Penyair NTT dan Buku Antologi Puisi
Penyair NTT adalah penulis karya sastra kreatif jenis puisi atau syair yang berasal dari NTT atau keturunan orang NTT. Penyair NTT yang berasal dari NTT maksudnya, penyair itu bisa lahir dan tinggal di NTT, bisa pula lahir di NTT, tetapi tinggal di luar NTT.
Penyair yang lahir dan tinggal di NTT, misalnya Mezra E. Pellondou, lahir di Kupang (NTT) pada 21 Oktober 1969 dan tinggal di NTT sampai kini. Penyair yang lahir di NTT, tetapi tinggal di luar NTT, misalnya Dami N. Toda, lahir di Cewang, Pongkor, Manggarai (NTT) pada 29 September 1942, tetapi tinggal di Yogyakarta, kemudian Jakarta, kemudian Hamburg (Jerman) sampai meninggal dunia pada 10 November 2006. Baik Mezra E. Pellondou maupun Dami N. Toda adalah penyair NTT. Di tingkat nasional keduanya adalah penyair Indonesia.
Sedangkan penyair NTT yang merupakan keturunan orang NTT maksudnya, penyair itu meskipun lahir di luar NTT, tetapi keturunan (berdarah) NTT. Misalnya, Fanny J. Poyk, lahir di Bima (NTB) pada 18 November 1960 dari orang tua NTT, Gerson Poyk. Gerson Poyk adalah seorang sastrawan, lahir di Namodale, Rote (NTT) pada 16 Juni 1931, pernah tinggal di Bima, Maluku, Bali, Surabaya, dan Jakarta. Fanny J. Poyk yang kini tinggal di Jakarta adalah penyair NTT. Di tingkat nasional dia adalah penyair Indonesia.
Dalam catatan saya, pada saat ini, lebih dari 60 orang penyair NTT. Jumlah buku antologi puisi yang mereka terbitkan sampai kini sebanyak 110 judul. Tentu saja masih banyak yang belum terlacak. Dari 110 judul buku itu, ada enam buku puisi yang bisa dinilai sebagai representasi karya para penyair NTT, dilihat dari banyaknya penyair dan banyaknya puisi yang terhimpun di dalam keenam buku puisi tersebut.
Pertama, buku Senja di Kota Kupang (2013), tebal 219 halaman, menghimpun 104 judul puisi karya 33 penyair NTT. Diluncurkan pada Temu 1 Sastrawan NTT di Kupang pada 30-31 Agustus 2013. Sebagian besar penyair yang karyanya terhimpun dalam buku ini hadir pada Temu 1 Sastrawan NTT tersebut. Tidak ada Prolog dan Epilog dalam buku ini. Hanya Kata Pengantar dari Kepala Kantor Bahasa NTT, Luthfi Baihaqi, yang menerbitkan buku ini.
Kedua, buku Ratapan Laut Sawu (2014) diterbitkan Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dengan Editor Yoseph Yapi Taum, tebal 308 halaman. Buku ini memuat 261 judul pusi karya 43 penyair NTT. Yoseph Yapi Taum menyusun Prolog, sedangkan Paul Budi Kleden menyusun Epilog. Yoseph Yapi Taum adalah dosen di Universitas Sanata Dharma, sedangkan Paul Budi Kleden pada waktu itu dosen di STFK Ledalero, kini menjadi Superior General Kongregasi SVD Sejagat.
Ketiga, buku Nyanyian Sasando (2015), tebal 207 halaman, memuat 153 judul puisi karya 32 penyair NTT. Diluncurkan pada Temu 2 Sastrawan NTT di Universitas Flores, Ende, pada 8-10 Oktober 2015. Editor buku Yoseph Yapi Taum dan Maria Matildis Banda. Yoseph Yapi Taum menulis Prolog, Maria Matildis Banda menulis Epilog. Maria Matildis Banda adalah dosen di Universitas Udayana, Denpasar.
Keempat, buku Nusa Puisi (2016), tebal 209 halaman, memuat 75 judul puisi karya 58 penyair NTT. Diterbitkan Penerbit Kandil Semesta Bekasi. Editor buku Julia Daniel Kotan. Prolog disusun Paul Budi Kleden, dan Epilog disusun Alexander Aur Apelaby. Alexander Aur Apelaby adalah dosen di Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
Kelima, buku Bulan Peredam Prahara (2018), tebal buku 328 halaman, memuat 225 judul puisi karya 53 penyair NTT. Diterbitkan oleh Komunitas Rumah Sastra Kita (RSK) NTT bekerja sama dengan Penerbit Kosa Kata Kita (KKK), Jakarta. Komunitas RSK adalah sebuah komunitas sastra orang-orang NTT yang bergabung dalam grup WhatsApp (WA) dibentuk pada Januari 2018. Editor buku Alfred B. Jogo Ena. Prolog ditulis Yoseph Yapi Taum.
Keenam, buku Kepada Pedang dan Nyala Api (2020), tebal buku 333 halaman, memuat 203 judul puisi karya 73 penyair NTT. Diterbitkan oleh Komunitas RSK NTT bekerja sama dengan Penerbit Kosa Kata Kita (KKK), Jakarta. Editor buku Julia Daniel Kotan. Prolog ditulis Yohanes Sehandi dan Epilog ditulis Jb Kleden. Yohanes Sehandi adalah dosen di Universitas Flores, Ende, sedangkan Jb Kleden adalah Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang.
Perlu dicatat pula, ada 25 orang penyair NTT masuk dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), Editor Maman S. Mahayana, Penerbit Yayasan Hari Puisi Indonesia, Jakarta. Kurator untuk penyair NTT adalah Yohanes Sehandi dan Julia Daniel Kotan.
Sebagian Peserta Temu 1 Sastrawan NTT pada 30-31 Agustus 2013
Ke-25 penyair NTT tersebut (sesuai abjad) adalah Agust Dapa Loka, Alexander Aur, Amanche Franck Oe Ninu, Bara Pattyradja, Bernard Tukan, Christian Dicky Senda, Dami N. Toda, Erich Langobelen, Fanny J. Poyk, Frid da Costa, Gerson Poyk, Jefta Atapeni, John Dami Mukese, Kristopel Bili, Mario F. Lawi, Marsel Robot, Mezra E. Pellondou, Paulus Heri Hala, Santisima Gama, Suster Wilda, Umbu Landu Paranggi, Usman Ganggang, Willy A. Hangguman, Yoseph Yapi Taum, dan Yoss Gerard Lema.
Yohanes Sehandi
Pengamat dan Kritikus Sastra
dari Universitas Flores, Ende
(Telah dimuat majalah Warta Flobamora, Terbitan Surabaya, Edisi 82, Tahun ke-8, 2020, halaman 50)
Post a Comment for "Penyair NTT dan Buku Antologi Puisi"