Mengenal dan Memasang Iklan di Media Massa
Iklan atau advertensi (advertising) merupakan produk jurnalistik, selain berita dan opini. Sama seperti berita dan opini, iklan bertebaran setiap hari menghiasi wajah media massa kita, baik media massa cetak dan elektronik maupun media online, seperti suratkabar, majalah, radio, televisi, film, dan internet. Penampilan iklan juga unik, khas, dan beraneka ragam yang mengundang bahkan menggoda minat orang untuk membaca, mendengar atau melihatnya pada waktu dipublikasikan.
Semakin maju masyarakat semakin banyak, menarik, dan beragam iklan yang dibuat. Tujuan utama iklan untuk memperkenalkan sesuatu atau mempromosikan sesuatu. Yang diperkenalkan atau dipromosikan berupa barang atau benda, jasa, gagasan, peristiwa atau kejadian yang mengundang minat orang untuk membeli atau mengetahui barang atau benda, jasa, gagasan, peristiwa atau kejadian tersebut.
Iklan atau advertensi melibatkan pihak-pihak sponsor (pemasang iklan atau advertiser), pihak media massa, dan pihak biro iklan (agen periklanan). Ciri utama kegiatan advertensi adalah pembayaran yang dilakukan pihak sponsor (pemasang iklan) melalui biro iklan atau langsung kepada media massa tersebut.
Pada dasarnya iklan adalah alat atau media, baik tercetak, bersuara, gambar dan bersuara, yang bertujuan utama menawarkan barang, produk, jasa, atau ide yang akan disampaikan kepada publik. Yang diiklankan adalah barang, produk, dan jasa, mulai dari perabot rumah tangga sampai kendaraan bermotor, dari jam praktik dokter sampai obat kuat, dari kamar kos sampai apartemen, dari pengumuman kelahiran anak, pernikahan, kematian sampai kehilagan dompet, dari pencarian lowongan kerja sampai pencarian tenaga kerja.
Dalam dunia perdagangan atau bisnis, iklan merupakan bagian khusus untuk memperkenalkan produk, barang, dan jasa kepada publik untuk mempermudah penjualan agar perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Setiap perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk iklan.
Pada zaman sekarang, iklan tidak hanya dikenal luas dalam duia perdagangan dan bisnis, tetapi juga dalam dunia yang lain termasuk dunia politik sehingga ada istilah “marketing politik.” Advertensi politik kini menghiasai berbagai media massa, baik media cetak dan elektronik maupun media online (internet), terutama menjelang hajatan politik, seperti pemilihan umum (pemilu), pemilihan kepala daerah (pilkada), dan pemilihan presiden (pilpres), bahkan pemilihan kepala desa (pilkades).
Kini orang merasakan bahwa advertensi dapat meningkatkan perbelanjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi, mempertinggi standar kehidupan, dan mendongkrak penjualan produk dan jasa secara massal. Sebagian orang merasa bahwa iklan di media massa sebagai bentuk pemborosan karena akan memperbesar harga pokok barang, menaikkan biaya produksi, dan bahkan membingungkan konsumen karena bunyi iklan yang menggiurkan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Meskipun demikian, pada era globalisme informasi dan komunikasi sekarang ini, iklan sebagai sarana promosi berkembang pesat secara mengagumkan sehingga perlu ada kajian khusus sebagai sebuah bidang ilmu khusus dalam ranah ilmu pengetahuan.
Berikut ini dikemukakan sejumlah tips pemasangan atau pengelolaan advertensi dalam media massa, baik media cetak dan elektronik maupun media online.
Pertama, model dan jenis iklan harus mampu menggugah dan menggoda perhatian konsumen. Perlu menggunakan lambing-lambang atau simbol-simbol yang sesuai dengan ruang lingkup pengalaman publik sebagai konsumen sehingga antara iklan dan konsumen bisa saling mengerti. Misalnya, iklan dalam bentuk kata-kata yang menggugah, mengecoh, menggoda perhatian orang. Iklan juga bisa dalam bentuk gambar, atau gabungan gambar dan kata-kata.
Kedua, bunyi iklan harus bisa memancing kebutuhan pribadi orang, menyampaikannya dengan menarik, disertai saran simpati memenuhi kebutuhan pribadi orang tersebut. Iklan harus memberikan jalan keluar mengatasi kebutuhan konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi.
Ketiga, kuasai jenis produk dan jasa yang akan diiklankan. Apakah sebuah produk, barang atau jasa. Lihat, baca, dan dengarkan iklan-iklan lain sebelumnya. Sering terjadi pembuat iklan tidak mengerti tentang produk dan jasa yang dibuatkan iklannya. Selain mempelajari produknya, pelajari juga produk dan jasa pesaingnya. Semua hal itu dianalisis. Pelajari dengan seksama apa tujuan iklan tersebut. Apakah untuk perkenalan, pencitraan, memelihara produk atau memasarkan?
Keempat, lakukan brainstorming ide dengan sejumlah orang dalam kelompok. Di biro iklan, brainstorming ide dilakukan oleh beberapa orang dalam kelompok. Mereka mengajukan idenya, didiskusikan, dan disepakati mana bentuk dan jenis iklan yang dipilih. Brainstorming bisa dilakukan secara formal maupun informal antara program direktur, tim sales dan produser iklannya. Pilihlah ide paling kreatif dan inovatif. Semakin banyak kepala semakin banyak ide.
Kelima, buatlah sejumlah contoh naskah atau gambar iklan untuk didiskusikan. Ingat, ketentuan naskah iklan untuk radio berbeda dengan naskah iklan untuk media cetak, televisi, dan media online. Menulis untuk radio artinya menulis untuk telinga/didengar, bukan untuk mata. Telinga punya banyak keterbatasan dalam menangkap pesan. Apalagi jika harus mengingat sesuatu, telinga jauh berada di bawah kemampuan mata. Iklan untuk televisi dan media online harus perhatikan unsur narasi, gambar/foto, dan unsur suara.
Keenam, lengkapi dengan sound effect dan musik yang tepat. Ingat, setiap musik memiliki hak cipta sehingga harus hati-hati dalam penggunaannya. Kalau punya alat dan kemampuan membuat sound effect, buatlah musik kreasi sendiri. Sudah banyak software tentang musik. Atau rekam saja piano/organ atau gitar di studio Anda. Pilih narator dan voice over yang tepat. Sering mendengar iklan di radio atau media lain sangat membantu sebagai pembanding.
Ketujuh, pilihlah media yang tepat dan spesifik sesuai anggaran biaya. Misalnya, untuk media cetak apa, media elektronik apa, dan berapa biaya untuk setiap media. Besar kecilnya biaya iklan bergantung pada jenis media yang digunakan, besar kecilnya ruang (space), dan lamanya durasi waktu digunakan, juga bergantung pada jenis produk dan jasa yang diiklankan.
Yang juga masuk dalam kelompok advertensi adalah karikatur/kartun dan foto/gambar. Kartun adalah gambar lucu melukiskan kejadian di bidang apa saja, misalnya bidang politik, pemerintahan atau perilaku seseorang. Karikatur dibuat untuk melukiskan perilaku yang menjadi ciri khas seorang tokoh yang bisa menimbulkan simpati, bisa pula mendatangkan cemoohan.
Selanjutnya, foto/gambar dalam jurnalistik adalah paduan antara kata (words) dan gambar (picture) yang menghasilkan satu-kesatuan komunikasi bagi publik. Foto/gambar bisa dimasukkan dalam bentuk berita disebut berita gambar, bisa pula dalam bentuk iklan.
Ada beberapa jenis foto atau gambar dalam media massa, antara lain (1) Spot photo, yakni foto yang dibuat berdasarkan peristiwa mendadak yang tidak terduga-duga sebelumya, misalnya, foto waktu terjadi kecelakaan, kebakaran, dan perkelahian; (2) General news photo, yakni foto yang diabadikan dari peristiwa yang direncanakan, rutin dan biasa, temanya bermacam-macam, seperti acara politik, keluarga, pendidikan, dan humor; (3) Daily life photo, yakni foto tentang kehidupan sehari-hari seseorang atau sekelompok orang yang dipandang dari sisi manusiawi, misalnya, foto orang yang sedang bekerja keras, foto anak yatim yang meminta-minta di pinggir jalan, foto busung lapar; (4) Sport photo, yakni foto yang dibuat dari peristiwa olahraga yang menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal-hal lain di arena olahraga; (5) Science hand technology photo, yakni foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi; (6) Art and culture photo, yakni foto yang dibuat dari peristiwa seni budaya; (7) Social and environment photo, yakni foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya. *
Ende, Flores, 16 Maret 2022
Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende
Post a Comment for "Mengenal dan Memasang Iklan di Media Massa"