Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Manuver Politik Gila dan Konyol Maruarar Sirait

Inilah Yudas Iskariot Indonesia. Fotonya di bawah ini. Namanya Maruarar Sirait. Biasa dipanggil Ara. Dia Menteri Perumahan Rakyat saat ini. Katanya, dia Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025.

Kalau Yudas Iskariot asli, dia jual Yesus kepada orang Yahudi untuk cari makan dan memperkaya diri. Dia masuk dalam jajaran 12 rasul Yesus. Dia buat manuver gila dan konyol. Menjual Yesus, sehingga ia terkenal di kalangan kaum Yahudi yang munafik.

 

Yudas Iskariot Indonesia yang bernama Maruarar Sirait ini, dia menjual umat Kristiani Indonesia (Kristen Katolik dan Kristen Protestan), untuk kepentingan politik kelompoknya, untuk manuver politik pribadinya, untuk cari muka, dan untuk pertahankan jabatannya saat ini.

 

Kita semua umat Kristiani Indonesia, belum tahu persis rencana Perayaan Nasional itu, belum tahu susunan panitianya, apa programnya, apa temanya, kapan dan di mana Perayaan Natal Nasional 2025 dilaksanakan. Eh, Maruarar Sirait mengumumkan dirinya sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025, dan semua “persembahan” dalam Perayaan Natal Nasional 2025 itu akan “diserahkan” ke Palestina. Apa tidak gila itu.

 

Apakah kau, hai Yudas Iskariot Indonesia, sudah tanya hati nurani umat Kristiani Indonesia? Apakah mereka mau sumbang Palestina atau sumbang saudara-saudarinya sendiri yang hidupnya di bawah garis kemiskinan, seperti masyarakat di Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Maluku, dan NTT? Inilah contoh-contoh provinsi yang diidentifikasi sebagai provinsi miskin.

 

Apakah kau sudah diberi mandat oleh KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia, Katolik) dan PGI (Persatuan Gereja-Gereja Indonesia, Protestan), dua lembaga Gereja yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Perayaan Natal Nasional setiap tahun, untuk mengumumkan ke public “peruntukan” sumbangan (kolekte) pada Perayaan Natal Nasional 2025? Apakah KWI dan PGI sudah membahas dan memutuskan hal itu? Mengapa bernafsu sekali mengumumkannya sendiri?

 

Menurut saya, KWI dan PGI tidak akan mudah memutuskan hal itu. Mereka akan dengan cermat dan hati-hati merekam dan mendeteksi hati nurani umat. Apa maunya umat Kristiani Indonesia. Jadi, harus-hati-hati dan penuh dengan pertimbangan dari berbagai aspek.

 

Mengapa harus hati-hati dan penuh pertimbangan? Karena ini adalah “persembahan” dari umat kepada Tuhannya yang diberikan dalam sebuah perayaan atau ibadat, yang berbeda dengan “sumbangan” yang biasa dilakukan di jalan-jalan pakai kardus atau minta sumbangan dari rumah ke rumah dengan menyodorkan piring atau baskom atau dos sarimi.

 

Dalam keterangannya Maruarar memakai pertimbangan unsur kemanusiaan. Oke, kita sepakat. Tetapi, jenis kemanusiaan yang mana dulu? Kita bantu rakyat yang sedang lapar dan sekarat yang ada di depan mata kita, di kampung kita, di desa kita, di kecamatan kita, di kabupaten kita, di provinsi kita, di negara kita Indonesia, atau bantu rakyat Palestina yang jauh dari kita?

 

Ingat, hai kau, Yudas Iskariot Indonesia, masalah Palestina itu adalah masalah politik. Orang setolol apapun sudah tahu itu. Orang seantero jagat ini juga sudah tahu itu. Para pemimpin negera-negara di dunia ini juga sudah tahu dan mereka sedang mencari solusi yang tepat.

 

Manuver politik gila dan konyol seperti ini akan memecah belah umat Kristiani Indonesia. Kalau umat tidak setuju, apakah umat mau datang ke Perayaan Natal Nasional itu? Kalaupun mereka datang, apakah mereka mau memberi “persembahan” dalam bentuk kolekte? Apakah tidak merusak nama umat Kristiani Indonesia?

 

Bagi orang Kristen Katolik, memberi “persembahan” dalam bentuk kolekte dalam Perayaan Ekaristi Kudus, adalah lambang penyerahan dirinya secara tulus dan iklas, sebagian dari jiwa dan raganya, apa adanya, dan seberapa pun jumlahnya.

 

Lewat persembahan itu, orang Katolik menyerahkan kepada Tuhan Allahnya: suka duka yang dialaminya, rasa syukurnya atas berkat yang diterimanya, tanda tobatnya dari dosa yang dibuatnya, dan permohonannya untuk hari-hari yang akan datang.

 

Oleh karena itu, celakalah hai kamu, orang-orang yang dengan tahu dan mau, menyelewengkan persembahan umat Tuhan untuk kepentingan politik kelompok, untuk manuver politik pribadi, untuk cari muka, untuk pertahankan jabatan, dan untuk kepentingan sesat yang lain. *


Kupang, Minggu, 23 November 2025


 

        Yohanes Sehandi

 

 

 

 

 

Post a Comment for "Manuver Politik Gila dan Konyol Maruarar Sirait"