Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Suanggi NTT Memperoleh Ilmu Hitam

 
Yohanes Sehandi
Pengamat Sastra dari Universitas Flores, Ende

Catatan:
Tulisan pendek ini merupakan bagian dari artikel panjang saya yang berjudul “Fenomena Suanggi dan Ilmu Hitam di Nusa Tenggara Timur, Antara Aset Budaya dan Sumber Malapetaka.” Artikel hasil penelitian kualitatif ini sudah dimuat dalam buku Sastra Horor (2024) yang tebalnya 1.044 halaman. Terdapat pada buku halaman  557-575. Editor buku Novi Anoegrajekti, dkk, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, kerja sama dengan Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (Hiski) Pusat.

Bagi orang NTT, terutama yang tinggal di pedesaan terpencil, suanggi dan ilmu hitam adalah momok yang menakutkan. Karena itu, harus dihindari. Meskipun keberadaannya antara ada dan tiada, namun tetap menjadi gosip yang laris manis dari mulut ke mulut, dari generasi yang satu ke generasi  berikutnya, sampai dengan saat ini. Bagi orang kota yang rasional, fenomena ini tidak masuk akal.

 

Mengapa fenomena suanggi dan ilmu hitam di NTT masih ada dan tetap saja berkembang sampai dengan era digital sekarang ini? Di kampung-kampung ada-ada saja orang yang diduga sebagai suanggi, meskipun tidak bisa dibuktikan. Isu suanggi dan ilmu hitam menjadi isu liar untuk menakuti atau untuk menyudutkan seseorang. Mengapa fenomena itu terjadi?

Menurut antropolog Perancis, Claude Levis-Strauss (1908-2009), munculnya fenomena seperti ini karena adanya hubungan asimetris antara pikiran dan kenyataan dalam diri manusia. Menurut ilmuwan sastra Nyoman Kutha Ratna dalam bukunya Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra (2009, halaman 66), wacana suanggi dan ilmu hitam seperti ini termasuk wacana fiksional yang berlawanan dengan logos sebagai wacana rasional.

Menurut Kutha Ratna, teori sastra yang khusus mempelajari fenomena yang tidak rasional ini adalah teori mitologi atau teori mitopoik yang di tingkat dunia dikembangkan antropolog Perancis, Claude Levis-Strauss. Di Indonesia, antropolog yang melakukan studi khusus tentang persoalan seperti ini adalah James Danandjaja dengan bukunya yang terkenal berjudul Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain (1994).

 

Dari mana dan dengan cara apa para suanggi memperoleh ilmu hitam sebagai senjata pamungkas  untuk mencelakakan orang yang tidak disukai? Berdasarkan hasil penelitian, ilmu hitam dapat diperoleh dengan beberapa cara, sebagai berikut.  

 

Pertama, diperoleh sebagai warisan dari orang tua. Orang tua yang memiliki ilmu hitam biasanya diwariskan kepada anak atau keturunannya, kecuali yang tidak bersedia. Cara ini cukup ampuh karena secara otomatis ilmu hitam itu mengalir dalam tubuh anak atau keturunannya.

 

Kedua, diperoleh dengan cara berguru pada suanggi senior. Cara ini dilakukan oleh orang yang ingin menjadi suanggi. Orang yang ingin menjadi suanggi bertujuan untuk melampiaskan kebencian, kecemburuan, irihati, dan dendam kepada orang lain. Untuk itu dia harus berguru, belajar pada seniornya. Suanggi senior adalah suanggi yang sudah makan asam garam. Artinya, suanggi itu sudah banyak makan korban, dan sudah banyak pula makan isi perut mayat yang jadi korbannya.

 

Untuk bisa berguru pada suanggi senior, calon suanggi harus memenuhi sejumlah persyaratan agar berhasil. Kalau nanti berhasil, suanggi yunior harus membayar sesembahan kepada suanggi senior. Kalau sesembahan tidak dibayar secara berkala, maka suanggi yunior akan mendapat musibah, misalnya menjadi gila atau terkena penyakit yang aneh-aneh, bahkan bisa mati secara tidak wajar.

 

Ketiga, diperoleh dengan meminta pada iblis. Untuk itu calon suanggi harus berpuasa dan bertapa setiap malam Jumat selama beberapa bulan di kuburan atau tempat-tempat angker yang diyakni sebagai istana iblis. Iblis ini tidak berwujud seperti suanggi. Iblis ini hanya ada dalam pikiran saja. Kehadiran iblis ini lewat mimpi.

 

Calon suanggi biasanya diminta iblis untuk menyediakan tumbal, misalnya hewan sesembahan. Kalau hewan sesembahan tidak diberikan, maka akan berakibat fatal, misalnya menjadi gila atau terkena penyakit yang aneh-aneh, bahkan bisa mati secara tidak wajar.

 

Keempat, diperoleh lewat mimpi. Dalam mimpinya, si calon suanggi diberi petunjuk untuk mengerjakan sejumlah ritus yang harus dikerjakan. Roh halus akan membantunya memberi petunjuk apa-apa yang harus dibuat. Mantra-mantra apa yang harus dihafal. Semuanya diperoleh lewat mimpi, semacam berguru secara online lewat mimpi. Penyebaran ilmu hitam lewat mimpi inilah yang menyebabkan populasi suanggi di NTT tidak pernah berkurang bahkan berkembang sampai saat ini.


Perangkat Ilmu Hitam Suanggi NTT. Sumber: kupang.tribunnews.com

 

Untuk bisa menjadi suanggi yang kaliber dan ditakuti masyarakat diperlukan waktu cukup panjang. Dalam jangka waktu panjang itu si suanggi harus memakan “daun suanggi” (sejenis daun yang tumbuh banyak di NTT) guna menambah kekuatan magisnya. Penambah kekuatan yang lain dengan cara memakan isi perut mayat yang sudah mati hasil buruan para suanggi. Makan isi perut mayat hasil buruannya dilakukan di Istana Suanggi bersama-sama dengan suanggi-suanggi yang lain.

 

Ujian terakhir untuk menjadi suanggi kaliber adalah dengan cara memutilasi dirinya sendiri. Luka parah yang dideritanya harus ditahan sambil berpuasa dan akan sembuh dengan sendirinya dengan menggunakan ilmu khusus yang diberikan suanggi senior. Kalau bisa sembuh, maka luluslah dia sebagai suanggi dan berhak untuk bergabung dengan suanggi lain sebagai profesi baru dan tinggal di Istana Suanggi. Sesama suanggi tertanam solidaritas antara mereka. Namun, terkadang juga terjadi perselisihan karena rebut pengaruh siapa yang lebih jago.

 

Dalam kepercayaan orang NTT, para suanggi memiliki istana megah. Dalam penglihatan orang yang mata terang, istana para suanggi itu biasanya di pohon beringin rimbun, di tempat pekuburan, di gua-gua, dan di tempat mata air. Tempat-tempat itu angker dan menakutkan. Orang awam tidak bisa melihat para suanggi di istana mereka, kecuali orang awam itu mengintipnya dengan hati-hati dengan tidak mengenakan busana apapun alias telanjang bulat.

 

Istana para suanggi terdiri atas beberapa bagian. Bagian depan sebagai tempat menerima tamu baru, yakni orang yang baru saja meninggal karena terkena santet suanggi. Bagian tengah tempat raja atau ratu suanggi memimpin rapat mengatur strategi mencari mangsa. Bagian belakang semacam dapur tempat menyantap daging mentah orang yang baru saja mati. Daging mentah mayat dimakan beramai-ramai oleh para suanggi untuk menambah keampuhan ilmu hitam yang mereka miliki. *

 

Post a Comment for "Cara Suanggi NTT Memperoleh Ilmu Hitam"