Buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT
Judul: Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT
Penulis: Yohanes Sehandi
Sambutan: Rektor Universitas Flores
Prolog: Dr. Norbertus Jegalus, MA
Epilog: Yoseph Yapi Taum
Genre: Esai Sastra
Penerbit: Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Cetakan 1: 2012
Tebal: x + 130 halaman
ISBN: 978-602-9187-24-3
Harga Buku Cetak: Rp 75.000
(+ Ongkos Kirim)
Harga Buku PDF: Rp 25.000
(Buku Dikirim Lewat WA)
Berminat Hubungi WA: 081 339 004 021
Rekening BNI Nomor 0496601959
Pengantar Penulis
APAKAH ada sastra NTT atau sastra Nusa Tenggara Timur? Kalau ada, bagaimana rumusan pengertiannya? Apa kriteria atau ciri khas sastra NTT dibandingkan dengan sastra jenis lain? Selanjutnya, apakah ada sastrawan NTT atau sastrawan Nusa Tenggara Timur? Kalau ada, apa kriterianya? Apa yang membedakan sastrawan NTT dengan sastrawan lain? Apakah sastrawan NTT juga sastrawan Indonesia? Siapa-siapa saja sastrawan NTT?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering dilontarkan masyarakat umum NTT, baik lewat omongan lepas, lewat perkuliahan, lewat berbagai forum diskusi dan seminar, maupun lewat artikel opini sastra di berbagai media cetak di NTT. Pertanyaan-pertanyaan ini pulalah yang membuat saya tergelitik. Sastra dan sastrawan NTT, sampai sejauh ini, ternyata belum pernah ditelusuri secara serius oleh para pengamat, peneliti, dan kritikus sastra, baik di NTT maupun di luar NTT. Untuk memulainya saja serba gelap, karena selama ini tidak ada buku referensi tentang sastra dan sastrawan NTT. Saya akhirnya memutuskan untuk mengambil tantangan ini, yakni melacak sastra dan sastrawan NTT. Adapun mekanisme dan standar kerja saya sebagai berikut.
Pertama,
saya mengumpulkan banyak informasi dan data tentang sastra dan sastrawan NTT dari
berbagai sumber, terutama media massa cetak, baik yang terbit di NTT maupun di
luar NTT. Informasi lain berasal dari kalangan sastrawan, baik sastrawan
kreatif (pencipta) maupun sastrawan ilmiah/telaah (pengamat, pemerhati, dan
kritikus sastra). Dari kerja ini saya berhasil mengumpulkan banyak informasi
dan data tentang sastra dan sastrawan NTT.
Jumlah buku sastra NTT yang berhasil saya datakan sebanyak 107 judul karya para sastrawan NTT. Sebagian buku sastra itu telah saya miliki secara pribadi yang saya kumpulkan selama 31 tahun terakhir, sejak kuliah di Semarang (1981) sampai dengan saat ini (2012). Buku-buku sastra ini berupa kumpulan puisi, kumpulan cerita pendek (cerpen), naskah drama, buku novel, dan buku telaah dan kritik sastra.
Untuk cerpen, saya memiliki data berupa cerpen-cerpen yang diterbitkan harian Pos Kupang (terbitan Kupang, NTT) edisi hari Minggu, selama 4 tahun terakhir (2008, 2009, 2010, dan 2011). Jumlah cerpen Pos Kupang yang saya miliki 180 judul cerpen (rata-rata satu tahun 45 judul cerpen) yang berasal dari 128 cerpenis NTT (rata-rata satu tahun 32 cerpenis) yang diorbitkan Pos Kupang. Untuk puisi, saya memiliki data berupa puisi-puisi yang dipublikasikan Pos Kupang edisi hari Minggu, selama 4 tahun terakhir (2008, 2009, 2010, dan 2011). Jumlah puisi Pos Kupang yang saya miliki 360 judul puisi (rata-rata satu tahun 90 judul puisi) yang berasal dari 140 penyair NTT (rata-rata satu tahun 35 penyair) yang diorbitkan Pos Kupang.
Di samping bersumber dari Pos Kupang, puisi-puisi juga saya himpun dari Majalah Dian (terbitan Ende, Flores, NTT) selama 9 tahun, yakni dari edisi 24 Oktober 1974 sampai dengan edisi 10 Desember 1983. Lebih dari 200 judul puisi dari 50-an penyair NTT diorbitkan Majalah Dian tersebut. Data ini saya peroleh dari Pater John Dami Mukese, mantan Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Majalah Dian. Beliau menghimpun puisi-puisi itu dalam sebuah dokumen berharga, yang beliau beri judul Parade Puisi Nusa Tenggara Timur 1974-1983.
Kedua, setelah menghimpun buku-buku sastra, cerpen-cerpen, dan puisi-puisi, serta naskah-naskah drama dan film, saya membaca ulang satu per satu karya-karya sastra NTT itu dan memberi penilaian terhadapnya, layak disebut karya sastra atau tidak. Kriteria penilaian di sini difokuskan pada unsur-unsur intrinsik (unsur dalam) karya sastra, sedangkan unsur-unsur ekstrinsik (unsur luar) hanya dijadikan sebagai pelengkap.
Dalam memutuskan hasil penilaian terhadap sebuah karya sastra, tentu saja bisa mengundang perdebatan yang tak akan ada ujungnya. Mengapa karya-karya si A dimasukkan sebagai karya sastra, sementara karya-karya si B dan si C tidak. Di sinilah titik peliknya. Sebagai karya imajinatif, menilai karya sastra memang tak terhindarkan unsur objektif berhimpitan dengan unsur subjektif. Unsur objektif berupa bobot literer unsur-unsur intrinsik karya sastra, sedangkan unsur subjektif berupa bobot kepekaan dan ketajaman mata batin pembaca (kritikus sastra) dalam mencari dan mengangkat nilai-nilai yang tersembunyi di balik sebuah karya sastra.
Ketiga, setelah mendapatkan hasil penilaian terhadap karya-karya sastra NTT itu, saya telusuri jejak langkah satu per satu sastrawan NTT. Setiap sastrawan ditelusuri data biografi (riwayat hidupnya). Setelah itu, ditelusuri data-data karya sastranya yang telah dipublikasikan lewat berbagai media massa, baik media masa cetak maupun elektronik. Semua jenis karya sastra NTT yang saya baca dan sebutkan dalam buku ini sudah pernah dimuat di berbagai media penerbitan, baik penerbit buku maupun penerbit surat kabar dan majalah. Artinya, karya-karya sastra NTT yang disebutkan dalam buku ini telah melewati seleksi atau penyaringan tahap pertama yang dilakukan Editor (penerbit buku) atau Redaktur Sastra (surat kabar dan majalah).
Ketiga mekanisme dan standar kerja di atas saya pegang teguh secara konsisten. Hasil dari kerja panjang itu adalah (1) Saya akhirnya dapat merumuskan pengertian (definisi) dan kriteria sastra NTT, yang membedakannya dengan sastra jenis lain. Semula rumusan dan kriteria sastra NTT ini bersifat tawaran, namun dalam perkembangannya lewat berbagai masukan dan usul-saran, rumusan dan kriteria sastra NTT didefinitifkan; (2) Saya akhirnya dapat merumuskan kriteria dan identifikasi sastrawan-sastrawan NTT yang tersebar di mana-mana beserta karya-karya sastra yang dihasikannya.
Ditemukanlah 64 nama sastrawan NTT. Dari 64 nama itu, terdapat 22 nama sastrawan NTT yang dikelompokkan sebagai sastrawan NTT yang definitif, yang sudah lengkap data biografi dan data karya-karya sastranya. Karya-karya mereka berbobot dan dapat saya pertanggungjawabkan secara literer. Sedangkan 42 nama sastrawan NTT yang lain, masih tengah ditelusuri data biografi dan data karya-karya sastranya. Ke depan nama-nama sastrawan NTT ini akan terus bertambah, apalagi kini calon-calon sastrawan NTT bermunculan di berbagai media.
Pokok utama buku ini adalah memperkenalkan kepada publik Indonesia perihal sastra dan sastrawan NTT. Dibagi menjadi tiga bagian. Bagian Pertama, “Mengenal Sastra NTT” terdiri atas 4 tulisan. Bagian Kedua, “Mengenal Sastrawan NTT” terdiri atas 4 tulisan. Bagian Ketiga, “Menyelisik Sastra NTT” terdiri atas 7 tulisan. Ke-15 tulisan ini merupakan hasil penyempurnaan maksimal terhadap 15 artikel opini sastra saya yang telah dipublikasikan harian Pos Kupang dan Flores Pos (terbitan Ende, Flores, NTT) sejak pertengahan tahun 2010.
Pada bagian akhir pengantar ini saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak. Pertama, terima kasih kepada harian Flores Pos dan Pos Kupang yang telah menerbitkan artikel-artikel opini sastra saya. Kedua, terima kasih kepada Dr. phil. Norbertus Jegalus, MA dan Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum yang menyusun Prolog dan Epilog buku ini. Kedua tokoh cerdas ini adalah sahabat dan ilmuwan dalam diskusi sastra, yang memperteguh langkah saya. Ketiga, terima kasih kepada Prof. Dr. Stephanus Djawanai, MA, Rektor Universitas Flores periode 2012-2016 yang membuat Sambutan untuk buku ini. Beliau adalah Profesor dari Universitas Gadjah Mada yang kini tengah membangun kesadaran tentang pentingnya ekologi (pikir) manusia yang humanis dalam membangun Universitas Flores agar bisa menjadi salah satu bintang (magnet) di Timur Indonesia. Keempat, terima kasih kepada Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang bersedia menerbitkan buku ini lewat peran pengantara yang mengesankan dari Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum.
Terima kasih khusus yang tak berhingga saya sampaikan dengan tulus kepada puluhan sastrawan NTT yang diperkenalkan dalam buku ini, baik yang diperkenalkan secara lengkap (22 sastrawan) maupun yang belum lengkap (42 sastrawan), termasuk calon-calon sastrawan NTT yang kini bermunculan di berbagai media. Di sini saya mau tandaskan bahwa tidak mungkin ada sastra NTT, tidak mungkin ada pula telaah dan kritik sastra NTT, dan tidak akan pernah ada buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT ini, tanpa kehadiran sastrawan-sastrawan NTT yang saya perkenalkan dalam buku ini.
Bagi saya, sastrawan-sastrawan NTT adalah penggali sumur dan penimba air tanah itu, rembesannya mungkin saja menelusup cela-cela hamparan batu karang dan padang sabana tandus keterpurukan masyarakat kita NTT ini pada hampir semua aspek kehidupan dan pembangunan pada beberapa dekade terakhir ini. Di tengah keterpurukan masyarakat NTT ini, sastrawan-sastrawan NTT berkarya dan terus berkarya dalam diam, di tengah lolongan anjing malam menjelang dinihari. *
Ende, Flores, 1 Maret 2012
Yohanes Sehandi
Daftar Isi
Pengantar Penulis
Sambutan Rektor Universitas Flores
Prolog Dr. Norbertus Jegalus, MA
Bagian Pertama
MENGENAL SASTRA NTT
1. Melacak Sastra dan Sastrawan NTT
2. Sastra NTT yang Berpijak di Bumi
3. Yohanes Sehandi Menjawab Tanggapan
4. Kebangkitan Sastra NTT 2011
Bagian Kedua
MENGENAL SASTRAWAN NTT
1. Melacak Sastrawan NTT
2. Inilah Sastrawan-Sastrawan NTT
3. Gerson Poyk, Perintis Sastra NTT
4. Dami N. Toda sebagai Kritikus Sastra
Bagian Ketiga
MENYELISIK SASTRA NTT
1. Membaca Cerpen Pos Kupang
2. Mencari Latar NTT dalam Cerpen
3. Krisis Apresiasi dan Kritik
4. Menikmati Puisi-Puisi Jelata John Dami Mukese
5. Hamba Kebudayaan Dami N. Toda
6. Dami N. Toda dan W.S. Rendra dalam Kenangan
7. 40 Tahun Penerbit Nusa Indah
Epilog Drs. Yoseph Yapi Taum, M.Hum
Post a Comment for "Buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT"