Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Artikel Ilmiah untuk Jurnal Ilmiah

Menulis artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah (majalah ilmiah) sudah lama menjadi  masalah krusial di kalangan para dosen. Dikatakan demikian karena tidak sedikit dosen yang kurang mampu menulis artikel ilmiah, padahal artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah merupakan tuntutan Tridharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan setiap dosen.

Hampir semua urusan akademik seorang dosen, mensyaratkan adanya artikel ilmiah atau jenis karya tulis ilmiah (KTI) lain. Sejumlah urusan akademik itu, antara lain (1) mengurus jabatan akademik/fungsional, mulai dari dosen baru, asisten ahli, lektor, lektor kepala, sampai profesor (guru besar), (2) mengurus persyaratan sertifikasi dosen (serdos), (3) mengurus beban kerja dosen (BKD), dan (4) mengurus sasaran kerja pegawai (SKP). Dosen yang tidak memiliki artikel ilmiah tentu mengalami kesulitan.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, menulis artikel ilmiah untuk jurnal ilmiah tidak hanya menjadi masalah krusial bagi para dosen, tetapi juga menjadi masalah krusial bagi para guru, mulai dari SD, SMP/MTs, sampai SMA/MA/SMK. Di kalangan guru, menulis artikel ilmiah menjadi syarat mutlak untuk mengurus kenaikan pangkat dan golongan, mulai dari III/b, III/c, III/d, sampai IV/a, IV/b, dan seterusnya. Syarat ini berdasaran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Aturan Kenaikan Pangkat Guru, berlaku efektif sejak  2011. Guru yang tidak memiliki artikel ilmiah terhambat kenaikan pangkat dan golongannya, tentu berpengaruh langsung pada tingkat kesejahteraan guru itu sendiri.

Apa itu artikel ilmiah? Artikel ilmiah adalah karya tulis yang bersifat ilmu atau berisi ilmu pengetahuan yang dimuat dalam jurnal ilmiah. Ada dua jenis atikel ilmiah berdasarkan latar belakang penelitiannya, yakni artikel ilmiah hasil penelitian empiris (lapangan) dan artikel ilmiah hasil penelitian kepustakaan (normatif).

Di samping artikel ilmiah, kita juga mengenal artikel opini. Artikel opini adalah karya tulis pendek yang bersifat ilmiah populer yang dimuat dalam surat kabar dan majalah berita umum. Artikel ilmiah mengandung bobot keilmuan yang disusun lengkap dan sistematis, sedangkan artikel opini berisi pendapat penulis atas suatu permasalahan (isu) yang menarik perhatiannya dan disajikan secara ilmiah populer.

Berikut ini dikemukakan unsur-unsur penting artikel ilmiah untuk untuk jurnal ilmiah. Unsur-unsur inilah yang menjadi ciri khas penampilan sebuah artikel ilmiah.

Pertama, judul artikel. Judul adalah kepala tulisan yang mencerminkan isi artikel secara keseluruhan. Sejumlah kata kunci yang dipakai dalam isi artikel biasanya digunakan dalam judul. Judul artikel harus spesifik dan khas menggambarkan bidang keilmuan yang dibahas. Judul artikel dibatasi panjangnya. Artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia paling banyak 14 kata, dalam bahasa Inggris paling banyak 12 kata.

Kedua, nama penulis. Nama penulis ditulis tanpa gelar apapun. Fotopas penulis tidak disertakan. Dicantumkan identitas penulis, misalnya sebagai dosen atau guru bidang studi apa, dosen atau guru di mana, atau sebagai peneliti di lembaga mana. Disertakan pula alamat kantor, nomor handphone, dan alamat email.

Ketiga, abstrak dan kata kunci. Abstrak merupakan intisari isi artikel. Panjang abstrak biasanya 150-200 kata, yang memuat latar belakang masalah,  rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ringkasan hasil penelitian. Sedangkan kata kunci adalah istilah khas bidang ilmu yang dibahas dan mencerminkan konsep dasar yang terkandung dalam artikel guna membantu keteraksesan artikel tersebut. Kata kunci biasanya 3-5 kata.

Keempat, bagian pendahuluan. Bagian ini merupakan bagian awal tubuh artikel yang berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, dan tujuan penelitian/penulisan artikel. Dalam bagian ini dikemukakan pentingnya masalah itu dibahas. Dengan membaca bagian pendahuluan, para pembaca akan dapat memperkirakan pokok-pokok penting yang dibahas pada bagian inti artikel ilmiah.

Kelima, bagian metode penelitian. Bagian ini berisi penjelasan tentang pendekatan dan metode yang digunakan penulis dalam penelitian. Misalnya, cara mengumpulkan data, menganalisis data, sumber data, instrumen, populasi dan sampel. Disebutkan nama teori yang digunakan penulis dalam membedah masalah yang dikaji sebagai alur dan kerangka berpikir dalam menganalisis masalah.

Keenam, bagian pembahasan. Bagian ini bisa dibagi dalam beberapa anak judul atau subjudul. Pada bagian pembahasan ini akan terlihat letak perbedaan artikel ilmiah hasil penelitian empiris (lapangan) dengan artikel ilmiah hasil penelitian kepustakaan (normatif). Bagian ini berisi (1) jawaban atas permasalahan dan tujuan penelitian, (2) penjelasan atas hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian, (3) pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, (4) modifikasi teori bidang tersebut yang sudah ada atau menyusun teori baru yang ditemukan.

Ketujuh, bagian penutupan. Bagian ini berisi dua hal penting, yakni kesimpulan dan saran. Saran atau rekomendasi ditujukan kepada berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah yang dibahas dalam penelitian.

Kedelapan, daftar pustaka. Bagian ini berisi data publikasi yang dipakai penulis dalam menyusun artikelnya. Kutipan pendapat para ahli yang dipakai dalam artikel harus dicantumkan dalam daftar pustaka, seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dan berbagai sumber publikasi lain. Ini bagian dari tatacara pertanggungjawaban penulis artikel kepada para pakar yang pendapatnya dikutip dalam artikel.  *


Oleh Yohanes Sehandi
Ketua Dewan Penyunting Jurnal Literasi Universitas Flores, 
Email: yohanessehandi@gmail.com

(Sudah dimuat dalam harian Flores Pos, terbitan Ende, pada Sabtu, 18 Februari 2017).             


1 comment for "Artikel Ilmiah untuk Jurnal Ilmiah"

  1. Mantap, Pak Yan. Terima kasih untuk sharing ilmiahnya.

    ReplyDelete