Artikel Opini, Tulisan yang Mempengaruhi Opini Publik
Makalah pendek ini dibawakan pada kegiatan Latihan
Kepemimpinan Kader (LKK) Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Pelajar
Manggarai (Imapelma) Ende, pada Minggu, 24 April 2022 di Kampus Universitas
Flores, Ende. Ada empat poin yang diangkat dalam makalah ini, yakni pengertian artikel opini, pengertian opini publik, fungsi artikel opini untuk mempengaruhi opini publik, dan tata cara menyusun artikel opini. Berikut penjelasan singkat keempat poin tersebut.
Apa Itu Artikel Opini?
Artikel opini atau opini adalah sebuah tulisan atau karangan yang berisi pendapat atau pandangan seseorang tentang suatu permasalahan yang sedang berkembang dalam masyarakat dan dimuat dalam media massa. Tujuan artikel opini untuk mempengaruhi opini publik atau mempengaruhi pendapat masyarakat umum. Artikel opini ditulis secara ilmiah populer sehingga dapat dimengerti oleh semua kalangan pembaca. Media massa yang memuat artikel opini adalah media cetak, media elektronik, dan media online (daring). Setiap surat kabar dan majalah, baik yang tercetak maupun online selalu memuat artikel opini, di samping berita dan berbagai tulisan lain.
Apa Itu Opini Publik?
Opini publik adalah pendapat atau pandangan pubik atau masyarakat umum tentang suatu permasalahan yang sedang berkembang dan menjadi perbincangan masyarakat umum. Misalnya, pada saat ini permasalahan yang sedang ramai diperbincangkan publik adalah tentang pemindahan ibu kota negara (IKN) Indonesia dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur. Opini publik menunjukkan bahwa pemindahan IKN mendapat dukungan mayoritas masyarakat Indonesia. Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia mendukung pemindahan IKN tersebut. Namun demikian, ada pula sebagian masyarakat yang menentang pemindahan IKN. Baik yang mendukung pemindahan IKN maupun yang menentang pemindahan IKN, mempunyai alasan atau argumentasi masing-masing. Bagaimana caranya? Tidak lain dan tidak bukan, dengan menulis artikel opini.
Mengapa Artikel Opini Mempengaruhi Opini Publik
Artikel opini fungsinya sangat efektif untuk mempengaruhi opini publik atau pendapat masyarakat umum. Apakah Anda mendukung atau menentang pemindahan IKN dari Jakarta ke Nusantara? Kalau Anda mendukung pemindahan IKN, Anda harus menulis artikel opini untuk mempengaruhi opini publik. Tujuannya untuk mempengaruhi publik yang menentang pemindahan IKN agar mereka mendukung pemindahan IKN. Kalau Anda menentang pemindahan IKN, Anda harus menulis artikel opini untuk mempengaruhi opini publik. Tujuannya untuk mempengaruhi publik yang mendukung pemindahan IKN agar mereka menentang pemindahan IKN. Nah, di sinilah pentingnya Anda sebagai kaum terpelajar untuk memiliki kemampuan menulis artikel opini.
Bagaimana Cara Menulis Artikel Opini?
Pertama, tahap menggali ide. Tahap menggali ide atau gagasan adalah proses awal yang sangat mendasar dalam penulisan artikel opini. Ada banyak hal yang bisa menjadi sumber ide yang bisa digali. Sumber ide yang melimpah dan tak habis-habisnya adalah dengan jalan membaca, yakni membaca buku-buku, majalah, surat kabar, kliping, berbagai dokumen, internet atau media sosial. Selain membaca banyak, adanya banyak peristiwa atau kejadian bisa menjadi pemicu munculnya ide atau gagasan baru untuk ditulis. Dalam keseharian kita, baik yang dialami sendiri mapun diketahui dari media massa atau cerita orang lain, bisa menjadi sumber ide untuk dituliskan. Sumber ide yang lain adalah menonton televisi, berdiskusi, seminar, mendengar radio, merenung atau membuat peta pemikiran.
Kedua, tahap memberi judul. Artikel opini yang Anda susun harus diberi judul. Judul adalah merek dagang (trade mark) pertama sebuah karangan, yang dilihat pertama oleh para pembaca. Judul akan sangat menentukan bagi seorang pembaca untuk membacanya atau tidak. Oleh karena itu, judul mesti dibuat semenarik mungkin, bila perlu sedikit profokatif, tanpa mengabaikan isi. Judul sebaiknya dibuat sependek mungkin, namun harus tetap jelas maknanya. Judul yang ideal menurut para ahli sekitar 3-7 kata. Cara yang paling mungkin dengan mengambil sejumlah kata kuncidari isi karangan kemudian merangkainya dalam sebuah frasa atau klausa. Sebagian besar judul karangan berbentuk klausa, dimulai dengan kata kerja untuk membuat kesan lugas dan hidup.
Ketiga, tahap membuat kerangka. Ide atau gagasan yang diperoleh dengan berbagai cara pada tahap kedua di atas, masih berseliweran, belum berbentuk. Untuk membentuknya menjadi kerucut dan terarah, perlu dibuat kerangka, terutama bagi para penulis pemula. Tahapan ini berupa membuat kerangka atau peta ide-ide secara garis besar dan sistematis agar menjadi teratur dan berwujud. Dalam proses ini, seorang penulis membuat daftar hal-hal yang terkait dengan topik karangannya. Lewat kerangka itulah miniatur atau gambaran dasar sebuah karangan terbentuk.
Keempat, tahap menulis bagian pendahuluan. Bagian pendahuluan biasanya terdiri atas dua atau tiga paragraf saja, untuk menyapa pembaca sekaligus menarik perhatiannya. Bagian ini adalah merek dagang kedua sebuah karangan, setelah judul. Jika bagian pendahuluan menarik, pambaca akan terus membacanya. Jika penulis gagal mencitrakan bagian awal ini, kemungkinan besar pembaca tidak melanjutkan membacanya. Bagian awal ini biasa disebut lead, berfungsi menyapa pembaca. Lead juga mesti dipoles sedemikan rupa sehingga tampak jelas dan menggugah minat para pembaca. Lead mesti mencerminkan fokus dari tulisan yang akan dibahas.
Kelima, tahap menulis tubuh karangan. Mudrajad Kuncoro (2009) menyarankan agar tubuh karangan itu dibuat ramping dan penuh asesoris! Tujuannya agar sebuah karangan bisa dinikmati pembaca dengan tanpa mengerutkan dahi karena ada kejanggalan di dalamnya. Masalah yang sering muncul dalam karangan adalah rangkaian kalimat tidak elegan, misalnya hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lainnya tidak koheren dan runtun. Hubungan ide dalam paragraf yang satu dengan yang lain tidak mengalir berkesinambungan. Kata atau istilah yang digunakan tidak pada tempatnya. Yang juga perlu kecermatan seorang penulis adalah penggunaan ejaan (EYD) yang cermat, seperti penggunaan huruf besar, huruf kecil, huruf miring, tanda baca titik, koma, petik dua, dalam kurung, penulisan singkatan dan akronim.
Kalimat-kalimat disusun terangkai dalam paragraf. Kalimat pertama mengemukakan apa yang akan disampaikan. Kalimat berikutnya menjelaskan satu sisi spesifik dari kalimat pertama. Jika belum jelas, perlu dijelaskan lagi pada paragraf berikutnya. Dalam teori paragraf, kalimat pertama adalah kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya adalah kalimat pendukung. Semua kalimat dalam paragraf harus mendukung satu gagasan pokok yang merupakan inti paragraf. Penempatan kalimat topik bisa pada awal (deduktif) bisa pula pada akhir (induktif) paragraf. Kepaduan atau koherensi antara kalimat bisa ditandai dengan adanya kata-kata transisi, seperti kata ganti, kata sambung, atau pengulangan kata tertentu.
Kalimat dalam paragraf sebaiknya juga jangan terlalu banyak. Paragraf yang ideal cukup terdiri atas 2 sampai 4 kalimat saja. Pergantian dari satu paragraf mesti dibuat sewajar dan semengalir mungkin. Pokok pikiran diusahakan tuntas dalam satu paragraf. Pergantian antara paragraf bisa dengan menggunakan pengulangan kata kunci (katatransisi) dari paragraf sebelumnya agar terasa lebih soft dan tidak kaku.
Istilah penuh aksesoris yang dimaksudkan Mudrajad Kuncoro di atas maksudnya agar artikel itu penuh warna-warni yang menarik dan menawan. Warna-wani itu bisa muncul dari penempatan tanda baca yang menarik dan berviariasi, penggunaan kosakata yang beragam dan khas. Sebaiknya penulis menggunakan istilah yang mirip untuk menyebut hal atau arti yang sama sehingga terasa segar, berwarna-warni, tidak kaku dan monoton.
Keenam, tahap menulis bagian akhir. Menulis bagian akhir hampir sama pentingnya dengan menulis bagian pendahuluan. Kalau bagian pendahuluan disusun sedemikian rupa agar menarik perhatian pembaca untuk terus membaca karangan tersebut, bagian akhir karangan penting agar pembaca merasa berkesan setelah selesai membacaya. Sebuah karangan perlu memberikan solusi atas masalah yang dibahas. Bagian ini menjadi penting karena mencerminkan dedikasi dan antusiasme penulis dalam menawarkan solusi atas masalah. Berilah kesan khusus pada pembaca yang baru selesai dibacanya. Kesan khusus itulah yangdibawa serta dan terus diingat pembaca.
Ketujuh, tahap mengedit karangan. Sebuah karangan yang sudah jadi jangan langsung dikirim ke media massa. Karangan itu harus diedit secara cermat, bisa lebih dari satu kali. Ada dua jenis pengeditan, yakni pengeditan isi (substansi) dan pengeditan bahasa (redaksional). Pengeditan isi bertujuan untuk memastikan bahwa karangan itu bebas dari kesalahan isi. Ini sangat penting agar bobot artikel yang disusun bisa terjaga dan terjamin benar isinya. Hal yang mesti diperiksa adalah koherensi atau kepaduan dari keseluruhan isi karangan dari awal sampai akhir. Setiap kata dalam kalimat, setiap kalimat dalam paragraf, dan setiap paragraf dalam seluruh karangan harus memiliki kepaduan atau koherensi mendukung inti gagasan pokok yang dibahas.
Pengeditan bahasa (redaksional) bertujuan untuk memastikan bahwa karangan yang telah disusun tidak memiliki kesalahan bahasa, seperti kesalahan pengetikan, kesalahan penggunaan tanda baca, penulisan huruf, penulisan huruf miring dan hurif tebal, penggunaan kata, penulisan singkatan dan akronim, dan lain-lain. Ingat, karangan yang kita susun itu akan dibaca masyarakat luas sehingga kesalahan sekecil apapun harus dihindari. Ada banyak karangan yang gagal dimuat media massa, padahal isinya bagus, hanya karena penulisnya tidak cermat mengedit karangannya.
Kedelapan, tahap mengirim artikel ke media massa. Inilah tahap terakhir yang harus dikerjakan seorang penulis. Tahapan ini dilakukan setelah penulis merasa bahwa karangan tersebut sudah sempurna dan tidak mempunyai cacat celah lagi. Kepastian ini dilakukan penulis pada waktu melakukan pengeditan atau penyuntingan naskah. Karangan kita kirim lewat email ke media massa yang akan kita kirim tesebut. Setelah karangan kita terkirim, kita tinggal menunggu sambil berdoa agar karangan kita bisa dimuat dalam media massa, baik media cetak maupun media online. *
Universitas Flores, 24 April 2022
Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende
Post a Comment for "Artikel Opini, Tulisan yang Mempengaruhi Opini Publik"