Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tata Cara Menyusun Ringkasan Isi Buku

Ringkasan  merupakan  salah  satu  jenis tulisan (karya tulis)  yang  pendek atau singkat   dari bentuk asli sebelumnya yang panjang. Ringkasan itu harus tetap mempertahankan keutuhan tema dan isi serta  tata urutan  dari tulisan aslinya yang panjang. Yang dihilangkan adalah hal-hal yang dirasa kurang penting, ilustrasi tambahan, atau penjelasan yang bertele-tele dan kurang perlu. Tulisan yang biasanya dibuat ringkasan adalah sebuah buku, atau sebuah bab buku, juga sebuah makalah atau arikel pada majalah atau surat kabar. Pidato, sambutan, dan ceramah juga bisa dibuat ringkasan.

Gorys Keraf dalam bukunya Komposisi (1997, halaman 261) dan Arifin dan Tasai dalam Cermat Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (2010, halaman 231) mengibaratkan membuat ringkasan itu seperti “memangkas” sebatang pohon yang rimbun. Batang pohon yang rimbun dipangkas sebagian cabang atau ranting yang kering dan dau-daun yang mengganggu dan tidak penting, sehingga tinggal batang, cabang-cabang, dan ranting-ranting yang penting beserta daun-daun yang diperlukan saja sehingga tampak esensi sebuah pohon masih tetap dipertahankan.

Dalam ringkasan, ilustrasi, gaya bahasa, dan penjelasan yang rinci dan keterangan yang berbelit-belit dihilangkan, namun inti tulisan atau pokok pikiran penulis tetap dipertahankan. Seorang penulis ringkasan harus memahami betul isi tulisan yang aslinya. Ia menjadi “penyambung lidah” penulis asli dengan tulisannya yang lebih ringkas, pendek, dan singkat. Keberadaan isi bab per bab, bagian per bagian dipertahankan, demikian juga  dengan  tata  urutan  yang  ada pada karya aslinya.

Orang membuat ringkasan dengan tujuan, antara lain  (1) untuk memahami lebih dalam isi karya aslinya sehingga ringkasan itu menjadi hasil pematangan pemahaman dalam diri penulis ringkasan itu; (2) untuk memudahkan memahami atau mempelajari isi buku atau karya tulis yang panjang; (3) untuk menyajikan secara  ringkas, singkat dan pendek isi buku atau karya tulis yang panjang sesuai dengan kepenting tertentu. Dosen pengasuh mata kuliah di perguruan tinggi sering kali memberi tugas kepada para mahasiswa untuk membuat ringkasan atas isi buku, bab buku, makalah atau artikel ilmiah. Tujuannya agar para mahasiswa berusaha untuk memahami isi buku dan menuangkannya kembali (mereproduksi) dalam bentuk ringkasan dengan menggunakan bahasa mahasiswa sendiri.

Ringkasan bukan menyalin ulang isi karya aslinya Para mahasiswa pun sering kali membuat ringkasan seperlunya atas materi perkuliahan guna memudahkannya dalam mempelajari mata kuliah tersebut. Dalam proses belajar selanjutnya si mahasiswa tinggal membaca isi ringkasan yang telah dibuatnya. Dengan demikian, penulis ringkasan mengambil posisi sebagai orang ketiga sehingga kalimat langsung diubah menjadi kalimat tidak langsung. Langkah-langkah membuat ringkasan sebagai berikut.

Pertama, pembuat ringkasan harus menetapkan panjang ringkasan yang akan dibuatnya. Panjang-pendek ringkasan ditentukan oleh kepentingan pembuat ringkasan atau pihak yang menyuruh membuat ringkasan. Misalnya, panjang ringkasan  setengah, atau seperempat, atau sepersepuluh dari panjang karya aslinya. Semakin pendek isi ringkasan, semakin padat isi ringkasan itu, demikian pula sebaliknya.

Kedua, pembuat ringkasan harus membaca karya tulis aslinya lebih dari satu  kali untuk memahami isi karya tulis dan menangkap maksud dan sudut pandang penulis asli. Membaca karya tulis asli ini tentu tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali untuk menangkap esensi karya  tulis tersebut. Kegiatan membaca ini dapat terwujud jika pembuat ringkasan itu selalu menghubungkannya dengan kesatuan bacaan, seperti selalu mengingat pada judul buku (karya tulis), daftar ini buku, mengingat tata urutan penyajian  dan sudut pandang penulis buku.

Ketiga, mencatat gagasan-gagasan  penting dari isi buku (karya tulis) yang terdapat pada bab per bab, bagian per bagian, dan paragraf per paragraf. Semakin panjang ringkasan tentu semakin banyak pula yang akan dicatat penulis ringkasan. Sebaliknya, semakin pendek ringkasan, semakin padat isi catatan yang dilakukan penulis ringkasan.

Keempat, membuat ringkasan atau mengadakan reproduksi. Dalam membuat ringkasan ini, penulis tinggal mempergunakan catatan-catatan yang telah dibuat pada langkah ketiga sebelumnya, secara berurutan. Semakin bagus pencatatan gagasan penting dilakukan pada langkag ketiga, semakin mudah melakukan reproduks (membuat ringkasan).

Yang harus diperhatikan adalah bahwa dengan catatan tersebut, penulis ringkasan harus menyusun    kalimat-kalimat baru, merangkai semua gagasan ke dalam suatu wacana yang jelas dan dapat dierima akal sehat, sekaligus menggambarkan kembali isi atau inti dari buku (karya tulis) aslinya. Penulis ringkasan tidak boleh tergoda lagi dengan melihat teks aslinya agar tidak terjebak dalam menyalin ulang kalimat-kalimat karya tulis aslinya. Kalimat penulis asli hanya bisa digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan atau perumusan yang padat (Keraf, 1997: 265).

Ende, Flores, 11 Juni 2022

Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende

 

Post a Comment for "Tata Cara Menyusun Ringkasan Isi Buku"