Kinerja Sastrawan NTT Sampai Tahun 2022
Sastrawan NTT adalah sastrawan yang “berasal dari NTT” atau “keturunan orang NTT.” Berasal dari NTT maksudnya, sastrawan itu bisa lahir dan tinggal di NTT, bisa pula lahir di NTT, tetapi tinggal di luar NTT. Sedangkan sastrawan NTT yang merupakan keturunan orang NTT maksudnya, sastrawan itu meskipun lahir di luar NTT, tetapi keturunan (berdarah) NTT.
Seperti sudah diketahui bahwa perintis sastra NTT adalah Gerson Poyk (1931-2017). Setelah Gerson Poyk merintis penulisan karya sastra tahun 1955, muncul kemudian nama-nama baru sastrawan NTT. Meskipun ada nama-nama baru, sejak 1955 sampai 2000, nama-nama sastrawan NTT yang tampil di panggung sastra Indonesia masih bisa dihitung dengan jari.
Para sastrawan senior NTT ini dapat disebutkan, antara lain Gerson Poyk, Ris Therik, Julius Sijaranamual, Virga Belan, Dami N. Toda, AG Hadzarmawit Netti, Umbu Landu Paranggi, Ignas Kleden, John Dami Mukese , Maria Matildis Banda, Fanny J. Poyk, dan lain-lain.
Terhitung mulai tahun 2000, nama-nama sastrawan NTT ramai bermunculan, semarak di media massa. Buku-buku sastra mereka mulai ramai diterbitkan. Mereka berani tampil di panggung sastra, baik di panggung sastra NTT maupun panggung sastra Indonesia. Bidang karya sastra yang mereka geluti pun sudah beragam. Ada yang menulis puisi, cerpen, novel, dan drama, bahkan merangkap sebagai pengamat dan kritikus sastra.
Sastrawan NTT generasi tahun 2000-an, dapat disebutkan, antara lain Mezra E. Pellondou, Usman D. Ganggang, Willy A. Hangguman, Agust Dapa Loka, Willem Berybe, Yoss Gerard Lema, Marsel Robot, Vincen Jeskial Boekan, Yoseph Yapi Taum, Petrus Kembo, Buang Sine, Sr. Wilda, CIJ (Imelda Oliva Wisang), Sipri Senda, Steph Tupeng Witin, Santisima Gama, Amanche Franck Oe Ninu, Bara Pattyradja, Jefta Atapeni, Robertus Fahik, Fritz Meko, SVD, Christian Dicky Senda, Pion Ratulolly, Christo Ngasi, Mario F. Lawi, Ruben Paineon, Kopong Bunga Lamawuran, Yoseph Bruno Dasion.
Selanjutnya, Erlyn Lasar, Fince Bataona, Hans Hayon, Felix K. Nesi, Monika N. Arundhati, Milla Lolong, Yurgo Purab, Frid da Costa, Eto Kwuta, Erich Langobelen, Alfred B. Jogo Ena, Martin da Silva, Alexander Aur, Ardi Suhardi, Kristopel Bili, Yosman Seran, Berto Tukan, Oriol Dampuk, Nikolaus Loy, Paulus Heri Hala, Giovani AL Arum, Lee Risar, Sandra Oliva Frans, Jimmy Meko Hayong, Ignas Kaha, Mariah Rose Lewuk, Ian CK, Mikhael Wora, Fian N., Elvira Hamapati, Aris Woghe, Stefanus Dampur, Gody Usnaat, Ignas N. Hayon, Ishack Sonlay, Ivan Nestorman, Charles Beraf, Reinard L. Meo, Yogen Sogen, Bruno Rey Pantola, Chee Nardi Liman, Petrus Nandi, Mario DE Kali, Veran Making, Jemmy Piran, Walter Arryanto, Irno Januario, Maria Marietta Bali Larasati, Marselinus Aluken, dan masih banyak lagi.
Perlu dicatat pula, ada 25 orang sastrawan NTT masuk dalam buku Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017) yang diterbitkan Yayasan Hari Puisi Indonesia, Jakarta, dengan Editor kritikus sastra Maman S. Mahayana, dan Tim Kurator adalah sastrawan Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi W.M., Rida K. Liamsi, Ahmadun Y. Herfanda, dan Hasan Aspahani. Adapun kurator dan kontributor untuk Provinsi NTT adalah Yohanes Sehandi dan Julia Daniel Kotan.
Ke-25 sastrawan NTT yang masuk dalam Apa & Siapa Penyair Indonesia itu (sesuai abjad) Agust Dapa Loka, Alexander Aur, Amanche Franck Oe Ninu, Bara Pattyradja, Bernard Tukan, Christian Dicky Senda, Dami N. Toda, Erich Langobelen, Fanny J. Poyk, Frid da Costa, Gerson Poyk, Jefta Atapeni, John Dami Mukese, Kristopel Bili, Mario F. Lawi, Marsel Robot, Mezra E. Pellondou, Paulus Heri Hala, Santisima Gama, Suster Wilda (Imelda Oliva Wisang), Umbu Landu Paranggi, Usman D. Ganggang, Willy A. Hangguman, Yoseph Yapi Taum, dan Yoss Gerard Lema.
Bagaimana kinerja sastrawan NTT sampai dengan tahun 2022 ini? Berdasarkan data yang saya miliki, karya para sastrawan NTT yang telah diterbitkan dalam bentuk buku, sampai dengan tahun 2022 ini sebanyak 279 judul buku sastra.
Adapun perinciannya, buku puisi sebanyak 119 judul, buku cerpen sebanyak 63 judul, buku novel sebanyak 85 judul, buku drama sebanyak 5 judul, dan buku esai dan kritik sastra sebanyak 7 judul.
Ke-279 buku sastra NTT yang saya datakan di atas memiliki data publikasi lengkap yang dapat dipertanggungjawabkan, yang terdiri atas: nama penulis, judul buku, tahun terbit buku, nama penerbit, dan nama kota tempat penerbit.
Penerbitan buku puisi dalam sastra NTT dimulai Dami N. Toda tahun 1976, dengan judul Penyair Muda di Depan Forum (Dewan Kesenian Jakarta, Jakarta, 1976). Penerbitan buku cerpen dimulai Gerson Poyk tahun 1975, dengan judul Nostalgia Nusatenggara (Nusa Indah, Ende, 1975).
Penerbitan buku novel dimulai Gerson Poyk pada tahun 1964, dengan judul Hari-Hari Pertama (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1964).
Penerbitan buku drama dimulai Marianus Mantovanny Tapung dan Rm. Beben Gaguk, Pr. dengan judul Pastoral Panggung: Bunga Rampai Drama Teater (Parrhesia Institut, Jakarta, 2012).
Penerbitan buku esai dan kritik sastra dimulai Yohanes Sehandi berjudul Mengenal Sastra dan Sastrawan NTT (Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2012).
Oleh
Yohanes Sehandi
Pengamat dan Kritikus
Sastra dari Universitas Flores, Ende
Post a Comment for "Kinerja Sastrawan NTT Sampai Tahun 2022"