Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal dan Menulis Opini

Kita tentu sudah terbiasa membaca surat kabar harian (koran), surat kabar mingguan (SKM), dan majalah. Kalau kita perhatikan, tulisan-tulisan yang terdapat di dalamnya dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni kelompok berita (news) dan  kelompok pendapat (views). Jenis tulisan kedua yang berisi pendapat (views) itulah yang dikenal umum dengan sebutan “artikel opini.”

Istilah artikel berasal dari bahasa Inggris article. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat KBBI), “artikel” diartikan sebagai “karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya” (KBBI, 2001, halaman 66). Sedangkan “opini” diartikan sebagai “pendapat, pikiran, pendirian” (KBBI, 2001, halaman  800). Dengan demikian, artikel opini adalah sebuah karya tulis lengkap yang berisi pendapat, pikiran atau pendirian seseorang yang dimuat dalam surat kabar atau majalah.

Dalam buku Mahir Menulis (2009, halaman 67-68), Mudrajad Kuncoro menyatakan, artikel opini adalah “tulisan yang menyajikan pemikiran, pendapat, ide, dan pandangan penulisnya tentang berbagai fakta dan kejadian.” Artikel opini biasanya diterbitkan dalam koran atau majalah. Karena tempatnya terbatas, artikel opini tidak terlalu panjang, hanya sekitar 4-6 halaman kuarto spasi ganda.

Menurut Slamet Soeseno dalam buku Teknik Penulisan Ilmiah Populer (1993, halaman 4), artikel opini adalah “tulisan tentang suatu masalah, berikut pendapat dan pendirian penulis tentang masalah itu.” Artikel opini seringkali disebut sebagai tulisan ilmiah populer. Slamet Soeseno juga membedakan artikel opini dengan artikel ilmiah.

Yang membedakan artikel opini dengan artikel ilmiah terletak pada dua hal. Pertama, artikel opini dimuat dalam surat kabar (koran) dan majalah berita, sedangkan artikel ilmiah dimuat dalam majalah ilmiah atau jurnal ilmiah. Kedua, artikel opini kadar keilmuannya longgar, disajikan dalam ragam bahasa ilmiah populer, sedangkan artikel ilmiah disajikan dalam ragam bahasa ilmiah, penuh istilah teknis keilmuan, membahas bidang keilmuan tertentu, dan mengikuti norma penulisan karya ilmiah.   

Kita di Provinsi NTT ini mempunyai peluang untuk mempublikasikan artikel-artikel opini kita lewat berbagai surat kabar yang terbit di NTT. Yang terbit di Ende, Flores, ada Flores Pos (milik SVD) harian kebanggaan orang Flores. Yang terbit di Kupang, ada Pos Kupang (Grup Kompas-Gramedia), Timor Express (Grup Jawa Pos), dan Victory News (Media Grup).

Daya Sihir Artikel Opini

Pada era globalisasi informasi dan komunikasi sekarang ini, artikel opini memiliki daya sihir atau daya pesona yang luar biasa. Artikel opini termasuk jenis tulisan favorit di berbagai media massa, baik media cetak maupun elektronik, digemari banyak pembaca di manapun di belahan dunia ini. Tulisan jenis artikel opini juga sangat efektif dalam menyebarluaskan gagasan atau pandangan kepada masyarakat umum tanpa dibatasi oleh status sosial dan tingkatan pendidikan.    

Menulis artikel opini di media massa sungguh membanggakan dan mendatangkan kepuasan batin yang tak dapat diukur dengan uang. Mereka yang tulisannya sering tembus media massa, apalagi media itu oplahnya besar dan jangkauan peredarannya luas, tentu dibaca banyak orang dengan beragam latar belakang sosial dan tingkat pendidikan. Wacana publik pun terbentuk setelah orang membaca artikel opini di media massa. Nama penulis artikel opini menjadi perbincangan publik karena si penulislah yang melemparkan pendapat pribadinya kepada publik.

Harus diakui, banyak tokoh dan cendekiawan di berbagai level, baik level lokal, regional, nasional maupun internasional menjadi terkenal bahkan sangat terkenal dan dihormati pada levelnya masing-masing, karena menulis artikel opini di media massa. Ini suatu fenomena universal dalam masyarakat modern yang terjadi di belahan dunia manapun pada saat ini.

Nama-nama beken tingkat nasional sangat dikenal luas karena menulis artikel opini di media massa nasional, seperti Ignas Kleden, Mudrajad Kuncoro, Boni Hargens, Goenawan Mohamad, Saldi Isra, William Chang, dan lain-lain. Di tingkat regional Provinsi NTT sejumlah nama dikenal karena sering menulis artikel opini, seperti Lasarus Jehamat, Paul Budi Kleden, Marsel Robot, Willem Berybe, Pius Rengka, Florianus Dus Arifian, Maria Matildis Banda, dan lain-lain. Para mahasiswa STFK Ledalero juga sering tampil di media massa cetak NTT karena menulis artikel opini.

Artikel opini juga dinilai sebagai cerminan tingkat peradaban, kecerdasan, dan keluasan wawasan seseorang. Banyak orang yang berusaha menjadi penulis, terutama penulis artikel opini. Artikel opini memang termasuk hasil kreativitas individu dalam masyarakat modern seperti sekarang ini.

Artikel opini dibutuhkan pada era sekarang ini. Artikel opini dapat menawarkan solusi atas masalah krusial yang tengah dihadapi masyarakat. Artikel opini bisa menyatukan pendapat yang berbeda, bisa pula mengundang kontroversi atau perbedaan pendapat. Artikel opini bisa mendatangkan perdamaian antara sesama, bangsa, dan negara, bisa pula menyulut perpecahan, peperangan. Artikel opini bisa mengalahkan pedang, senjata, bom, dan alat perang lainnya. Ingatlah ungkapan: “Pena bisa lebih tajam daripada pedang!” Pena maksudnya tulisan atau artikel.

Ciri Khas Artikel Opini

Kalau Anda berminat untuk menjadi penulis artikel opini, perhatikan ciri khas artikel opini yang perlu Anda perhatikan dengan sungguh-sungguh. Dengan mengetahui ciri khas artikel opini, Anda kiranya terdorong untuk mulai menulis artikel opini di media massa. Adapun ciri khas artikel opini antara lain sebagai berikut.  

Pertama, lugas. Lugas artinya mengenai hal yang pokok-pokok saja atau yang perlu-perlu saja. Dalam artikel opini, kalimat yang digunakan adalah kalimat sederhana, tanpa basa-basi, yang pokok-pokok saja, yang maknanya mudah dimengerti oleh para pembaca umum tanpa menimbulkan pengertian yang lain.

Kedua, tuntas. Tuntas artinya selesai semuanya. Dalam  artikel opini, topik yang menjadi inti pembahasan dikemukakan secara tuntas, selesai, dan menyeluruh, tidak ada lagi yang tersisa. Misalnya, artikel tentang bahaya narkoba dilihat dari aspek tertentu. Uraian tentang bahaya narkoba dari aspek itu harus selesai. Setelah membaca artikel itu orang tidak perlu bertanya-tanya lagi tentang masalah tersebut.

Ketiga, logis. Logis artinya sesuai dengan logika, dapat diterima akal sehat. Dalam  artikel, seluruh pembahasan harus logis, dari awal sampai akhir, dapat diterima akal sehat. Logis menunjukkan, setiap artikel mengandung pengertian yang lengkap, disusun secara sistematis. Kelogisan sebuah artikel opini menggambarkan tingkat kecerdasan sang penulisnya.     

Keempat, objektif. Objektif artinya mengenai keadaan yang sebenarnya, tidak dikarang-karang. Dalam artikel opini, informasi, data, dan fakta yang digunakan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Ciri artikel yang objektif haruslah berlandaskan pada informasi, data, dan fakta atau kenyataan sebenarnya.

Kelima, cermat. Cermat artinya teliti dengan saksama. Dalam artikel opini, penulis harus cermat, teliti dengan cermat segala sesuatu yang disampaikannya. Kecermatan tidak hanya pada substansi isi, tetapi juga kecermatan redaksional tulisan. Tidak terdapat plagiasi (penyontekan) dan copy paste (ambil alih) artikel orang lain.

Keenam, jelas dan padat. Dalam artikel opini, bahasa yang digunakan jelas dan padat. Orang yang membacanya dapat langsung memahami isi artikel itu tanpa harus berpikir lama-lama. Jelas dan padat ini sangat ditentukan oleh kecermatan penggunaan unsur-unsur bahasa. Unsur-unsur bahasa itu, meliputi penggunaan ejaan, penggunaan kata, penyusunan kalimat, paragraf, ungkapan, dan kutipan.

Jenis-Jenis Artikel Opini 

Secara garis besar, artikel opini yang dimuat dalam surat kabar dan majalah berita, dibagi menjadi dua jenis, yakni artikel opini umum dan artikel opini khusus. Artikel opini umum ditulis oleh masyarakat umum, dari mana dan oleh siapa saja, yang dikirim ke redaksi media massa untuk dipublikasikan. Artikel opini khusus ditulis oleh orang-orang khusus, baik orang dalam media itu maupun orang luar. Artikel opini khusus terdiri atas beberapa jenis, antara lain editorial, esai, kolom, dan resensi.       

Masyarakat umum menyebut artikel opini umum dengan “artikel opini” bahkan “opini” saja. Pada setiap artikel opini umum tercantum nama penulis, identitas singkat penulis, terkadang dengan pasfotonya.

Harian Kompas (terbitan Jakarta), artikel opini terdapat pada halaman 6 dan 7, berdampingan dengan Tajuk Rencana (editorial) dan Surat Kepada Redaksi (surat pembaca). Harian Pos Kupang (terbitan Kupang, NTT) artikel opini pada halaman 4 berdampingan dengan Salam (editorial) dan Hotline Public Service (surat pembaca). Harian Victory News (terbitan Kupang) artikel opini pada halaman 4 bersama dengan News Forum (surat pembaca). Sedangkan Flores Pos (terbitan Ende, Flores, NTT) artikel opini pada halaman 12 bersama Bentara (editorial) berdekatan dengan Aspirasi (surat pembaca) halaman 13, terkadang muncul pada halaman 10, rubrik Serbaneka atau rubrik Sastra.

Artikel opini umum biasanya tidak terlalu panjang, sekitar 3-4 halaman folio, 1,5 spasi, besar huruf 12, atau 4-6 halaman folio 2 spasi, besar huruf 12. Ada surat kabar dan majalah berita yang mencantumkan ketentuan panjang artikel opini yang diterimanya, misalnya 600 kata, 750 kata, 1.000 kata, atau 1.500 kata. Misalnya, Pos Kupang mencantum ketentuan panjang artikel 600 kata, Flores Pos dan Victory News 1.000 kata.

Selanjutnya artikel opini khusus. Artikel opini khusus ditulis oleh orang-orang khusus, baik orang dalam media itu maupun orang luar. Artikel opini khusus terdiri atas beberapa jenis, antara lain editorial, esai, kolom, dan resensi.

Pertama, artikel opini khusus editorial. Biasa disebut editorial saja. Editorial berisi pandangan atau pendapat media (pimpinan redaksi media) tersebut mengenai suatu pokok masalah (KBBI, 2001, halaman 284). Editorial merupakan artikel utama sebuah media yang berisi pandangan redaksi terhadap peristiwa atau isu penting menyangkut kepentingan masyarakat banyak.

Dalam editorial biasanya diungkapkan adanya masalah aktual, penegasan akan pentingnya masalah itu, pandangan redaksi tentang pemecahan masalah, kritik, dan saran atas permasalahan, serta harapan akan peran serta para pembaca (Ariwibowo, 2009). Editorial yang ditulis pihak redaksi mewakili pandangan redaksi dan sikap resmi media bersangkutan.

Artikel editorial Kompas bernama Tajuk Rencana terdapat pada halaman 6, Pos Kupang bernama Salam pada halaman 4, Victory News bernama Editorial pada halaman 1, harian Flores Pos bernama Bentara pada halaman 12.

Kedua, artikel opini khusus esai. Biasa disebut “esai” saja. Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (KBBI, 2001, halaman 308). Artikel jenis esai ini biasanya mengulas hal-hal yang berkaitan dengan seni dan budaya, misalnya seni sastra, seni musik, seni tari, dan seni drama. Esai mengutarakan perasaan, kesan, keinginan, dan sikap terhadap suatu masalah yang menarik perhatian penulis esai (esais).

Sebagian besar esai, kalau diperhatikan, penyajiannya bergaya sastra. Penempatan esai biasanya berdampingan dengan rubrik seni dan budaya yang dinilai rubriknya para seniman (budayawan). Pada harian Kompas, artikel opini esai dimuat pada halaman 20 edisi hari Minggu, satu halaman dengan cerita pendek yang merupakan salah satu genre karya sastra. 

Ketiga, artikel opini khusus kolom. Biasa disebut “kolom” saja. Kolom adalah bagian khusus dalam surat kabar atau majalah yang ditulis orang khusus yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Penulis kolom disebut kolumnis. Harian Kompas memiliki kolom Politik Ekonomi yang biasa diisi Budiarto Shambazy dan James Luhulima, dan kolom Olahraga biasa diisi oleh Anton Sanjoyo.

Artikel opini jenis kolom mirip dengan esai atau artikel opini umum, hanya artikel kolom lebih pendek, meskipun ada juga yang panjang. Penulisan kolom tidak menggunakan struktur tertentu, bisa langsung ke inti permasalahan. Judul kolom juga biasanya singkat, tetapi menarik dan menggelitik.

Keempat, artikel opini khusus resensi. Biasa disebut “resensi” saja. Sebagian surat kabar edisi Minggu menyediakan rubrik resensi. Pada awalnya resensi ini khusus mengulas sebuah buku, disebut resensi buku. Dalam perkembangannya resensi tidak hanya mengulas buku, juga mengulas musik, lagu, film, sinetron, dan drama, sehingga disebut resensi musik, resensi lagu, resensi film, resensi sinetron, dan resensi drama.

Harian Kompas edisi Minggu memuat resensi buku pada halaman 22 bersama dengan puisi, Victory News edisi Minggu pada halaman 7. Selain mengulas isi buku, resensi juga mengangkat keunggulan dan kekurangan sebuah buku. * 


Oleh Yohanes Sehandi
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Flores, Ende

(Telah dimuat tabloid Berita SMK, terbitan SMK Kabupaten Ende, edisi Mei 2016)


Post a Comment for "Mengenal dan Menulis Opini"