Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

20 Tahun Harian Flores Pos

Hari ini Senin, 9 September 2019, harian umum Flores Pos genap berusia 20 tahun. Profisiat dan selamat HUT ke-20 Flores dan seluruh jajaran yang terkait di dalamnya. Pada 9 September 1999 (9-9-1999), tepat 20 tahun yang lalu, harian umum Flores Pos lahir di Kota Ende, kota bersejarah yang pluralis, kota pusat Pemerintahan Daerah Flores sebelum Provinsi Nusa  Tenggara Timur (NTT) terbentuk 1958.

Kota Ende ini secara geografis berada di tengah-tengah Pulau Flores, dari Kabupaten Manggarai Barat di ujung barat sampai Kabupaten Lembata di ujung timur (Lembata masuk dalam kawasan Pulau Flores). Jangan lupa, Kota Ende adalah Kota Pancasila, kota tempat Bung Karno merenungkan butir-butir Pancasila yang menjadi dasar dan ideologi bangsa Indonesia. Di kota ini terdapat sejumlah situs Bung Karno selama pembuangan di Ende (1934-1938), yakni rumah Bung Karno, Taman Renungan Bung Karno, Lapangan Pancasila, Gedung Imaculata, dan Serambi Soekarno. Situs yang terakhir, Serambi Soekarno, dibangun di pendopo Biara Santu Yosef, Ende. 

Harian Flores Pos lahir sebagai anak kandung Orde Reformasi tahun 1999. Memang sebelumnya di Kota Ende sudah terbit majalah dua mingguan Dian yang kemudian menjadi surat kabar mingguan (SKM) Dian. Juga ada majalah anak-anak Kunang-Kunang. Keduanya terbit di Ende tahun 1970-an. Semua media cetak yang terbit di Ende ini adalah karya besar Serikat Sabda Allah, sebuah tarekat/kongregasi Katolik yang biasa disingkat SVD (Societas Verbi Divini).

Kelahiran Flores Pos pada 1999 itu dibidani sebuah yayasan milik SVD sebagai penerbitnya, kalau tidak salah namanya Yayasan Flores Media, dengan Ketua Yayasan Pater Henri Daros. Kini, pada boks Redaksi Flores Pos, tercantum nama penerbitnya PT Arnoldus Nusa Indah, sebuah perusahaan PT milik SVD juga. Pada edisi perdana 1999 sampai dengan beberapa tahun kemudian, Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Flores Pos adalah Pater John Dami Mukese (almarhum), Pemimpin Perusahaan Pater Salomon Hadia Palma. Pada saat ini, pada usia 20 tahun hari ini, Pemimpin Umum Flores Pos Pater Hendrik Kerans, Pemimpin Redaksi Pater Avent Saur, dan Pemimpin Perusahaan Pater Amandus Klau.

Dari Nusa Bunga untuk Nusantara

Kelahiran Flores Pos pada 1999 itu tentu berdasarkan visi besar yang hendak dicapai. Di samping mengemban visi besar SVD sebagai pewarta sabda Allah (dalam artian yang luas), juga untuk mengemban visi besar masyarakat Flores yang menjadi basis pengabdian harian pertama di Flores ini. Adapun visi besar yang sekaligus menjadi motto koran ini adalah: Dari Nusa Bunga untuk Nusantara. Flores Pos lahir dari sebuah rahim, dan rahim itu bernama Nusa Bunga. Nusa Bunga adalah Flores dan pulau-pulau sekitarnya, yang kini menjadi sembilan kabupaten dalam Provinsi NTT. Motto Dari Nusa Bunga untuk Nusantara adalah sebuah visi sekaligus mimpi yang berdaya dorong kuat untuk sebuah usaha besar yang memberi nafas hidup kepada Flores Pos dan segenap kru yang terkait di dalamnya. Motto inilah yang menjadi ideologi Flores Pos, yakni sebuah keberpihakan pada kepentingan masyarakat Flores dan pulau-pulau sekitarnya.

Berdasarkan rubrik-rubrik yang ada dalam Flores Pos selama 20 tahun ini, telah tercermin Nusa Bunga yang menjadi ladang pengabdiannya. Sembilan kabupaten di Nusa Bunga ini diberi rubrik/ruang khusus pada halaman Flores Pos, dari 16 halaman setiap harinya. Ada halaman Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende. Sikka, Flores Timur, dan Lembata. Halaman Kupang (NTT) juga disediakan untuk menampilkan berita tingkat NTT tempat Nusa Bunga berada. Ada rubrik opini yang menampilkan kecerdasan intelektual orang Flores. Ada rubrik olaharaga dan rubrik selebritas. Sesekali muncul rubrik sastra, dan lain-lain.

Pertanyaan refleksi pada HUT ke-20 ini, apakah kualitas berita pada rubrik-rubrik Flores Pos itu sudah mencerminkan jurnalisme positif dan optimistis yang diharapkan pada era sekarang ini? Mantan wartawan Flores Pos yang kini menjadi politisi Gerindra, Isidorus Lilijawa, dalam opininya berjudul “Pers yang Optimistis” (Flores Pos, 10 Februari 2011) menguraikan dengan bagus jurnalisme positif dan optimistis, yakni jurnalisme yang menawarkan perspektif baru dalam pemberitaan. Jurnalisme jenis ini tidak sekadar menyajikan berita apa adanya, tetapi harus digarap sesuai dengan kaidah jurnalistik, dilihat dari berbagai sisi (multi-angle), diolah dari berbagai sumber (multi-sources), disuguhkan secara lengkap, mendalam, dan santun. Jurnalisme positif dan optimistis juga memberikan informasi berimbang, berguna bagi pembaca untuk mengantisipasi kemungkinan yang bakal terjadi mendatang, dan memberikan rasa optimisme kepada pembaca.

Hubungan Mutualistis dengan Pemda

Salah satu masalah yang sebaiknya didiskusikan pada momen HUT ke-20 ini, menurut hemat saya sebagai pembaca dan pencinta Flores Pos selama 20 tahun ini, adalah melihat kembali hubungan timbal-balik yang bersifat mutualistis antara Flores Pos dengan pemerintah daerah di semua kabupaten di Flores-Lembata. Terekam kesan, ada petinggi beserta jajarannya di sejumlah kabupaten di Flores yang kurang bersahabat dengan Flores Pos. Juga sebaliknya, Flores Pos kurang bersahabat dengan sejumlah petinggi beserta jajarannya di sejumlah kabupaten di Flores.

Membangun hubungan timbal-balik yang bersifat mutualistis tentu mendatangkan keutnungan bersama. Tentu saja bukan berarti menghilangkan atau mengurangi daya kritis Flores Pos terhadap kebijakan yang salah dari pemerintah daerah. Flores Pos juga tentu tidak bisa menjadi seksi humas dari pemerintah daerah. Kedua belah pihak perlu saling terbuka, siap untuk mengoreksi dan dikoreksi. Tentu dengan niat baik. Perlu disadari, pers hidup dari masyarakat pembaca. Pemerintah daerah juga terbantu kalau dikritisi secara positif dan proporsional oleh pers. Yang harus dihindari adalah menutup diri satu sama lain. Kalau itu terjadi, sebaiknya pers yang  memulainya, karena pers adalah lembaga komunikasi, piawai dalam berkomunikasi.

Sebagai pembaca dan pelanggan Flores Pos selama 20 tahun ini, saya juga memberi masukan kepada bagian perusahaan/pemasaran/distribusi agar Flores Pos tiba tepat waktu pada  pelanggan. Hal ini penting agar berita-berita yang disajikan Flores Pos tidak ketinggal jauh dengan berita berbagai media sosial yang ada. Berita yang dimuat media cetak memang selalu tertinggal dengan berita media sosial (media online), namun harus dijaga jangan sampai berita-berita media cetak ketinggalan terlalu jauh. Akibatnya, media cetak bisa kehilangan pembaca.

Bagian perusahaan/keuangan Flores Pos juga harus gesit menagih uang langganan dan pemasang iklan. Jangan sampai petugas tagihan datang menagih setelah 2-3 bulan, bahkan sampai 4-6 bulan kemudian. Sebaiknya datang menagih setiap bulan, dan buat perjanjian dengan pelanggan dan pemasang iklan. Kalau menagih uang langganan untuk beberapa bulan, bisa membuat pelanggan merasa berat karena utangnya menumpuk. Memang seharusnya setiap pelanggan harus menyiapkan anggaran sesuai dengan jumlah bulan langganannya. Itu memang yang ideal menurut versi orang pers, tetapi perlu pula orang pers memahami versi pelanggan. Jangan sampai pelanggan hilang hanya karena orang pers tidak memahami versi pelanggan.

Punyai Keunggulan Khusus

Ada banyak potensi keunggulan Flores Pos selama 20 tahun ini, antara lain sebagai berikut. Pertama, harian Flores Pos sudah memiliki pembaca setiap yang sudah teruji selama 20 tahun ini. Mereka adalah para pastor di paroki-paroki dan di luar paroki, para pejabat pemerintah di berbagai instansi, dan para guru di sekolah-seklolah. Bahkan sebagian besar pembaca setia Flores Pos adalah pembaca setia majalah Dian dan SKM Dian yang kini sudah tidak terbit lagi.

Kedua, harian Flores Pos adalah koran satu-satunya di Flores, yang mencerminkan wajah Flores yang susungguhnya. Flores Pos menjadi kebanggaan orang Flores. Kalau mau mengetahui apa yang ada dan terjadi di Flores, bacalah Flores Pos. Orang-orang Flores yang berada di luar Flores, membaca Flores Pos seperti membaca surat dari kampung dengan segala macam gaya bahasa dan karakter orang Flores yang susah ditemukan dalam koran manapun di republik ini. Puluhan dan ratusan tahun ke depan, Flores Pos akan menjadi sumber penelitian para ilmuwan dari berbagai bidang keilmuan, untuk mengkaji apa dan bagaimana Flores dan orang Flores itu.

Ketiga, harian Flores Pos termasuk koran yang dengan konsisten menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dari sekian banyak koran yang terbit di Provinsi NTT, Flores Pos termasuk koran yang tertib berbahasa tulis. Para guru di sekolah-sekolah dapat memanfaatkan Flores Pos sebagai bahan pembelajaran penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. *


Oleh Yohanes Sehandi
Pembaca Setia Flores Pos Selama 20 Tahun,Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Flores.

(Telah dimuat harian Flores Pos, terbitan Ende, pada Senin, 9 September 2019).

2 comments for "20 Tahun Harian Flores Pos"

  1. SelamaT berbahagia semoga Ttap Jaya FloRes Pos memBaNguN NusanTaRa

    ReplyDelete
  2. Mantap pak Yohanes..tak kenal maka tak sayang..semoga bisa menjadi dari nusa bunga untuk dunia..semoga Flores post bisa di baca oleh turis yg datang..rencana datang atau setelah datang ..yang selalu terkesan sama nusa bunga kita..salam propinsi Flores..atau propinsi nusa bunga..

    ReplyDelete