Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Karangan Populer di Media Massa

Sebagian besar orang bercita-cita menggeluti dunia tulis-menulis agar dapat menulis karangan populer di media massa. Mengapa? Karena karangan populer di media massa sasaran pembacanya adalah masyarakat banyak atau kalangan yang luas, bukan kalangan terbatas. Di samping itu, karangan populer juga tidak terikat dan terlalu panjang seperti karangan ilmiah karangan dalam bentuk buku. Karangan populer juga jauh lebih gampang ditulis dibandingkan dengan berbagai jenis karangan yang lain. Oleh karena itu, para calon penulis atau yang bercita-cita menjadi penulis perlu mengetahui dan mendalami berbagai jenis karangan populer.

Karangan populer yang bertebaran di berbagai media massa bermacam-macam. Berikut ini diperkenalkan secara singkat beberapa jenis karangan populer yang sering dijumpai dalam media massa, yakni karangan jenis berita, ficer, opini, editorial, esai, kritik, kolom, resensi, profil, wawancara, obituari, dan cerita pendek. Semua jenis karangan populer itu dapat ditulis oleh siapa saja, baik wartawan media massa tersebut maupun penulis dari luar.

Pertama, berita. Berita adalah tulisan yang berisi informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian yang perlu diketahui publik. Berita itu dimuat dalam media massa, yakni media cetak, media elektronik, dan media online (siber) sehingga diketahui publik pembaca, pendengar, dan pemirsa. Sebuah informasi baru bisa disebut berita apabila memiliki nilai berita (news value), yakni apabila informasi itu penting (signifikan), aktual (kekinian), besar (magnitude), dekat (proximity), tenar (prominence), manusiawi (human interest), dan konflik (bermasalah). Berita harus berdasarkan fakta dan data yang ada dan disusun dengan memperhatikan unsur 5W+1H, yakni unsur apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Secara garis besar ada empat ragam berita, yakni berita langsung (straight news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature news), dan berita analisis (analysis news).

Kedua, ficer. Ficer atau berita kisah adalah salah satu karangan populer yang berisi kisah atau cerita yang dapat menyentuh perasaan, menambah pengetahuan lewat penjelasan yang  rinci, lengkap, serta mendalam. Ficer tidak terikat akan aktualitas. Nilai utama ficer terletak pada unsur manusiawi atau informasi yang dapat menambah pengetahuan. Karangan jenis ficer antara lain berisi kisah perjalanan wisata, certa adat-istiadat, cerita perjuangan seseorang atau sekelompok orang, profil atau riwayat hidup seseorang, ficer juga bisa berisi kejadian lama yang sudah masuk kotak sejarah. Tulisan ficer juga bisa menjelaskan bagaimana melakukan sesuatu (how to do it feature). Berita kisah digunakan untuk mengangkat nuansa atau warna kehidupan, hal yang sering tidak mungkin dilakukan lewat berita langsung. Itulah sebabnya berita kisah tergolong berita yang bisa ditulis penuh warna, dan menarik perhatian.

Ketiga, opini. Opini atau artikel opini adalah karangan populer yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), dan pemikiran seseorang tentang suatu pokok pesoalan. Ciri khas artikel opini adalah (1) bersifat faktual (bukan fiksi), yakni berisi fakta-fakta dan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan; (2) berisi pandangan, yakni berupa pikiran atau pendapat seseorang atas sebuah persoalan; (3) penyajiannya meyakinkan, yakni pandangan itu dapat dipercayai karena disertai dengan keterangan dan argumentasi yang dapat diterima akal sehat; (4) bersifat menguraikan, yakni mengajarkan sesuatu agar publik melakukan atau tidak melakukan sesuatu; (5) memberi solusi, yakni memecahkan masalah yang dihadapi; (6) menghibur, yakni memberi hiburan dengan mengangkat tema atau pokok soal yang ringan, lucu, namun tetap bernilai. Pada setiap artikel opini umum tercantum nama penulis, identitas singkat penulis, terkadang dengan pasfotonya.

Keempat, editorial. Editorial atau tajuk rencana adalah jenis tulisan dalam media massa yang ditulis khusus oleh pemilik media masa untuk menyatakan pendirian media atau pimpinan media massa tersebut mengenai beberapa pokok masalah (KBBI, 2001, halaman 284). Editorial merupakan artikel utama sebuah media yang berisi pandangan redaksi media tesebut terhadap peristiwa atau isu penting menyangkut kepentingan masyarakat banyak. Dalam editorial diungkapkan adanya masalah aktual, penegasan akan pentingnya masalah itu, pandangan redaksi tentang pemecahan masalah, disertai kritikdan saran atas penyelesaian permasalahan, serta harapan redaksi media akan peran serta para pembaca (Ariwibowo, 2009). Editorial yang ditulis pihak redaksi mewakili pandangan redaksi dan sikap resmi media bersangkutan.

Kelima, esai. Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah dari sudut pandang pribadi penulisnya (KBBI, 2001, halaman 308). Karangan esai biasanya mengulas hal-hal yang berkaitan dengan seni dan budaya, misalnya seni sastra, seni musik, seni tari, seni drama, dan lain-lain, sehingga lebih bersifat subjektif. Esai mengutarakan keinginan, perasaan, kesan, sikap terhadap suatu masalah yang menarik perhatian penulis esai (esais). Sebagian besar esai, kalau diperhatikan, penyajiannya bergaya sastra. Penempatan esai biasanya bersama dengan rubrik seni dan budaya dan dianggap rubriknya para seniman atau budayawan. Kalau mengutip pendapat kritikus sastra Maman S. Mahayana dalam bukunya Kitab Kritik Sastra (2015, halaman xliii), esai sastra mengandung unsur deskripsi, interpretasi, dan analisis.

Keenam, kritik. Kritik mirip dengan esai. Seperti halnya dengan esai, karangan jenis kritik berisi ulasan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan seni dan budaya, misalnya seni sastra, seni musik, seni tari, seni drama, dan lain-lain. Kalau esai lebih cendering bersifat subjektif berdasarkan pertimbangan pribadi penulisnya (esais), karangan jenis kritik lebih cendrung bersifat objektif, karena karangan jenis kritik mengandung unsur evaluasi atau penilaian di dalamnya. Kalau esai lebih kuat berisi apresiasi terhadap sebuah karya seni dan sastra, karangan kritik, di samping berisi apresiasi, juga berisi penilaian baik dan buruknya karya sastra budaya tersebut. Atau kalau mengikuti pendapat kritikus sastra Maman S. Mahayana dalam buku yang baru saja disebutkan (2015, halaman xliii), kritik sastra mengandung unsur deskripsi, interpretasi, analisis, dan evaluasi.

Ketujuh, kolom. Kolom adalah karangan khas (khusus) dalam surat kabar atau majalah (KBBI, 2001, halaman 581). Sebagai rubrik khusus, kolom ditulis oleh orang khusus yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Penulis kolom disebut kolumnis. Majalah Tempo memiliki rubrik kolom yang terkenal ditulis oleh penulis kondang Goenawan Mohamad dengan nama Catatan Pinggir. Harian Kompas memiliki kolom Politik Ekonomi yang biasa diisi Budiarto Shambazy dan James Luhulima, dan kolom Olahraga biasa diisi oleh Anton Sanjoyo. Artikel opini jenis kolom hampir sama dengan esai atau artikel opini umum, hanya artikel kolom lebih pendek, meskipun akhir-akhir ini ada juga kolom yang panjang. Penulisan kolom tidak menggunakan struktur tertentu, bisa langsung ke inti permasalahan. Judul kolom juga biasanya singkat. Penulis kolom disebut kolomnis.

Kedelapan, resensi. Resensi atau timbangan adalah karangan populer yang berisi tinjauan atau ulsan terhadap isi buku, musik, lagu, film, sinetron, dan drama. Pada awalnya karangan resensi ini khusus membahas sebuah buku, disebut resensi buku. Dalam perkembangannya, tulisan resensi tidak hanya untuk mengulas buku, juga untuk mengulas musik, lagu, film, sinetron, dan drama, sehingga disebut resensi musik, resensi lagu, resensi film, resensi sinetron, dan resensi drama. Tulisan resensi di samping berisi apresiasi dan kelebihan terhadap sebuah buku, musik, lagu, film, sinetron, dan drama, tetapi juga berisi kritik terhadapnya. Yang menjadi keunggulan diungkapkan, sebaliknya, yang menjadi kekurangan/kelemahan juga dikemukakan. Pada akhir-akhir ini resensi sudah menjadi artikel opini yang relatif tetap di media massa.

Kesembilan, profil. Karangan jenis profil berisi riwayat hidup singkat seseorang beserta sepak terjangnya yang menyebabkan orang atau tokoh tersebut dikenal luas atau berpengaruh kepada orang banyak. Tujuan karangan jenis profil agar tokoh tersebut dikenal orang banyak, sepak terjang atau karienya bisa menjadi pedoman atau petunjuk bagi orang lain. Biasanya, karangan jenis profil ini menampilkan tokoh-tokoh yang berprestasi dan sedang naik daun, atau sedang ramai diperbincangkan orang banyak.

Kesepuluh, wawancara. Karangan jenis wawancara berisi hasil wawancara atau tanya-jawab antara pewawancara (penulis) dengan tokoh yang diwawancarai. Karangan jenis wawancara ini merupakan hasil wawancara sekitar riwayat hidup singkat, tempat dan tanggal lahir, sekitar orang tua dan keluarga, riwayat pendidikan, pekerjaan, dan pandangan atau pendapat sang tokoh yang diwawancarai tentang suatu masalah atau beberapa masalah yang menjadi perhatian tokoh yang diwawancarai. Pandangan sang tokoh yang diwawancarai biasanya berkaitan dengan masalah yang sedang  ramai diperbincangkan masyarakat luas.

Kesebelas, obituari. Obituari adalah tulisan yang berisi kenangan terhadap seorang tokoh yang meningal dunia. Orang menulis obitiari segera setelah seseorang meninggal dunia. Obituari juga ditulis orang untuk mengenang seorang tokoh yang sudah lama meninggal dunia, biasanya dibuat untuk mengenang satu tahun, dua tahun, tiga tahun, lima tahun, sepuluh tahun, dan seterusnya, meninggalnya seorang tokoh. Biasanya tokoh yang dikenang adalah tokoh yang mempunyai pengaruh di kalangan masyarakat.

Kedua belas, cerita pendek. Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang berisi cerita. Isi cerpen bisa berdasarkan peristiwa atau kejadian yang benar ada dan terjadi, bisa pula berdasarkan hasil imajinasi penulis, yakni sesuatu yang sebetulnya tidak ada dan terjadi, tetapi seolah-olah ada dan terjadi. Para pembaca menikmati jalan cerita, sepak terjang para tokoh yang terlibat, tempat dan waktu terjadinya cerita, dan ending cerita. Meskipun dalam bentuk cerita, cerpen mengandung berbagai nilai yang dapat dipetik para pembaca, misalnya nilai moral, pendidikan, kebenaran, kejujuran, keadilan, dan lain-lain. *

Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende

 

 

Post a Comment for "Karangan Populer di Media Massa"