Penulis NTT yang Masuk Buku Antologi 50 Opini Puisi Esai Indonesia
Buku Antologi 50 Opini Puisi Esai Indonesia ini berisi 50 artikel opini dari 50 penulis yang berasal dari 22 provinsi di Indonesia. Ke-50 artikel opini itu membahas tentang "puisi esai" ditinjau dari berbagai sudut pandangan. Seperti diketahui, puisi esai adalah salah satu genre puisi yang digagas oleh Denny JA, seorang pengamat sosial politik dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia Denny JA (LSI Denny JA).
Puisi esai adalah adalah salah satu genre puisi yang terus menjadi kontroversi sejak dilahirkannya tahun 2012 oleh Denny JA sampai dengan saat ini. Pro dan kontra kehadiran puisi esai dan Denny JA dalam konstelasi sastra Indonesia modern sepertinya tidak berhenti.
Buku ini diterbitkan Penerbit Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, tahun 2018. Tebal buku 350 halaman. Editor buku Yohanes Sehandi, dosen dan pengamat sastra dari Universitas Flores, Ende. Prolog ditulis Suwardi Endraswara, Guru Besar Antropologi Sastra Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Epilog ditulis Narudin, Kritikus Sastra Indonesia.
Guna merekam opini atau pendapat masyarakat umum, para pengamat, dan kritikus sastra tentang puisi esai yang kontroversial itu, maka diterbitkanlah buku tebal ini yang diawali dengan Lomba Penulisan Opini Puisi Esai Indonesia di berbagai media sosial pada awal tahun 2018.
Dari 50 nama penulis opini dalam buku ini, terdapat 11 nama orang NTT yang tinggal di berbagai tempat di NTT dan Indonesia, memberi sumbangan opini tentang puisi esai Indonesia.
Ke-11 penulis dari NTT itu sebagai berikut. Nama mereka diurutkan sesuai dengan urutan pemuatan dalam buku ini.
Pertama, Bernadus Barat Daya. Lahir pada 9 Juni 1970 di Rangat, Manggarai Barat, NTT, tinggal di Jakarta. Judul opini "Puisi Esai, Membebaskan Puisi dari Kerangkeng Fiksi."
Kedua, A.Y. Deliana. Lahir pada 12 Juni 1971 di Waemasa, Manggarai Barat, NTT, tinggal di Labuan Bajo. Judul opini "Puisi Esai, Jalan Menuju Redefinisi Puisi."
Ketiga, Anthony Tonggo. Lahir pada 13 Februari 1960 di Nuabosi, Ende, NTT, tinggal di Yogyakarta. Judul opini "Puisi Esai di Tengah Kebuntuan Sastra."
Keempat, Yohanes Sehandi. Lahir pada 12 Juli 1960 di Dalong, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, tinggal di Ende. Judul opini "Kontroversi Puisi Esai Indonesia 2018."
Kelima, Usman D. Ganggang. Lahir pada 15 Februari 1957 di Bambor, Manggarai Barat, NTT, tinggal di Bima. Judul opini "Meneropong Gonjang-Ganjing Puisi Esai."
Keenam, Willem Berybe. Lahir pada 28 Desember 1946 di Ranggu, Manggarai Barat, NTT, tinggal di Kupang. Judul opini "Biarkan Bola Sastra Puisi Esai Menggelinding."
Ketujuh, M. Isfridus Harapan. Lahir pada 8 Desember 1978 di Lokot, Manggarai Barat, NTT, tinggal di Denpasar. Judul opini "Angkatan Puisi Esai dalam Sastra Indonesia."
Kedelapan, Januarius Yohanes Tolan Igor. Lahir pada 3 Maret 1987 di Narasaosina, Adonara Timur, Flores Timur, NTT, tinggal di Larantuka. Judul opini "Puisi Esai, Antara Isu Sosial dan Realitas Batas."
Kesembilan, Imelda Oliva Wisang (Suster Wilda). Lahir pada 3 September 1967 di Rende, Manggarai Timur, NTT, tinggal di Larantuka. Judul opini "Puisi Esai, Pembelajaran Berbasis Masalah dan Ruang Kepekaan."
Kesepuluh, Yoseph Yoneta Motong Wuwur. Lahir pada 17 Mei 1984 di Kalikasa, Lembata, NTT, tinggal Lewoleba. Judul opini "Puisi Esai dalam Dunia Perfilman."
Kesebelas, Krisantus Sehandi. Lahir pada 22 Desember 1990 di Ende, NTT, tinggal di Labuan Bajo. Judul opini "Kegelisahan P.W. Singer dan Denny JA."
Oleh Yohanes Sehandi
Pengamat dan Kritikus Sastra dari NTT
Post a Comment for "Penulis NTT yang Masuk Buku Antologi 50 Opini Puisi Esai Indonesia"