Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Buku Novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga

Judul: Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga
Penulis             : Maria Matildis Banda
Penerbit           : Kanisius, Yogyakarta
Genre              : Buku Novel
Cetakan 1        : 2015
Tebal               : xiii + 568 halaman
ISBN               : 978-979-21-4478-9
Kontak WA    : 0852 3867 9043

Gambaran Isi Buku

Novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga ini merupakan salah satu novel Maria Matildis Banda yang banyak digemari pembaca. Seperti biasa, novelis yang biasa dipanggil Mery Banda ini suka memberi nama yang berkaitan dengan bunga pada judul novel-novelnya. Sebelumnya terbit buku novelnya Liontin Sakura Patah, Bugenvil di Tengah Karang, dan Pada Taman Bahagia. Bunga wijaya kusuma yang dijadikan judul novel merupakan lambang bakti husada. Filosofi bunga ini menjadi benang merah dalam pelayanan tokoh utama novel.

Novel ini menampilkan tokoh utama seorang bidan desa, bernama Rosa Dalima. Dia biasa dipanggil Bidan Ros atau Bidan Rosa terkadang Nona Ros. Dia berasal dari Bajawa, Kabupaten Ngada, anak bungsu Mama Yus seorang bidan tua yang berpengalaman. Bidan Ros mengabdikan segenap dirinya sebagai bidan desa di daerah terpencil dan terbelakang di Polindes Bakung bagian dari Puskesmas Flamboyan dalam wilayah Rumah Sakit Melati.

Latar tempat novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga terjadi di wilayah Lio bagian timur Kabupaten Ende, Flores. Bidan Ros mengalami berbagai kejadian memilukan dalam bertugas, terutama dalam urusan kehamilan dan persalinan warganya di fasilitas kesehatan. Masyarakat menganggap urusan hamil dan persalinan urusan perempuan, bukan laki-laki.

Suami merasa malu kalau terlibat, misalnya ikut mengantar istri yang hamil ke puskesmas atau polindes, menjaga istri yang melahirkan, mengurus bayi, dan segala tetek bengek berkaitan dengan kehamilan dan persalinan. Bahkan ada suami tidak mau istrinya diperiksa, apalagi dipegang alat kelaminnya oleh dokter atau bidan. Bukan karena dilarang, tetapi hanya karena tidak lazim dan merasa malu kalau diketahui orang lain. 


Maria Matildis Banda

Novel tebal ini dibagi dalam 5 bagian dengan 34 sub-bagian. Judul-judul bagian novel adalah Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga, Wijaya Kusuma Berguguran, Wijaya Kusuma Nama Bunga Itu, Terdengar Suara Wijaya Kusuma Malam Ini, dan  Kupetik Wijaya Kusuma yang Sedang Mekar. Filosofi bunga wijaya kusuma menjadi benang merah dalam pelayanan Bidan Ros sebagai tokoh utama novel, juga tokoh-tokoh lain, seperti Dokter Yordan, Bidan Flori, Mama Sofi, Mama Falentina, Om Martin, Om Cekat, dan kader desa siaga lainnya.

Novelis Mery Banda sangat piawai menampilkan karakteristik masyarakat dan budaya Flores dengan sempurna lewat dialog-dialog para tokoh yang terlibat. Tidak hanya gaya berbahasa orang Flores yang khas, perilaku dan karakter lelaki Flores juga ditampilkan dengan bagus.

Membaca novel ini kita terbawa hanyut dalam gaya penulisan Mery Banda yang mengalir lancar, gurih, dan menggelitik. Sebagai orang Flores, pada waktu membaca novel ini, saya merasa seperti sedang menertawakan diri sendiri, juga menertawakan orang lain, yang juga sesama orang Flores. Memang begitulah gaya orang Flores kalau bicara. Ya, mau bagaimana lagi. Kita harus menerima dengan apa yang kita miliki sebagai kekhasan kita. Dan Mery Banda, sekali lagi, adalah sastrawan Indonesia yang jago melukiskan kekhasan berbahasa itu.

Cerita novel ini semakin menarik dan bergairah karena diselingi dengan petualangan cinta tiga pria jomblo yang berebut dan jatuh cinta pada Bidan Ros. Mereka adalah Adrian pemuda mata keranjang asal Bajawa. Dokter Yordan Kepala Puskesmas Flamboyan asal Atambua, dan Martin seorang pengusaha lokal yang sukses. Ketiga pemuda ini dengan caranya sendiri-sendiri merebut hati Bidan Ros, si bunga mawar Flores yang tak berduri itu.

Cerita petuangan cinta ketiga pria jomblo ini menjadi tak berujung di bagian akhir novel. Para pembaca jadinya penasaran dan bertanya-tanya. Apakah Bidan Ros jadi nikah dengan Dokter Yordan atau dengan Martin atau dengan Adrian? Ketegangan lain adalah bagaimana hasil perjuangan Matilda, mantan pacar Dokter Yordan, yang tiba-tiba muncul merebut Dokter Yordan dari tangan Bidan Ros pada waktu keduanya berada di Taman Doa Oebelo di Kabupaten Kupang? *

(Yohanes Sehandi)

 

 

 

 

 

2 comments for "Buku Novel Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga"

  1. Maria Matildis Banda, sang Novelis yang piawai mampu mengutak Atik hati pembaca

    ReplyDelete
  2. Luar biasa jalan ceritera Novelis Maria Matilda Banda. Sesuai karakter pria jomblo Flores, dibawah judul Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga. Entah siapa yang menggapai kemenangan atas Bunga Kusuma tak berduri, seorang Bidan Desa? Lagi penasaran dari cerita Novel ini.

    ReplyDelete