Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Artikel Ilmiah

Salah satu jenis karya tulis yang paling banyak ditulis dan dibaca orang adalah artikel. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel diartikan sebagai “karya tulis lengkap dalam majalah atau surat kabar” (KBBI, 2001: 66). Dalam dunia tulis-menulis, artikel terdiri atas dua jenis, artikel opini yang dimuat dalam surat kabar harian atau mingguan, dan artikel ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah atau jurnal ilmiah. 
 
Kalau ilmiah diartikan sebagai “sesuatu yang bersifat ilmu atau secara ilmu pengetahuan” (KBBI, 2001: 423), maka artikel ilmiah adalah jenis karya tulis yang bersifat ilmu atau berisi ilmu pengetahuan yang disusun secara lengkap dan dimuat dalam majalah. 
 
Apa yang membedakan artikel ilmiah dengan artikel (karya tulis) lain yang tidak ilmiah? Minimal ada tiga ciri utama sebagai pembeda, yakni berdasarkan penggunaan metode penulisan, penggunaan fakta dan data,  dan penggunaan ragam bahasa. 
 
Ciri pertama, berdasarkan penggunaan metode penulisan. Ada dua jenis metode penulisan, metode penulisan yang baku dan metode penulisan yang tidak baku.  Artikel ilmiah menggunakan metode penulisan yang bauku. Metode penulisan baku dijelaskan secara singkat berikut ini. 
 
Artikel ilmiah memiliki sistematika penulisan yang runtun, yakni  ada bagian pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutupan. Bagian pendahuluan berisi hal-hal yang memberikan gambaran awal tentang suatu pokok/tema yang dibahas, misalnya latar belakang artikel disusun, tujuan penulisan, dan pokok-pokok pikiran yang akan dibahas. Bagian inti berisi uraian mendalam dan panjang-lebar tentang pokok-pokok pikiran atau gagasan yang merupakan inti artikel. Bagian inilah yang merupakan isi utama atau inti artikel. Sedangkan bagian penutupan berisi hal-hal yang merupakan kesimpulan, penekanan, rekomendasi, dan usul saran tindak lanjut dari penulis artikel. 
 
Artikel ilmiah menampilkan kutipan-kutipan yang diperlukan untuk memperkuat pendapat atau argumentasi penulis. Kutipan-kutipan itu dikemukakan secara jelas dan eksplisit. Kalau kutipan itu diperoleh lewat bahan pustaka, misalnya buku-buku, majalah, dan surat kabar, perlu dinyatakan apa nama atau judul bahan pustaka itu, siapa penulisnya, nama penerbitnya, tahun terbit, dan  pada halaman berapa kutipan itu diambil. Perlu dicantumkan secara jelas dalam data kutipan, catatan kaki atau catatan akhir, yang ditulis dengan mengikuti teknik penulisan yang lazim dan baku. 
 
Ciri kedua, berdasarkan penggunaan fakta dan data. Yang dimaksudkan dengan fakta adalah segala sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi, sedangkan data adalah bukti nyata tentang adanya fakta. Fakta dan data dalam penulisan artikel ilmiah diperlukan guna menunjang atau memperkuat kebenaran pernyataan, pendirian, sikap, dan argumentasi yang dikemukakan penulis. 
 
Ada fakta dan data yang bersifat umum (resmi), ada pula fakta dan data yang bersifat pribadi (fiktif). Fakta dan data umum adalah hal-hal, peristiwa, dan fenomena yang dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya, dan kebenaran itu dapat diterima akal sehat, karena itu bersifat objektif. Fakta dan data jenis ini diperoleh melalui penelitian, baik penelitian normatif maupun penelitian empiris, pemikiran yang matang dan serius sebelumnya, disertai dengan pengujian saksama sesudahnya. 
 
Sebaliknya, fakta dan data yang bersifat pribadi (fiktif) adalah hal-hal, peristiwa, dan fenomena yang seolah-olah ada dan terjadi. Fakta dan data jenis ini hanya ada dalam diri, pikiran, dan perasaan seseorang saja sehingga bersifat subjektif.  Karena bersifat subjektif, maka fakta dan data jenis ini sukar atau sulit untuk diuji atau dibuktikan kebenarannya. 
 
Dalam artikel ilmiah, fakta dan data umum (resmi) yang digunakan karena dapat dibuktikan kebenarannya, diterima akal sehat, dan bersifat objektif. Karena itu, dalam artikel ilmiah dijumpai adanyakutipan-kutipan fakta, data, dan pendapat para pakar yang ahli dalam bidangnya. Kadang juga ditemui deretan angka-angka, kolom, tabel, grafik, kurva, gambar, peta, dan sebagainya untuk membuktikan atau memperkuat pernyataan, pendapat, pendirian, sikap, dan argumentasi penulis. 
 
Ciri ketiga, berdasarkan penggunaan ragam bahasa. Ada dua jenis ragam bahasa dalam penulisan, yakni ragam bahasa resmi (baku) dan ragam bahasa tidak resmi (tidak baku). Artikel ilmiah ditandai dengan penggunaan ragam bahasa resmi (baku) dengan cirri bahasanya yang  jelas, tegas, singkat, sederhana, dan teliti. Unsur-unsur bahasa, seperti ejaan, kata, istilah, frasa, kalimat, ungkapan, dan lain-lain  yang digunakan adalah unsur-unsur bahasa yang baku atau standar. Unsur-unsur bahasa yang digunakan itu bermakna lugas yang mengandung ciri logis, denotatif, dan efektif. 
 
Bahasa lugas maksudnya, bermakna seperti apa adanya, tidak berlebih-lebihan. Bahasa lugas mengandung arti yang logis, yakni  mengikuti aturan cara berpikir yang dapat diterima akal sehat. Bahasa lugas bersifat denotatif, yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau penafsiran yang lain. Bahasa lugas juga efektif, yakni tepat sasaran, sesuai dengan apa yang dimaksudkan penulis. *  
 
Oleh Yohanes Sehandi 
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores
 
(Telah dimuat harian Flores Pos, terbitan Ende, pada 14 Juli  2012)










         

Post a Comment for "Mengenal Artikel Ilmiah"