertemuan ilmiah: nama penulis dengan mengambil kata terakhir, tahun pertemuan, judul makalah yang diapit dengan tanda petik dua, nama pertemuan, tanggal dan tempat pertemuan ilmiah berlangsung.

Keempatbelas, naskah artikel ilmiah dikirim/diserahkan kepada Dewan Penyunting Jurnal Literasi dengan alamat Kampus Prodi PBSI Universitas Flores, Jln. Sam Ratulangi, Ende, Flores, Email: yohanessehandi@gmai.com, Hp: 081339004021. Naskah diserahkan dalam flashdisk, dan satu eksemplar naskah ketikan untuk kepentingan penuntingan oleh Dewan Penyunting.

Kelimabelas, naskah artikel ilmiah yang tidak dimuat karena kelebihan persediaan naskah atau karena belum memenuhi syarat menurut penilaian Penyunting Ahli dan Dewan Penyunting, tidak akan dikembalikan kepada penulis, kecuali penulis memintanya secara khusus.

Keenambelas, penyunting Ahli dan Dewan Penyunting berhak memperbaiki/menyempurnakan sistematika penulisan, penggunaan bahasa, dan penggunaan ejaan artikel agar sesuai dengan standar penulisan artikel ilmiah tanpa mengubah substansi isi.

Ketujuhbelas, pedoman penelaahan/penilaian terhadap semua artikel ilmiah yang diterima mengacu pada ketentuan-ketentuan resmi yang berlaku, baik ketentuan dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun ketentuan dalam Kementerian Ristek dan Dikti. *

 

 

Post a Comment for "Metode Penelitian dan Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah"