Mengenal Artikel Ilmiah
Kalau ilmiah
diartikan sebagai “sesuatu yang bersifat ilmu atau secara ilmu pengetahuan” (KBBI, 2001: 423), maka artikel ilmiah adalah jenis karya tulis
yang bersifat ilmu atau berisi ilmu pengetahuan yang disusun secara lengkap dan
dimuat dalam majalah.
Apa yang membedakan artikel ilmiah dengan artikel
(karya tulis) lain yang tidak ilmiah? Minimal ada tiga ciri utama sebagai
pembeda, yakni berdasarkan penggunaan metode penulisan, penggunaan fakta dan data, dan penggunaan ragam bahasa.
Ciri pertama,
berdasarkan penggunaan metode penulisan. Ada dua jenis metode penulisan, metode
penulisan yang baku dan metode penulisan yang tidak baku. Artikel ilmiah menggunakan metode penulisan
yang bauku. Metode penulisan baku dijelaskan secara singkat berikut ini.
Artikel ilmiah memiliki sistematika penulisan yang
runtun, yakni ada bagian pendahuluan,
bagian inti, dan bagian penutupan. Bagian
pendahuluan berisi hal-hal yang memberikan gambaran awal tentang suatu
pokok/tema yang dibahas, misalnya latar belakang artikel disusun, tujuan
penulisan, dan pokok-pokok pikiran yang akan dibahas. Bagian inti berisi uraian mendalam dan panjang-lebar tentang
pokok-pokok pikiran atau gagasan yang merupakan inti artikel. Bagian inilah
yang merupakan isi utama atau inti artikel. Sedangkan bagian penutupan berisi hal-hal yang merupakan kesimpulan,
penekanan, rekomendasi, dan usul saran tindak lanjut dari penulis artikel.
Artikel ilmiah menampilkan kutipan-kutipan yang
diperlukan untuk memperkuat pendapat atau argumentasi penulis. Kutipan-kutipan
itu dikemukakan secara jelas dan eksplisit. Kalau kutipan itu diperoleh lewat
bahan pustaka, misalnya buku-buku, majalah, dan surat kabar, perlu dinyatakan
apa nama atau judul bahan pustaka itu, siapa penulisnya, nama penerbitnya,
tahun terbit, dan pada halaman berapa
kutipan itu diambil. Perlu dicantumkan secara jelas dalam data kutipan, catatan
kaki atau catatan akhir, yang ditulis dengan mengikuti teknik penulisan yang
lazim dan baku.
Ciri kedua, berdasarkan
penggunaan fakta dan data. Yang
dimaksudkan dengan fakta adalah
segala sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi, sedangkan data adalah bukti nyata tentang adanya fakta. Fakta dan data dalam
penulisan artikel ilmiah diperlukan guna menunjang atau memperkuat kebenaran
pernyataan, pendirian, sikap, dan argumentasi yang dikemukakan penulis.
Ada fakta dan data yang bersifat umum (resmi), ada
pula fakta dan data yang bersifat pribadi (fiktif). Fakta dan data umum adalah
hal-hal, peristiwa, dan fenomena yang dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya,
dan kebenaran itu dapat diterima akal sehat, karena itu bersifat objektif.
Fakta dan data jenis ini diperoleh melalui penelitian, baik penelitian normatif
maupun penelitian empiris, pemikiran yang matang dan serius sebelumnya,
disertai dengan pengujian saksama sesudahnya.
Sebaliknya, fakta dan data yang bersifat pribadi
(fiktif) adalah hal-hal, peristiwa, dan fenomena yang seolah-olah ada dan terjadi. Fakta dan data jenis ini hanya ada dalam
diri, pikiran, dan perasaan seseorang saja sehingga bersifat subjektif. Karena bersifat subjektif, maka fakta dan
data jenis ini sukar atau sulit untuk diuji atau dibuktikan kebenarannya.
Dalam artikel ilmiah, fakta dan data umum (resmi)
yang digunakan karena dapat dibuktikan kebenarannya, diterima akal sehat, dan
bersifat objektif. Karena itu, dalam artikel ilmiah dijumpai adanyakutipan-kutipan
fakta, data, dan pendapat para pakar yang ahli dalam bidangnya. Kadang juga
ditemui deretan angka-angka, kolom, tabel, grafik, kurva, gambar, peta, dan sebagainya
untuk membuktikan atau memperkuat pernyataan, pendapat, pendirian, sikap, dan
argumentasi penulis.
Ciri ketiga, berdasarkan
penggunaan ragam bahasa. Ada dua
jenis ragam bahasa dalam penulisan, yakni ragam bahasa resmi (baku) dan ragam
bahasa tidak resmi (tidak baku). Artikel ilmiah ditandai dengan penggunaan
ragam bahasa resmi (baku) dengan cirri bahasanya yang jelas, tegas, singkat, sederhana, dan teliti.
Unsur-unsur bahasa, seperti ejaan, kata, istilah, frasa, kalimat, ungkapan, dan
lain-lain yang digunakan adalah
unsur-unsur bahasa yang baku atau standar. Unsur-unsur bahasa yang digunakan
itu bermakna lugas yang mengandung
ciri logis, denotatif, dan efektif.
Bahasa lugas
maksudnya, bermakna seperti apa adanya, tidak berlebih-lebihan. Bahasa lugas
mengandung arti yang logis,
yakni mengikuti aturan cara berpikir
yang dapat diterima akal sehat. Bahasa lugas bersifat denotatif, yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau penafsiran
yang lain. Bahasa lugas juga efektif,
yakni tepat sasaran, sesuai dengan apa yang dimaksudkan penulis. *
Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores
(Telah dimuat harian Flores Pos, terbitan Ende, pada 14 Juli 2012)
Post a Comment for "Mengenal Artikel Ilmiah"