Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buku Sastra Indonesia Warna Daerah NTT

Judul: Sastra Indonesia Warna Daerah NTT 
Penulis: Yohanes Sehandi
Pengantar: Dr. Marsel Robot
Genre: Esai Sastra
Penerbit: Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Cetakan 1: 2015
Tebal: xviii + 122 halaman
ISBN: 978-602-0830-00-1
Harga Buku Cetak: Rp 75.000
(+ Ongkos Kirim)
Harga Buku PDF: Rp 25.000
(Buku Dikirim Lewat WA)
Berminat Hubungi WA: 081 339 004 021
Rekening BNI Nomor 0496601959
Atas Nama: Sehandi Yohanes


Pengantar Penulis

Buku ini disusun sebagai bentuk tanggung jawab keilmuan saya sebagai dosen dan pengamat sastra guna memastikan eksistensi dan hak hidup sastra (dan sastrawan) Indonesia di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak awal mula kelahirannya sampai dengan saat ini. Sastra Indonesia di Provinsi NTT yang dalam buku ini disebut “sastra NTT” adalah sastra Indonesia warna daerah Provinsi NTT yang mengandung nilai kultur lokal dan karakter khas kedaerahan NTT. Nilai kultur lokal dan karakter khas kedaerahan NTT itu tercermin pada tema, aspirasi, amanat, latar, penokohan, dan karakter khas kedaerahan yang terkandung di dalam sebuah karya sastra.

Secara keseluruhan buku ini merupakan kelanjutan hasil kerja saya sebelumnya lewat buku pertama Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (2012) yang diterbitkan Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Buku pertama ini kemudian menjadi salah satu pemenang buku insentif untuk dosen perguruan tinggi tahun 2014 yang diberikan oleh Ditjen Dikti Kemendikbud RI melalui SK Nomor 1982/E5.4/HP/2014, tertanggal 23 Juni 2014.

Kalau dalam buku pertama isi buku dibagi dalam tiga bagian, yakni (1) Mengenal Sastra NTT, (2) Mengenal Sastrawan NTT, dan (3) Menyelisik Sastra NTT, maka isi buku kedua ini dibagi dalam empat bagian, yakni (1) Sastra Indonesia Warna Daerah NTT, (2) Perjalanan Sastra NTT dari Masa ke Masa, (3) Mengenal Sastrawan-Sastrawan NTT, dan (4) Menyelisik Sastra dan Sastrawan NTT. Judul bagian pertama sekaligus menjadi judul buku.

Bagian pertama, Sastra Indonesia Warna Daerah NTT, menampilkan sejumlah pemikiran tentang eksistensi sastra Indonesia warna daerah atau warna lokal yang berkembang pesat sejak  desentralisasi (otonomi) pemerintahan daerah di Indonesia yang dimulai tahun 2000 lalu. Dalam era otonomi daerah ini, setiap daerah menemukan jatidirinya yang khas. Di bidang kebudayaan, termasuk kesusastraan, setiap daerah menemukan jatidirinya yang khas dan menjadi kebanggaan daerah dan masyarakat yang bersangkutan. Demikian halnya dengan sastra Indonesia warna daerah NTT telah menemukan jatidirinya yang khas NTT dan menjadi kebanggaan daerah dan masyarakat NTT pada saat ini.

Bagian kedua, Perjalanan Sastra NTT dari Masa ke Masa, membentangkan sejarah awal pertumbuhan dan perkembangan sastra NTT yang dimulai tahun 1961. Ditelusuri masa jatuh-bangunnya perjalanan sastra NTT selama 53 tahun, dari tahun 1961 sampai Desember 2014. Saya membentangkan berbagai karya sastra NTT yang dihasilkan para sastrawan NTT selama kurun waktu 53 tahun ini. Karya-karya sastra mereka berupa buku novel, kumpulan cerita pendek, dan kumpulan puisi. Karya sastra bidang seni drama/film masih tengah ditelusuri.

Bagian ketiga, Mengenal Sastrawan-Sastrawan NTT, memperkenalkan para sastrawan NTT yang telah saya temukan identitasnya dan telah pula mencermati kualitas literer karya sastra yang dihasilkannya. Mereka semua telah berjasa mengangkat citra dan kekayaan kultur lokal kedaerahan NTT (local genius dan local wisdom NTT) lewat karya sastranya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih luas. Bagian ketiga ini merupakan kelanjutan dan penyempurnaan bagian kedua buku saya yang pertama. Kalau dalam buku pertama sebanyak 22 sastrawan NTT yang diperkenalkan, pada bagian ketiga buku ini sebanyak 44 sastrawan NTT yang diperkenalkan. Ada tambahan 22 lagi sastrawan NTT.

Bagian keempat, Menyelisik Sastra dan Sastrawan NTT, berisi 13 esai atau artikel opini sastra yang telah dipublikasikan dalam sejumlah media cetak di NTT dalam kurun waktu 2012-2014. Ke-13 esai ini coba menyelisik atau mengulas geliat sastra dan sastrawan NTT sampai  Desember 2014. Bagian ini mau menunjukkan bahwa kehidupan sastra Indonesia di NTT tidak pernah sepi bahkan cukup semarak dan bergairah. Yang sepi adalah publikasinya di tingkat nasional, antara lain karena lemahnya akses NTT ke media massa tingkat nasional.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Marsel Robot, dosen dan ilmuwan sastra dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. Di tengah kesibukannya sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undana Kupang, beliau masih bisa menyediakan “ruang rangsang” (istilah khas beliau) mengulas buku ini secara proporsional. Terima kasih kepada Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang bersedia menerbitkan buku kedua ini lewat peran pengantara yang mengesankan dari Dr. Yoseph Yapi Taum, dosen senior dan ilmuwan sastra dari Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma. Dr. Marssel Robot dan Dr. Yoseph Yapi Taum adalah sahabat dan ilmuwan dalam diskusi sastra. Keduanya berperan ganda, sebagai ilmuwan sastra dan sebagai sastrawan.

Terima kasih saya sampaikan kepada 44 sastrawan NTT yang diperkenalkan dalam buku ini. Saya mau nyatakan di sini bahwa tidak mungkin ada sastra NTT, tidak mungkin ada telaah dan kritik sastra NTT, dan tidak mungkin ada buku Sastra Indonesia Warna Daerah NTT ini, tanpa jasa dan kehadiran 44 sastrawan NTT yang saya perkenalkan ini. Mereka adalah penggali sumur dan penimba air tanah kekayaan kultur lokal NTT. Mereka adalah para duta besar NTT dalam rangka displomasi budaya NTT di tingkat nasional dan internasional.

Pada bagian akhir pengantar ini, saya menyatakan rasa syukur dan terima kasih khusus kepada keluarga. Pertama, kepada istri yang setia, Christiana Sri Murni, kini Dekan Fakultas Hukum Universitas Flores, Ende. Pada 18 Februari 2015 ini genap 25 tahun usia pernikahan kami. Kedua, kepada ketiga putra alih waris (1) Krisantus Sehandi (Santus), kini mahasiswa Fakultas Pascasarjana Program Studi Kenotariatan, Universitas Airlangga, Surabaya, (2) Krispinus Sehandi (Ipin), mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Undana, Kupang, (3) Krisogonus Sehandi (Gun), mahasiswa Fakultas Sains dan Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Undana, Kupang. Mereka berempat adalah gunung es keteduhan, membuat saya tenang membaca, menulis, dan merawat ribuan buku.                                                                    

Ende, Flores, 18 Februari 2015

Yohanes Sehandi

Daftar Isi
Pengantar Penulis
Pengantar Ilmuwan Sastra Dr. Marsel Robot
Bagian Pertama
Sastra Indonesia Warna Daerah NTT
Bagian Kedua
Perjalanan Sastra NTT dari Masa ke Masa
Bagian Ketiga
Mengenal Sastrawan-Sastrawan NTT
Bagian Keempat
Menyelisik Sastra dan Sastrawan NTT
1.  Selamat Datang Kritikus Sastra NTT
2.  Penghargaan untuk Gerson Poyk
3.  Novel Badut Malaka dan Kabupaten Malaka
4.  Halo … Kritikus Sastra NTT
5.  Melacak Jejak Puisi dalam Sastra NTT
6.  Membaca Cerpen Siswa SMA Sedataran Flores
7.  Melacak Jejak Novel dalam Sastra NTT
8.  Sastra NTT Sampai Desember 2013
9.  Minat Baca Terkubur Bersama Peti Mati
10. Kristen dalam Sastra Indonesia
11. Dami N. Toda, Penyair Perintis Sastra NTT
12. Lokalitas dalam Sastra NTT
13. Sastra NTT dalam Kajian Mahasiswa Uniflor
Biografi Penulis

 

 

 

Post a Comment for "Buku Sastra Indonesia Warna Daerah NTT"