Produk Jurnalistik: Berita, Ficer, Opini, dan Iklan
Berita (News)
Produk utama jurnalistik adalah berita (news), opini (views), dan iklan (advertensi). Berita adalah informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian yang bernilai berita (news value) yang perlu diketahui publik. Publik atau khalayak ramai yang dimaksudkan di sini adalah para pembaca (media cetak), pendengar (media elektronik), atau pemirsa (media elektronik dan media online). Berita sering disebut juga sebagai informasi terbaru.
Orang yang bertugas menyusun berita adalah wartawan atau jurnalis, mulai dari pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, dewan redaksi, redaktur meja/bagian, reporter, fotogafer sampai dengan koresponden dan kontributor yang berada di lapangan. Mereka semua, para wartawan itu, yang menulis produk jurnalistik. Menurut UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, wartawan adalah orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin. Seseorang disebut wartawan apabila memiliki kualifikasi berikut, yakni menguasai bidang peliputan jurnalistik, menguasai teknik jurnalistik, dan menaati kode etik jurnalistik.
Teknik pembuatan berita terangkum dalam proses pembuatan berita (news processing) yang meliputi perencanaan berita, pencarian (pemburuan) dan pengumpulan berita, penulisan dan penyuntingan berita, dan publikasi naskah berita lewat media massa. Seorang wartawan yang profesional terlibat dalam semua proses pembuatan berita ini.
Sebuah informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian mempunyai nilai berita (news value) apabila memenuhi beberapa syarat sebagai sebuah berita. Tidak semua informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian layak untuk diberitakan. Semakin banyak persyaratan atau kriteria berita yang terpenuhi, semakin bagus dan berbobot berita itu. Beberapa persyaratan sebagai berikut.
Pertama, penting (signifikan). Maksudnya, informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian itu menyangkut kehidupan banyak orang, bisa merugikan, bisa pula menguntungkan. Berita itu mempengaruhi opini publik secara meluas. Contohnya, berita bencana alam Badai Seroja yang menerjang wilayah NTT pada pertengahan April 2021, yang menimbulkan kerugian besar, baik korban jiwa maupun harta benda, yang mendapat perhatian besar di tingkat nasional.
Kedua, aktual (kekinian). Maksudnya, informasi, keadaan, peristiwa atau kejadiannya itu baru saja terjadi atau belum lama terjadi, dan tengah ramai diperbincangkan masyarakat banyak. Contohnya, peristiwa peristiwa peperangan antara Israel dan Palestina pada 10-21 Mei 2021 yang menewaskan 250-an orang di pihak Palestina di Jalur Gaza, dan belasan korban jiwa di pihak Israel. Hampir semua media massa tingkat nasional dan internasional, baik media cetak dan elektronik maupun media online, terlibat langsung memberitakan peristiwa berdarah itu. Itulah peristiwa aktual dan penting sampai akhir bulan Mei 2021 ini.
Ketiga, besar (magnitude). Maksudnya, informasi, keadaan, kejadian atau peristiwa itu bernilai besar diukur dari kuantitas (jumlahnya besar) dan kualitas (pengaruhnya luas). Menimbulkan korban jiwa yang banyak atau korban harta benda dengan angka besar. Atau juga karena pengaruhnya meliputi wilayah yang luas dan melibatkan banyak orang. Contohnya, peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia pada pertengahan tahun 2015 yang menewaskan 200-an penumpang dan awak pesawat yang berasal dari banyak negara di dunia. Puluhan negara di dunia ikut terlibat dalam pencarian mayat dan kerangka pesawat tersebut.
Keempat, dekat (proximity). Maksudnya, informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian itu dekat dengan publik, baik dengan para pembaca, pendengar mapun dengan para pemirsa media. Kriteria kedekatan di sini, bisa kedekatan dalam pengertian geografis (tempat) bisa pula dalam pengertian kedekatan emosional (ada hubungan emosi). Contohnya, peristiwa peledakan bom bunuh diri di India dan di Bali tahun 1992 yang masing-masing menewaskan banyak orang asing dari berbagai negara. Yang lebih menarik perhatian publik di wilayah Indonesia tentu saja adalah peristiwa bom Bali karena kedekatan geografis dan kedekatan emosional dengan kita orang Indonesia dibandingkan dengan bom India.
Kelima, tenar (prominence). Maksudnya, informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian itu menyangkut orang tenar, terkenal, orang besar, artis, atau menyangkut benda yang berharga, unik, antik, atau mengenai tempat terkenal bagi publik. Contohnya, anggota DPR RI berkelahi dalam ruang sidang paripurna memperebutkan jabatan pimpinan DPR RI antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada Oktober 2014.
Keenam, manusiawi (human interest). Maksudnya, informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian tersebut memberi sentuhan perasaan dan perhatian bagi orang banyak, bersifat manusiawi. Bisa pula peristiwa tersebut menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang luar biasa dalam situasi biasa. Contohnya, seorang anak SD di Surabaya setiap pulang sekolah menjual koran di perempatan lampu merah di Kota Kupang untuk menyambung hidupnya, beserta seorang adik dan mamanya yang sudah tua dan lumpuh pula.
Ketujuh, konflik (bermasalah). Maksudnya, informasi, keadaan, peristiwa atau kejadian tersebut menimbulkan konflik atau berpotensi konflik antara berbagai pihak yang berkepentingan. Contohnya, konflik SARA yang terjadi di Ambon dan Poso pada beberapa waktu lalu, yang melibatkan banyak pihak, baik suku, agama maupun ras dan antargolongan.
Artikel Opini (Views)
Opini (views) sering disebut juga sebagai artikel opini. Opini adalah produk jurnalistik berupa tulisan yang berisi pendapat (opini), gagasan (ide), dan pemikiran seseorang tentang suatu pokok pesoalan. Ciri khas artikel opini adalah (1) bersifat faktual, yakni berisi fakta-fakta dan data-data yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan fiksi; (2) berisi pandangan, yakni berupa pikiran atau pendapat seseorang atas sebuah persoalan; (3) penyajian meyakinkan, yakni pandangan itu dapat dipercayai karena disertai dengan keterangan dan argumentasi yang dapat diterima akal sehat; (4) bertujuan mendidik, yakni mengajarkan sesuatu agar publik melakukan atau tidak melakukan sesuatu; (5) memberi solusi, yakni memecahkan masalah yang dihadapi; (6) menghibur, yakni memberi hiburan dengan mengangkat tema atau pokok soal yang ringan, lucu, namun tetap bernilai.
Artikel Opini Umum
Secara garis besar, artikel opini dibagi menjadi dua jenis, yakni artikel opini umum dan artikel opini khusus. Artikel opini umum ditulis masyarakat umum, dari mana dan oleh siapa saja, yang dikirim ke redaksi media massa untuk dipublikasikan. Masyarakat umum menyebut opini umum ini dengan “artikel opini” bahkan “artikel” saja atau “opini” saja. Pada setiap artikel opini umum tercantum nama penulis, identitas singkat penulis, terkadang dengan pasfotonya.
Kita ambil contoh, harian Kompas (terbitan Jakarta), pada saat ini (2016) artikel opini dimuat pada halaman 6 dan 7, berdampingan dengan Tajuk Rencana (editorial) dan Surat Kepada Redaksi (surat pembaca). Harian Pos Kupang (terbitan Kupang, NTT) artikel opini terdapat pada halaman 4 bersama dengan Salam (editorial) dan Hotline Public Service (surat pembaca). Harian Victory News (terbitan Kupang) artikel opini terdapat pada halaman 4 bersama dengan News Forum (surat pembaca). Sedangkan Flores Pos (terbitan Ende, Flores, NTT) artikel opini pada halaman 12 bersama dengan Bentara (editorial) berdekatan dengan Aspirasi (surat pembaca) halaman 13.
Artikel opini biasanya tidak terlalu panjang, sekitar 3-4 halaman folio 1,5 spasi atau 4-6 halaman folio 2 spasi, dengan besar huruf (fond) 12. Ada pula artikel opini yang panjang, namun dimuat secara berseri (bersambung) oleh redaksi media yang bersangkutan. Ada surat kabar dan majalah yang mencantumkan ketentuan panjang artikel opini yang diterimanya, misalnya 500 kata, 600 kata, 750 kata, 1.000 kata, atau 1.500 kata. Misalnya, harian Pos Kupang mencantum ketentuan panjang artikel 600 kata, harian Flores Pos dan Victory News 1.000 kata.
Artikel Opini Khusus
Artikel opini khusus ditulis oleh orang-orang khusus, baik orang dalam media itu maupun orang luar. Jenis artikel opini khusus, misalnya editorial, esai, kolom, dan resensi.
Pertama, artikel opini khusus editorial. Biasa disebut “editorial” saja. Editorial adalah artikel opini khusus dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian media atau pimpinan media tersebut mengenai beberapa pokok masalah (KBBI, 2001, halaman 284). Editorial merupakan artikel utama sebuah media yang berisi pandangan redaksi terhadap peristiwa atau isu penting menyangkut kepentingan masyarakat banyak.
Dalam editorial biasanya diungkapkan adanya masalah aktual, penegasan akan pentingnya masalah itu, pandangan redaksi tentang pemecahan masalah, kritik, dan saran atas permasalahan, serta harapan redaksi akan peran serta para pembaca (Ariwibowo, 2009). Editorial yang ditulis pihak redaksi mewakili pandangan redaksi dan sikap resmi media bersangkutan. Artikel editorial Kompas bernama Tajuk Rencana terdapat pada halaman 6, Pos Kupang bernama Salam pada halaman 4, Victory News bernama Editorial pada halaman 1, sedangkan harian Flores Pos bernama Bentara pada halaman 12.
Kedua, artikel opini khusus esai. Biasa disebut “esai” saja. Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (KBBI, 2001, halaman 308). Artikel jenis esai ini biasanya mengulas hal-hal yang berkaitan dengan seni dan budaya, misalnya seni sastra, seni musik, seni tari, seni drama, dan lain-lain.
Esai mengutarakan keinginan, perasaan, kesan, sikap terhadap suatu masalah yang menarik perhatian penulis esai (esais). Sebagian besar esai, kalau diperhatikan, penyajiannya bergaya sastra. Penempatan esai biasanya bersama dengan rubrik seni dan budaya dan dianggap rubriknya para seniman atau budayawan. Pada harian Kompas, artikel opini jenis esai dimuat dalam satu halaman dengan cerita pendek yang merupakan salah satu genre karya sastra.
Ketiga, artikel opini khusus kolom. Biasa disebut “kolom” saja. Kolom adalah bagian khusus dalam surat kabar atau majalah (KBBI, 2001, halaman 581). Sebagai rubrik khusus, kolom ditulis oleh orang khusus yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Penulis kolom disebut kolumnis. Harian Kompas memiliki kolom Politik Ekonomi yang biasa diisi Budiarto Shambazy dan James Luhulima, dan kolom Olahraga biasa diisi oleh Anton Sanjoyo. Harian Flores Pos memiliki kolom Utak Atik. Majalah Tempo memiliki bernama Catatan Pinggir yang diisi oleh kolumnis terkenal Goenawan Mohamad.
Artikel opini jenis kolom hampir sama dengan esai atau artikel opini umum, hanya artikel kolom lebih pendek, meskipun akhir-akhir ini ada juga kolom yang panjang. Penulisan kolom tidak menggunakan struktur tertentu, bisa langsung ke inti permasalahan. Judul kolom juga biasanya singkat, tetapi menarik dan menggugah.
Keempat, artikel opini khusus resensi. Biasa disebut “resensi” saja. Hampir semua surat kabar edisi hari Minggu menyediakan rubrik resensi. Pada awalnya resensi ini khusus membahas atau mengulas sebuah buku, disebut resensi buku. Dalam perkembangannya, artikel resensi tidak hanya untuk mengulas buku, juga untuk mengulas musik, lagu, film, sinetron, dan drama, sehingga disebut resensi musik, resensi lagu, resensi film, resensi sinetron, dan resensi drama. Harian Kompas edisi hari Minggu memuat resensi buku dalam satu halaman dengan puisi. Victory News edisi hari Minggu juga memuat resensi buku. Selain menjelaskan isi buku, resensi juga memberikan ulasan mengenai kelebihan dan kekurangan sebuah buku.
Iklan (Advertising)
Iklan atau advertensi (advertising) merupakan produk jurnalistik, selain berita dan opini. Sama seperti berita dan opini, iklan bertebaran setiap hari menghiasi wajah media massa kita, baik media massa cetak dan elektronik maupun media online, seperti suratkabar, majalah, radio, televisi, film, dan internet. Penampilan iklan juga unik, khas, dan beraneka ragam yang mengundang bahkan menggoda minat orang untuk membaca, mendengar atau melihatnya pada waktu dipublikasikan.
Semakin maju masyarakat semakin banyak, menarik, dan beragam iklan yang dibuat. Tujuan utama iklan untuk memperkenalkan sesuatu atau mempromosikan sesuatu. Yang diperkenalkan atau dipromosikan berupa barang atau benda, jasa, gagasan, peristiwa atau kejadian yang mengundang minat orang untuk membeli atau mengetahui barang atau benda, jasa, gagasan, peristiwa atau kejadian tersebut.
Iklan atau advertensi melibatkan pihak-pihak sponsor (pemasang iklan atau advertiser), pihak media massa, dan pihak biro iklan (agen periklanan). Ciri utama kegiatan advertensi adalah pembayaran yang dilakukan pihak sponsor (pemasang iklan) melalui biro iklan atau langsung kepada media massa tersebut.
Pada dasarnya iklan adalah alat atau media, baik tercetak, bersuara, gambar dan bersuara, yang bertujuan utama menawarkan barang, produk, jasa, atau ide yang akan disampaikan kepada publik. Yang diiklankan adalah barang, produk, dan jasa, mulai dari perabot rumah tangga sampai kendaraan bermotor, dari jam praktik dokter sampai obat kuat, dari kamar kos sampai apartemen, dari pengumuman kelahiran anak, pernikahan, kematian sampai kehilagan dompet, dari pencarian lowongan kerja sampai pencarian tenaga kerja.
Dalam dunia perdagangan atau bisnis, iklan merupakan bagian khusus untuk memperkenalkan produk, barang, dan jasa kepada publik untuk mempermudah penjualan agar perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Setiap perusahaan menyediakan anggaran khusus untuk iklan.
Pada zaman sekarang, iklan tidak hanya dikenal luas dalam duia perdagangan dan bisnis, tetapi juga dalam dunia yang lain termasuk dunia politik sehingga ada istilah “marketing politik.” Advertensi politik kini menghiasai berbagai media massa, baik media cetak dan elektronik maupun media online (internet), terutama menjelang hajatan politik, seperti pemilihan umum (pemilu), pemilihan kepala daerah (pilkada), dan pemilihan presiden (pilpres), bahkan pemilihan kepala desa (pilkades).
Kini orang merasakan bahwa advertensi dapat meningkatkan perbelanjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi, mempertinggi standar kehidupan, dan mendongkrak penjualan produk dan jasa secara massal. Sebagian orang merasa bahwa iklan di media massa sebagai bentuk pemborosan karena akan memperbesar harga pokok barang, menaikkan biaya produksi, dan bahkan membingungkan konsumen karena bunyi iklan yang menggiurkan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Meskipun demikian, pada era globalisme informasi dan komunikasi sekarang ini, iklan sebagai sarana promosi berkembang pesat secara mengagumkan sehingga perlu ada kajian khusus sebagai sebuah bidang ilmu khusus dalam ranah ilmu pengetahuan.
Berikut ini dikemukakan sejumlah tips pemasangan atau pengelolaan advertensi dalam media massa, baik media cetak dan elektronik maupun media online.
Pertama, model dan jenis iklan harus mampu menggugah dan menggoda perhatian konsumen. Perlu menggunakan lambing-lambang atau simbol-simbol yang sesuai dengan ruang lingkup pengalaman publik sebagai konsumen sehingga antara iklan dan konsumen bisa saling mengerti. Misalnya, iklan dalam bentuk kata-kata yang menggugah, mengecoh, menggoda perhatian orang. Iklan juga bisa dalam bentuk gambar, atau gabungan gambar dan kata-kata.
Kedua, bunyi iklan harus bisa memancing kebutuhan pribadi orang, menyampaikannya dengan menarik, disertai saran simpati memenuhi kebutuhan pribadi orang tersebut. Iklan harus memberikan jalan keluar mengatasi kebutuhan konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi.
Ketiga, kuasai jenis produk dan jasa yang akan diiklankan. Apakah sebuah produk, barang atau jasa. Lihat, baca, dan dengarkan iklan-iklan lain sebelumnya. Sering terjadi pembuat iklan tidak mengerti tentang produk dan jasa yang dibuatkan iklannya. Selain mempelajari produknya, pelajari juga produk dan jasa pesaingnya. Semua hal itu dianalisis. Pelajari dengan seksama apa tujuan iklan tersebut. Apakah untuk perkenalan, pencitraan, memelihara produk atau memasarkan?
Keempat, lakukan brainstorming ide dengan sejumlah orang dalam kelompok. Di biro iklan, brainstorming ide dilakukan oleh beberapa orang dalam kelompok. Mereka mengajukan idenya, didiskusikan, dan disepakati mana bentuk dan jenis iklan yang dipilih. Brainstorming bisa dilakukan secara formal maupun informal antara program direktur, tim sales dan produser iklannya. Pilihlah ide paling kreatif dan inovatif. Semakin banyak kepala semakin banyak ide.
Kelima, buatlah sejumlah contoh naskah atau gambar iklan untuk didiskusikan. Ingat, ketentuan naskah iklan untuk radio berbeda dengan naskah iklan untuk media cetak, televisi, dan media online. Menulis untuk radio artinya menulis untuk telinga/didengar, bukan untuk mata. Telinga punya banyak keterbatasan dalam menangkap pesan. Apalagi jika harus mengingat sesuatu, telinga jauh berada di bawah kemampuan mata. Iklan untuk televisi dan media online harus perhatikan unsur narasi, gambar/foto, dan unsur suara.
Keenam, lengkapi dengan sound effect dan musik yang tepat. Ingat, setiap musik memiliki hak cipta sehingga harus hati-hati dalam penggunaannya. Kalau punya alat dan kemampuan membuat sound effect, buatlah musik kreasi sendiri. Sudah banyak software tentang musik. Atau rekam saja piano/organ atau gitar di studio Anda. Pilih narator dan voice over yang tepat. Sering mendengar iklan di radio atau media lain sangat membantu sebagai pembanding.
Ketujuh, pilihlah media yang tepat dan spesifik sesuai anggaran biaya. Misalnya, untuk media cetak apa, media elektronik apa, dan berapa biaya untuk setiap media. Besar kecilnya biaya iklan bergantung pada jenis media yang digunakan, besar kecilnya ruang (space), dan lamanya durasi waktu digunakan, juga bergantung pada jenis produk dan jasa yang diiklankan.
Yang juga masuk dalam kelompok advertensi adalah karikatur/kartun dan foto/gambar. Kartun adalah gambar lucu melukiskan kejadian di bidang apa saja, misalnya bidang politik, pemerintahan atau perilaku seseorang. Karikatur dibuat untuk melukiskan perilaku yang menjadi ciri khas seorang tokoh yang bisa menimbulkan simpati, bisa pula mendatangkan cemoohan.
Selanjutnya, foto/gambar dalam jurnalistik adalah paduan antara kata (words) dan gambar (picture) yang menghasilkan satu-kesatuan komunikasi bagi publik. Foto/gambar bisa dimasukkan dalam bentuk berita disebut berita gambar, bisa pula dalam bentuk iklan.
Ada beberapa jenis foto atau gambar dalam media massa, antara lain (1) Spot photo, yakni foto yang dibuat berdasarkan peristiwa mendadak yang tidak terduga-duga sebelumya, misalnya, foto waktu terjadi kecelakaan, kebakaran, dan perkelahian; (2) General news photo, yakni foto yang diabadikan dari peristiwa yang direncanakan, rutin dan biasa, temanya bermacam-macam, seperti acara politik, keluarga, pendidikan, dan humor; (3) Daily life photo, yakni foto tentang kehidupan sehari-hari seseorang atau sekelompok orang yang dipandang dari sisi manusiawi, misalnya, foto orang yang sedang bekerja keras, foto anak yatim yang meminta-minta di pinggir jalan, foto busung lapar; (4) Sport photo, yakni foto yang dibuat dari peristiwa olahraga yang menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal-hal lain di arena olahraga; (5) Science hand technology photo, yakni foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi; (6) Art and culture photo, yakni foto yang dibuat dari peristiwa seni budaya; (7) Social and environment photo, yakni foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya. *
Ende, Flores, 11 Maret 2022
Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende
Post a Comment for "Produk Jurnalistik: Berita, Ficer, Opini, dan Iklan"