Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Dunia Jurnalistik

Membangun komunikasi dengan orang lain, baik secara lisan maupun secara tulis,  merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Tak dapat dibayangkan, kalau seseorang tidak bisa atau dilarang berkomunikasi dengan orang lain. Dengan terbangunnya komunikasi dengan orang lain, akan terbentuk saling pengertian, saling membantu, saling memberi, dan saling menerima untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Seperti apa peradaban manusia di bawah kolong langit ini kalau tidak mempunyai cara dan sarana untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

Dalam sejarah umat manusia, kita mendengar cerita tentang Candi Babel, yang karena para pekerjanya tidak saling mengerti bahasa satu sama lain, pembangunan Candi Babel berantakan. Cerita ini adalah contoh tentang kekacauan komunikasi umat manusia dalam sejarah peradabannya. Membangun komunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, merupakan dasar dan latar belakang lahirnya sebuah bidang studi yang disebut “jurnalistik.” Jurnalistik merupakan bagian dari induknya yang besar bernama komunikasi.

Pengertian Jurnalistik

Secara etimologis, istilah “jurnalistik” dalam bahasa Indonesia dibentuk dari “jurnal” dan “istik.” Jurnal berasal dari bahasa Inggris journal, yang berarti catatan atau buku harian, surat kabar, majalah, atau majalah ilmiah. Kata “jurnal” juga berasal dari bahasa Belanda journaal yang berarti buku harian, atau dari bahasa Latin diurna yang berarti hari ini. Sedangkan bentuk “istik” merujuk pada kata estetik (dari bahasa Inggris aesthetic) yang mengandung arti seni atau keindahan atau apresiasi atas keindahan. Seluruh rangkaian kegiatan jurnalistik memang terkandung unsur estetik atau keindahan di dalamnya.

Di samping berasal dari bentuk dasar jurnal dan istik, istilah “jurnalistik” dalam bahasa Indonesia juga diambil utuh dari bahasa Inggris journalistic yang berarti mengenai kewartawanan (Echols dan Shadily, 1996: 337) atau dari bahasa Belanda journalistiek yang berarti ilmu persuratkabaran, pekerjaan wartawan, jabatan wartawan, atau yang berkenaan dengan surat kabar (Soekartini, 1992: 285). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001: 482) “jurnalistik” diartikan sebagai menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran.

Dalam jurnalistik adalah beberapa komponen atau unsur yang terlibat, yakni berita (news), wartawan (jurnalis, penyusun berita), pembaca (penerima berita, pemirsa), media massa (sarana penyebar berita). Berita (news) adalah informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian yang bernilai berita (news value) yang disebarluaskan ke publik melalui media massa. Wartawan (jurnalis) adalah orang yang mencari, menyusun, dan menyebarluaskan berita kepada publik melalui media massa. Pembaca adalah orang atau masyarakat umum yang membaca atau mendengar atau berita dari media massa. Media massa adalah sarana atau alat yang secara khusus menyebarluaskan berita dari wartawan kepada publik, baik melalui media cetak maupun media elektronik dan media siber (online).

Apa itu jurnalistik? Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, jurnalistik adalah “kegiatan mencari, memiliki, menyusun, dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat luas, baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik, maupun dalam bentuk lainnya, dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran tersedia.” Ini pengertian jurnalistik secara umum dan praktis.   

 

Produk Utama Jurnalistik

 

Secara umum, produk utama jurnalistik adalah berita (news), opini (views), dan iklan (advertising). Berita adalah produk jurnalistik berupa informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian yang bernilai berita (news value) yang disebarluaskan ke publik melalui media massa. Berita sering disebut juga sebagai informasi terbaru.

 

Opini adalah produk jurnalistik berupa pendapat (opini), gagasan (ide), dan pemikiran seseorang tentang suatu pokok pesoalan. Opini (views) sering muncul dalam berbagai media massa, baik media cetak maupun media elektronik dan media online (media siber). Opini bisa berasal dari dalam media maupun dari luar media yang bersangkutan.

 

Iklan atau advertensi merupakan produk jurnalistik yang tujuan utamanya untuk memperkenalkan atau mempromosikan jasa, gagasan, peristiwa, barang atau benda yang dapat mengundang minat atau perhatian orang lain untuk mengetahui atau membelinya. Iklan juga merupakan sumber penghasilan media massa yang bersangkutan.

Jurnalis, Penyusun Berita

Jurnalis atau wartawan adalah orang yang karena keahlian atau profesinya menyusun berita untuk disebarluaskan kepada publik melalui media massa. Yang masuk dalam kelompok profesi wartawan ini mulai dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, para redaktur, redaktur desk, fotografer, sampai koresponden dan kontributor yang tersebar di berbagai tempat. Karena wartawan adalah sebuah profesi, maka dibentuklah organisasi kewartawanan, antara lain yang kita kenal di Indonesia sekarang ini adalah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut, yakni (1) menguasai teknik jurnalistik, yaitu terampil meliput dan menulis berita, ficer, dan opini, (2) menguasai bidang peliputan berita, dan (3) menguasai dan menaati kode etik jurnalistik.

Pada awalnya kegiatan jurnalistik belum menjurus kepada suatu profesi khusus yang menjadi sumber penghasilan karena masih campur aduk dengan kegiatan komunikasi massa pada umumnya. Namun, karena begitu pesatnya perkembangan media massa, terutama media cetak, elektronik, dan media online yang semakin rumit dan memerlukan spesifikasi keahlian tersendiri, maka kegiatan jurnalistik semakin menempatkan dirinya sebagai sebuah profesi yang harus dijalankan secara profesional pula. 

Syarat Media Jurnalistik

Media massa jurnalistik adalah sarana yang digunakan wartawan untuk menyebarluaskan berita kepada publik atau masyarakat umum. Fungsi utama media massa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan berbagai informasi yang diperlukan. Media massa menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk, di mana media adalah pesan. Ada media massa yang berorentasi pada aspek penglihatan (verbal visual), aspek pendengaran (audio), dan aspek pendengaran dan penglihatan (audio, verbal visual), sebagaimana terlihat pada surat kabar, majalah, buku, radio, televisi, handphone, dan internet.

Sebuah sarana komunikasi baru bisa digolongkan sebagai sebuah media massa apabila memenuhi lima kriteria berikut ini.

Pertama, publisitas. Maksudnya, media itu penyebarannya luas ke publik, menjangkau masyarakat banyak, tidak terbatas pada ruang atau wilayah tertentu. Kedua, universalitas. Maksudnya, media itu bersifat umum, menyangkut kepentingan umum, meliputi banyak aspek kehidupan, menjangkau banyak peristiwa di banyak tempat, dan berpengaruh kepada kehidupan masyarakat banyak. Ketiga, periodisitas. Maksudnya,  media itu terbit atau tayang secara periodik, secara berkala dan tetap, misalnya terbit setiap hari, setiap minggu, atau ditayangkan sekian jam selama sehari, program acaranya tetap dan tidak berubah-ubah.

Keempat, kontinuitas. Maksudnya, media itu terbit atau tayang secara terus-menerus, berkesinambungan, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, tidak terputus-putus. Kelima, aktualitas. Maksudnya, media itu menerbitkan berita atau informasi baru, aktual, kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat.

Jenis Media Jurnalistik

Sampai dengan saat ini, secara umum media massa jurnalisitik terdiri atas beberapa jenis, yakni media massa cetak (printed media), media massa elektronik (electronic media), media massa online (online media, internet media, cyber media). Kelahiran dan kehadiran tiga jenis media massa ini secara berurutan. Yang lahir dan dikenal lebih dahulu adalah media cetak, kemudian media elektronik, dan yang mutakhir media online. Media online inilah yang sedang booming pada era digital sekarang ini.

Pertama, media massa cetak. Media massa cetak adalah media massa yang pertama kali dikenal orang di dunia. Revolusi media cetak terjadi pada waktu mesin cetak ditemukan oleh Johann Gutenberg (1400-1468) di Jerman sekitar tahun 1454. Pada awalnya media massa cetak digunakan penguasa sebagai alat untuk mendoktrin masyarakat atau menggiring masyarakat pembaca kepada suatu tujuan tertentu sesuai dengan kehendak penguasa bersangkutan.

Pada masa sekarang, keadaan sudah terbalik, apa yang dikehendaki masyarakat menjadi perhatian media massa, bukan kehendak penguasa lagi, sehingga muncullah apa yang disebut kebebasan pers. Media massa cetak dicetak dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Dari segi format dan ukuran kertas, media massa cetak dibagi menjadi beberapa jenis, yakni (1) Surat kabar atau koran (berukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano); (2) Tabloid (berukuran kertas 1/2 broadsheet); (3) Majalah (berukuran kertas 1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kuarto); (4) Buku (berukuran kertas 1/2 majalah); (5) Newsletter (berukuran kertas folio/kuarto, jumlah halaman lazimnya 4-8); dan (6) Buletin (berukuran kertas 1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8).

Kedua, media massa elektronik. Media massa elektronik hadir setelah media massa cetak. Kecepatan penyampaian pesan lewat media massa elektronik jauh lebih cepat dibandingkan dengan media cetak. Media elektonik pertama kali dikenal adalah radio sebagai media audio (suara) yang menyampaikan pesan lewat suara. Kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyampain berita atau pesan lebih cepat dibandingkan media cetak. Peran vital radio di Indonesia, yakni Radio Republik Indonesia (RRI), terjadi pada waktu Proklamasi Kemerdekaan RI, pada 17 Agustus 1945. Media elektronik RRI-lah yang pertama kali menyiarkan berita kemerdekaan RI ke seluruh pelosok Tanah Air Indonesia.

Ketiga, media online. Media massa online atau media siber adalah media yang mengandalkan teknologi canggih internet sebagai basisnya. Media ini muncul pada akhir abad ke-20 ini. Google muncul pada 1997. Berbagai jenis media online yang berbasis internet memiliki kemampuan jauh lebih canggih dibandingkan dengan media cetak dan media elektronik. Apa yang ada pada media cetak dan elektronik bisa masuk dalam jaringan internet melalui website berbagai media online. Pada saat ini, sebagian besar berita dalam media cetak dan elektronik bersumber dari media online. Pada era internet atau era digital sekarang ini, media online merajai hampir semua saluran atau jaringan komunikasi karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan dua jenis media sebelumnya. Contoh media online adalah website, webblog, facebook, twitter, dan instagram, dan masih banyak lagi.

Keunggulan Media Online

Ada sejumlah keunggulan media online atau media siber dibandingkan dengan media cetak dan elektronik. Namun demikian, media online juga ada kelemahannya, karena tanpa sensor dan kebebasan tanpa batas. Keunggulan-keunggulan media online sebagai berikut.

Pertama, media online secara langsung terbit atau tayang dalam waktu sekejab. Media online tanpa dibatasi oleh jadwal atau periodisasi untuk penayangan atau penerbitan. Kapan saja dan di mana saja selama terhubung dengan jaringan internet, maka media itu bisa langsung mempublikasikan berita pada saat itu juga. Inilah yang memungkinkan publik mendapatkan informasi mengenai perkembangan sebuah berita atau peristiwa dengan lebih cepat dan aktual.

Kedua, media online menyertakan unsur-unsur multimedia. Media online menyajikan bentuk dan isi publikasi yang jauh lebih kaya dan berwarna dibandingkan dengan media elektronik dan media cetak, karena mengandung unsur multimedia. Karakteristik multimedia ini memperkaya informasi yang diperoleh para pembaca atau pendengar atau pemirsa media.

Ketiga, media online bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada website, karya-karya jurnalistik online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain sehingga terjadi interaksi dengan masyarakat luas. Ini berarti, publik dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif dan tetap terjaga untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas, bahkan bisa berbeda.

Keempat, media online bersifat mandiri. Media online tidak harus membutuhkan atau memiliki organisasi atau institusi resmi dengan segala macam persyaratan legal-formalnya, sebagaimana pada media cetak dan elektronik. Bahkan dalam konteks tertentu, organisasi atau institusi yang bersifat legal-formal itu dalam media online sama sekali tidak diperhitungkan.

Kelima, media online tanpa sensor. Media online tidak membutuhkan penyutingan atau penyensoran, baik internal maupun eksternal, sebagaimaa dimiliki media cetak dan elektronik. Dengan demikian, jenis dan isi berita media online bersifat bebas merdeka. Para pengguna media juga bebas mempercayai atau tidak mempercayai apa yang diperolehnya dari media online. Media online tanpa sensor ini, di samping sebagai keunggulan, bisa juga sebagai kelemahan.

Keenam, media online lebih mudah terdokumentasi. Dibandingkan media cetak dan elektronik, media online lebih mudah menyimpan atau mendokumentasikan segala sesuatu yang diberitakannya, karena dapat disimpan dan diamankan dalam jaringan digital, di samping tersimpan secara tercetak atau elektronik. *

Daftar Pustaka 
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Cetakan ke-23. Jakarta:      Gramedia Pustaka Utama.
Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III, Cetakan ke-1. Jakarta: Balai Pustaka.
Sehandi, Yohanes. 2016. Pengantar Jurnalistik. Salatiga: Widya Sari.
Siregar, Ashadi, dkk. 2003. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa.   Cetakan ke-5. Yogyakarta: Kanisius.
Soekartini. 1992. Kamus Belanda Indonesia. Ende-Flores: Nusa Indah.
Suhandang, Kustandi. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik,   Bandung: Nuansa.


Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende
 
(Materi kuliah Journalism pada Program Studi Sastra Inggris, Universitas Flores, Ende, April 2021)

1 comment for "Mengenal Dunia Jurnalistik"