Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sambutan Rektor Universitas Flores

Sambutan Rektor Universitas Flores,
Prof. Dr. Stephanus Djawanai, MA,
dalam Buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT


Prof. Dr. Stephanus Djawanai, MA

PADA akhir-akhir ini ada kecenderungan baru para peneliti atau ilmuwan sastra di Indonesia yang menaruh minat besar terhadap kajian atau penelitian sastra kawasan. Misalnya, kajian sastra Madura, kajian sastra Riau, kajian sastra Aceh, kajian sastra Kalimantan, kajian sastra Indonesia Timur, dan seterusnya. Kajian sastra kawasan ini tentu tetap dalam bingkai sastra nasional, sastra Indonesia. Oleh sejumlah peneliti atau ilmuwan sastra, sastra kawasan itu disebut sebagai sastra Indonesia warna daerah atau warna lokal. Di beberapa kawasan (daerah) di Indonesia, baik daerah Provinsi maupun Kabupaten, studi sastra warna daerah atau warna lokal itu ramai dilakukan para pengamat atau peneliti sastra.     

Untuk kawasan daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), kajian warna daerah atau warna lokal itu belum banyak atau bahkan belum pernah dilakukan orang. Karena kealpaan itu, secara nasional orang tidak banyak tahu tentang warna daerah atau warna lokal NTT dalam sastra Indonesia, atau sastra Indonesia warna daerah atau warna lokal NTT. Akibatnya, jarang kedengaran orang menyebut sastra NTT atau sastrawan NTT. Padahal kita ketahui sastra (susastra) adalah khazanah pengetahuan dan tempat manusia menyimpan catatan dari sejarah intelektualnya. Jadi, sastra NTT menyimpan sejarah intelektual orang NTT.

Upaya yang dilakukan oleh Sehandi Yohanes (biasa dikenal Yan Sehandi) lewat buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT ini adalah sebuah rintisan awal dalam mengkaji warna daerah atau warna lokal NTT dalam sastra Indonesia, atau sastra Indonesia warna daerah NTT. Sebagai peneroka tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Bagi saya, terlepas dari adanya kekurangan di sana-sini, yang penting adalah semangat dan kemauan kuat untuk memulai meletakkan dasar pemahaman  tentang sastra NTT dan sastrawan NTT. Yang utama adalah sudah ada pangkal tolak dalam memahami sastra dan sastrawan NTT. Kalau ada kekurangan tinggal disempurnakan lagi oleh para peneliti atau pengamat sastra dan sastrawan NTT kemudian. Kalau ada kelebihannya, tinggal ditingkatkan lagi. Di sinilah letak apresiasi yang dapat kita berikan kepada buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT ini.

Sebagai Rektor Universitas Flores, saya menyambut gembira penerbitan buku Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT ini. Saya bangga karena ternyata muncul dosen dari Universitas Flores yang dengan tekun dan kerja panjang merintis jalan baru melacak sastra dan sastrawan NTT. Penulis buku ini tidak sendirian menanggung resiko kekurangan buku ini kalau ada, tetapi juga ditanggung bersama oleh sejumlah media massa cetak di NTT yang telah mempublikasikan tulisan-tulisan yang terdapat dalam buku ini. Artinya, sejumlah media massa cetak di NTT yang memuat tulisan-tulisan di dalam buku ini telah ikut memberikan legalitas dan legitimasi yang kuat terhadap bobot tulisan-tulisan dalam buku ini.

Semoga buku ini mendapat tempat di hati masyarakat NTT dan menjadi salah satu dasar referensi dalam melakukan kajian terhadap sastra dan sastrawan NTT selanjutnya. Kalau tidak salah, mungkin inilah buku pertama di Indonesia yang mengkaji sastra dan sastrawan NTT. Meskipun isi buku ini bukan merupakan hasil penelitian yang utuh dan komprehensif, tetapi pikiran-pikiran lepas yang dipersatukan dalam tema besar tentang sastra dan sastrawan NTT, kita telah memiliki satu pangkal tolak dalam menelusuri lebih lanjut sastra dan sastrawan NTT. Di sinilah letak nilai keperintisan buku ini. *

Ende, Flores, 3 Maret 2012

(Tulisan ini merupakan Sambutan Rektor Universitas Flores, Prof. Dr. Stephanus Djawanai, MA,  dalam buku Yohanes Sehandi yang berjudul Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT, Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2012, halaman 1-2).

 

 

 

 

1 comment for "Sambutan Rektor Universitas Flores"

  1. Salam hormat untuk Rektor universitas Flores Ende yang telah memberikan apresiasi terhadap Penulis, secara pribadi saya juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Flores-Ende Ini,karena hanya orang yang berani untuk bisa mengangkat citra diri NTT Dimata Indonesia satu- satu.

    ReplyDelete